TBW; Ending🥀

684 23 59
                                    

• LavenderWriters Project VI •

• The Best Way © Kelompok 03 •

• Part Ending By: Awliyaslv_ Imah224

• Senin, 08 Maret 2021 •

---

H A P P Y  R E A D I N G

"Mimpi terburukku adalah disaat kamu pergi dan tak akan pernah kembali lagi." — Dania Lalisa Permadani.

---

Langkah Dania melambat kala ia melihat tubuh seorang laki-laki sudah terbujur kaku di atas ranjang rumah sakit, dengan kain putih yang menutupinya. Kepalanya menggeleng pelan, mencoba untuk tidak mempercayai apa yang terjadi sekarang. Lalu ia menatap wanita paruh baya di sampingnya, nanar.

"Ma, kayaknya kita salah ruangan, deh. Ini bukan ruangan Razzan. Kita keluar aja, ya? Kita tanya suster lain. Pasti Razzan udah dipindahin ke ruangan lain. Yuk, Ma!" ajak Dania yang hendak berbalik arah, tetapi langsung dicegah oleh Ajeng.

Dipegangnya kedua bahu Dania. "Sayang, kita gak salah. Itu emang Razzan. Dia udah gak ada."

"Gak!" Dania menepis tangan mamanya kasar. "Razzan gak akan mungkin ninggalin Dania. Itu bukan Razzan, Ma! Tapi orang lain," lanjutnya bersikukuh.

Ajeng yang melihat putrinya masih belum menerima kenyataan pun meneteskan air mata. "Sayang, jangan kayak gini. Kamu harus bisa terima semuanya."

Dania tetap menggelengkan kepalanya. "Aku bakal buktiin ke Mama, kalau dia bukan Razzan."

Dania berjalan cepat mendekati jenazah tersebut. Tangannya bergerak meraih kain putih yang menutupi tubuh jenazah. Sebelum benar-benar membukanya, Dania memejamkan matanya sejenak. Bukan Razzan, batinnya terus-menerus.

Sampai akhirnya, dengan tubuh yang bergetar, Dania memberanikan diri untuk menyingkap kain putih tersebut.

DEG.

Semua keyakinan yang ia tunjukkan pada Ajeng tadi, seketika sirna. Tubuhnya luruh ke lantai, kala wajah Razzan yang ia dapati di sana.

"Gak, ini pasti bercanda" gumamnya dengan mata berkaca-kaca.

Ajeng yang tidak tega melihat keadaan Dania sekarang, langsung merengkuh putri bungsunya itu kuat-kuat.

"Ma, bangunin Razzan sekarang. Bilang sama dia, bercandanya gak lucu," ucap Dania mencoba memberontak dari rengkuhan Ajeng.

"Dania ... istighfar, Sayang. Razzan gak akan tenang di atas sana, kalau kamu kayak gini."

Tangis Dania pecah seketika. Tangannya mencengkram kuat tepi brankar, lalu menghapus air matanya kasar. Susah payah ia bangkit.

"Zan, bangun! Kamu cuma bercanda, kan? Zan ... RAZZAN, BANGUN!" teriak Dania sembari menggoyangkan tubuh Razzan, berharap sang suami membuka matanya.

"Dania ... kamu tenang, Sayang. Inget, kamu lagi hamil." Namun, Dania sama sekali tak menghiraukan ucapan mamanya.

Di kepalanya, hanya ada Razzan, Razzan, dan Razzan.

Karena teriakan Dania yang cukup kuat tadi, beberapa orang yang menunggu di luar ruangan pun berlarian masuk.

"Abi, bantuin Mama!" seru Ajeng yang merasa kewalahan menghadapi Dania.

Tanpa banyak bicara, Abimanyu berlari dan turut memegangi adiknya. "Dek, udah!"

03; The Best Way✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang