TBW; 09🥀

334 40 84
                                    

• LavenderWriters Project VI •

• The Best Way © Kelompok 3 •

• Part 09 By : Ayslsbllaa_

• Rabu, 27 Januari 2021 •

---

H A P P Y  R E A D I N G

"Apakah ini semua bukan hasratnya untuk memang benar-benar mencintaiku? Apapun itu, usaha menjadi jalan pertama bagiku untuk mendapatkan hatinya." – Razzan Maheswara.

---

Di tengah munculnya cahaya fajar pagi, Dania tengah terbangun di saat pagi yang masih dipenuhi mega merah ini. Terlihat wajah Razzan yang nampak sangat lesu. Dania pun bangun dari tempat tidurnya.

"Gue ke penjual sayur aja lah ya," gumam Dania yang hendak pergi membeli sayur untuk sarapan pagi ini.

Dania mengambil cardigan biru yang ia disampirkan di dekat sofanya.

Hendak menutup pintu rumahnya, ia melupakan sesuatu. Pamitan. Ya, dia belum pamitan dengan suaminya. Walaupun itu hal yang tidak diharapkan, bagi Dania ini wajib karena sekarang ia telah menjadi istrinya.

Dania memandangi wajah Razzan yang terlihat sangat lesu, Dania tidak tega membangunkannya. Akhirnya, Dania menulis surat kecil dan diletakkan di meja lampu.

Razzan, gue mau izin pergi dulu ke tukang sayur. Biar nggak usah ke supermarket, ntar siang aja ke supermarketnya.

Dania.

"Oke, beres."

Dania menyusuri tepi jalan raya yang kini masih sepi pengendara. Manik matanya menyorot tukang sayur dan beberapa ibu-ibu di seberang jalan raya. Lalu, Dania menghampiri mereka yang ada di sana.

"Wah, Mbak baru ya di sini?" tanya salah satu Ibu-ibu yang juga sedang berbelanja.

"Iya, Bu," jawab Dania seraya tersenyum kecil.

"Pak, ini belanjaan saya, ya," ucap Dania setelah memilih beberapa sayuran dan memberinya ke tukang sayur itu untuk dihitung. Lalu, ia pulang membawa dua kantong belanjaan yang isinya sayuran dan juga lainnya.

Meski Razzan bukan lelaki yang diharapkannya, tentu saja ia suaminya. Begitu juga untuk kebutuhan lahir dan batin. Seperti ibu rumah tangga lainnya yang menafkahi suaminya dengan cara memasak ataupun hal kecil lain. Tetapi, untuk batin … sedang diusahakan oleh Dania.

•••

Razzan yang tengah terbangun dari tidurnya, meraba raba seorang di sampingnya mengapa tidak ada. Lalu, ia membuka matanya dan sempat kaget dengan tidak adanya Dania.

Ia mendapati surat yang ditulis Dania tadi. Razzan tersenyum saat membaca surat itu.

'Setidaknya, kamu sudah menghormati saya, Dania,' batin Razzan senang ketika ia merasa dihormati oleh Dania.

Razzan keluar dari kamarnya, celingukan mencari Dania. Tapi ternyata ia belum pulang.

Cklek!

Suara pintu sedang dibuka. Tentu saja itu Dania yang baru saja pulang.

"Eh, lo udah bangun?" tanya Dania.

"Yang kamu lihat?" bukan menjawab, tapi Razzan balik bertanya sambil nyengir kuda.

"Iya … iya. Mandi aja dulu, gue mau masak," suruh Dania.

03; The Best Way✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang