TBW; 37🥀

349 26 69
                                    

• LavenderWriters Project VI •

• The Best Way © Kelompok 03 •

• Part 37 By: Imah224

• Kamis, 25 Februari 2021 •


---

H A P P Y  R E A D I N G

"Hatiku memang sudah jadi milikmu, tapi saat kepercayaanku kau khianati, ada sesuatu yang hilang dalam diriku. Aku ingin kita baik-baik saja, menjalani hidup seperti orang lain. Namun, begitu banyak prahara yang menerpa rumah tangga kita." — Razzan Maheswara.

---

Sesampainya di rumah, Razzan masuk lebih dulu, meninggalkan Dania yang masih berada di dalam mobil. Razzan tak lagi membukakan pintu mobil seperti biasanya. Ia turun dari mobil tanpa memperdulikan Dania.

Dania benar-benar sangat cemas. Razzan bisa berubah secepat ini. Baru saja ia bisa berdamai dengan keadaan, malah sekarang muncul lagi masalah. Dania sudah bertekad untuk mempertahankan rumah tangganya. Ia ingin bahagia bersama Razzan. Justru kehadiran Rega yang dulu sangat ia harapkan, malah menghancurkan kebahagiaan yang baru saja didapatnya.

Dania menyusul Razzan. Ia menuju ke kamarnya.

"Zan, kamu mau mandi? Biar aku siapin air dulu ya," ucap Dania saat melihat Razzan melepaskan jasnya.

"Gak perlu, saya bisa sendiri," sahut Razzan dengan ekspresi datar. Lantas, ia langsung menuju kamar mandi tanpa menghiraukan Dania lagi.

Dania takut kalau Razzan seperti ini. Ia khawatir. Ia tak ingin kehilangan Razzan. Karena di hatinya yang terdalam, rasa cinta itu sudah muncul perlahan.

Dania duduk di atas ranjangnya. Mungkin ia perlu menenangkan diri. Begitu juga dengan Razzan. Sudah pasti Razzan sangat kecewa padanya. Dania sudah ingkar janji dan mengkhianati kepercayaan Razzan. Dania juga telah menyia-nyiakan kesempatan yang Razzan berikan untuknya.

"Kenapa gue bisa seceroboh ini, sih. Ngapain juga musti ngajakin Rega ketemuan langsung. Gue gak nyangka, Rega senekat itu. Sampai berani meluk gue lagi. Razzan kok bisa tiba-tiba dateng, ya? Katanya dia mau ke Tangerang. Kenapa bisa tiba-tiba nongol di cafe? Apa dia ngikutin gue? Tapi buat apa? Atau dia masih belum percaya sama gue. Duh, gue kok jadi menduga-duga gini sih," gumam Dania dalam keputusasaannya.

"Gak perlu mikirin itu. Yang terpenting sekarang gimana caranya gue bisa baikan sama Razzan," lanjutnya lagi.

••••

Sarapan pagi ini benar-benar terasa membosankan. Razzan sama sekali tak mau berbicara pada Dania sejak pulang kemarin. Laki-laki itu mendiamkan Dania. Bahkan tadi malam pun, mereka tidur dengan saling memunggungi. Saat Dania memulai pembicaraan, Razzan malah sengaja menjauh. Hingga sekarang, Razzan masih tak mau bicara padanya.

"Mbok, Razzan mau berangkat dulu. Tolong beresin, ya." Razzan bangkit dari tempat duduknya. Ia melihat Dania sekilas, kemudian langsung memalingkan wajahnya. Tanpa berpamitan pada Dania, ia pun meninggalkan meja makan.

Dania menghela napas berat. Selama dua bulan pernikahan mereka, Razzan tak pernah memperlakukannya seperti ini.

"Neng sama Aden lagi marahan? Tumben-tumbenan si Aden gak pamit sama Neng Dania," celutuk mbok Ijah.

03; The Best Way✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang