TBW; 20🥀

374 33 95
                                    

• LavenderWriters Project VI •

• The Best Way © Kelompok 03 •

• Part 20 By : mahaarrr &Awliyaslv_

• Selasa, 09 Februari 2021 •

---

H A P P Y  R E A D I N G

"Akankah rasa asing itu mampu menggeser namanya dari hati dan juga benakku?" — Dania Lalisa Permadani.

---

"Dania, udah samp—" ucap Razzan terhenti. Ternyata perjalanan selama dua puluh lima menit mampu menidurkan macan lapar. Tangan Razzan terulur untuk menyibak muka Dania yang tertutup rambut. "Capek banget, ya?"

Sepulang makan siang tadi mereka memutuskan untuk langsung pulang. Razzan yang sudah tak ada jadwal meeting dan Dania yang capek. Lalu Razzan menggendong istrinya sampai kamar dengan posisi Dania yang tetap pulas.

"Istirahat yang nyeyak ya, Sayang." Razzan menyempatkan untuk mengecup kening Dania sebelum meninggalkannya sendiri.

••••

Senja mulai datang dan kumandang adzan maghrib membangunkan Dania. Tapi ibarat kasur menarik Dania, ia sangat malas untuk bangun.

"Dania, bangun dulu. Udah maghrib," titah Razzan. Ia baru selesai sholat dan masih lengkap dengan peci dan sarungnya.

"Eemmhhh ...," lenguhnya.

"Dania—"

"Astaga! Gue tembus!" panik Dania kala melihat bercak darah di kasur.

"Tembus?" beo Razzan yang masih belum mengerti.

"Ck, harus banget gue jelasin?" kesal Dania.

Dahi Razzan yang awalnya mengernyit, sekarang telah berubah setelah ia paham maksud dari perkataan istrinya.

"Ah, maaf. Ya udah, kamu bersih-bersih, gih. Masih punya stok pembalutnya, kan?" Pertanyaan Razzan di akhir kalimat, membuat wajah Dania memerah. Ia belum terbiasa diperlakukan seperti ini, oleh seorang lelaki.

"M-masih, kok." Dania yang malu, langsung ngibrit ke kamar mandi usai mengambil perlengkapan wanitanya. Razzan hanya tersenyum dan menggelengkan kepala melihat tingkah istrinya.

Selesai Razzan mengganti seprei, ia langsung menyiapkan baju ganti Dania dan menaruhnya di atas ranjang.

"Dania, baju gantinya saya taruh di atas ranjang."

"Iya! Udah, lo keluar sana!" sahut Dania.

Tanpa ingin membantah, Razzan pun berjalan keluar kamar. Namun, langkahnya terhenti saat mendengar dering ponsel Dania di dalam tas. Razzan hanya berhenti sejenak, dan melanjutkan langkahnya keluar.

Razzan tak mau ikut campur urusan Dania. Ia berusaha berpikir positif. Mungkin itu telepon dari klien.

••••

Jam dinding baru menunjukkan pukul 03.30 WIB. Dania terbangun kala perutnya tiba-tiba terasa begitu nyeri. Sesekali Dania merintih kesakitan, sambil meremas perutnya.

Razzan yang merasa terusik pun akhirnya ikut terbangun.

"Dania, kamu kenapa?" tanya Razzan khawatir.

03; The Best Way✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang