TBW; 42🥀

366 25 70
                                    

LavenderWriters Project VI •

• The Best Way © Kelompok 03 •

• Part 42 By : NabilaFahmi &Awliyaslv_

• Minggu, 28 Februari 2021 •

---

H A P P Y  R E A D I N G

"Berhenti bersikap kekanakkan. Jika ada salah paham, jalan keluarnya adalah diskusi. Bukan menyimpan perasaan curiga dan mengambil kesimpulan sendiri."
— Natania Maheswari.

---

"Mau apa lagi kamu ke sini?"

Suara Razzan sukses mengalihkan seluruh pasang mata yang ada di sana.

"Pak, saya mau bicara berdua sama Pak Razzan. Bisa 'kan, Pak?" ucap Caramel tidak tahu malu. Padahal Razzan sudah memecatnya kemarin, dan berita tersebut juga sudah menyebar di seluruh penjuru kantor. Lihat saja, dari semua karyawan yang ada di sana, tak ada satupun yang menatap Caramel dengan tatapan kasihan.

Semuanya memasang wajah muak dan jijik.

"Saya tidak punya waktu. Jadi lebih baik kamu pergi! Jangan buat keributan di kantor saya," ucap Razzan yang kemudian berjalan melewati Caramel.

Namun, langkahnya harus terhenti ketika Caramel kembali berbicara.

"Pak! Apa Bapak lupa? Saya sudah bekerja keras untuk perusahaan ini, Pak! Kenapa Bapak tega mecat saya? Saya salah apa sama bapak?" ucap Caramel sambil berpura-pura menangis agar Razzan mengasihaninya untuk kembali bekerja.

Razzan berbalik dan menatap tajam mantan sekretarisnya. "Harusnya kamu sadar Caramel. Saya mempekerjakan kamu di sini, sebagai seorang sekretaris, itu untuk membantu saya mengurusi perusahaan. Bukan untuk mengurusi kehidupan rumah tangga saya!" sarkasnya.

"Saya kayak gitu, karena peduli sama Pak Razzan!" bela Caramel masih dengan air mata buayanya.

"TAPI SAYA GAK BUTUH RASA PEDULI KAMU!" sentak Razzan mengejutkan semua orang.

Tidak biasanya Razzan bersikap seperti ini. Di mata para karyawannya, Razzan dikenal sebagai sosok pemimpin yang ramah tapi juga tegas. Baru kali ini, Razzan meluapkan emosinya di depan banyak orang.

"Dan asal kamu tau, gara-gara kamu ... saya hampir kehilangan istri dan calon anak saya," lanjut Razzan.

DEG.

Fakta yang diungkap oleh Razzan, sukses membuat Caramel terperangah.

"Kamu ... perempuan paling menjijikkan yang pernah saya temui!" Cukup, setelah menampar mantan sekretarisnya dengan kalimat tajamnya, Razzan langsung melenggang pergi meninggalkan area kantor.

Tangan Caramel mengepal kuat, air mata buayanya berubah menjadi tangisan nyata. Perkataan Razzan cukup menginjak harga dirinya.

Bukannya merasa iba, orang-orang di sana malah menggunjing Caramel tepat di depan perempuan ular itu.

"Cih, gak tau malu."

"Kalau gue yang digituin sama bos, mungkin gue bakalan kena mental breakdance, deh."

"Iya, gak tau diri banget. Berasa nyawanya sembilan kali, ya. Sampe berani ganggu rumah tangganya pak Razzan sama bu Dania."

"Biasalah, urat malunya udah putus."

03; The Best Way✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang