Mereka berdua berdiri menatap bangunan kumuh di depannya, dinding yang terbuat dari anyaman bambu kini terlihat sudah termakan rayap, atap dari daun kelapa bertumpuk tebal yang sebagian sudah rusak.
Anna menginjakkan kakinya perlahan menapak di lantai tanah itu, kepalanya menengok kekanan dan kekiri mencoba melihat sekitarnya. Ayu mengikuti Anna ia berjalan tertatih tatih keliling memutari rumah gubuk yang seharusnya sudah tidak layak dihuni manusia manapun, ia berhenti di pintu utama rumah itu kemudian secara perlahan mengetuknya mencoba meyakinkan bahwa rumah ini milik seseorang atau bukan.
Tok
Tok
TokAnna terkejut, ia segera berdiri di samping Ayu dan menatapnya tajam
"Hey, jangan sembarangan mengetuk pintu rumah orang Jika didalam ada mahkluk seperti tadi bagaimana?" Sentak Anna kepada Ayu.Ayu menurunkan tangannya wajahnya kini terlihat semakin pucat pasi, ia menundukkan kepala
"Jika iya, apa kita akan dimakan hidup hidup?" Tanya Ayu sembari menatap pintu ituAnna mengendurkan lekuk bibirnya, alisnya berkerut sedih
"Mungkin saja disini akhirnya perjalanan kita" kata AnnaAyu berjalan pelan mendekati sebongkah kayu panjang yang terbentang di teras rumah itu, ia mendudukan pantatnya sembari memeriksa kakinya yang penuh luka gigitan tadi, sementara Anna terdiam menatap langit malam yang dihiasi embun hitam tanpa timbulnya cahaya sedikitpun hanya saja senter kecil itu masih bisa menemani mereka, keheningan terjadi begitu saja saat keduanya fokus pada pikiran masing masing tiba tiba sebuah suara deritan mengejutkan mereka.
Anna membalikkan tubuhnya, ia melotot dan menganga tak percaya melihat pintu utama rumah itu terbuka lebar dengan sendirinya. Tak berbeda dengan Anna, Ayu juga terkejut dan berdiri dari duduknya menghampiri Anna
"Apakah si tuan rumah ada didalam?" Tanya Ayu
Anna menggelengkan kepalanya tidak tahu, ia mengarahkan senter kecilnya kepintu itu dan terlihatlah suasana didalam rumah yang begitu gelap dan seram seakan akan setan lah pemilik rumah ini, perabotan kendi berjejer diatas meja tua yang usang.
hujan yang tadi deras kini mulai sedikit reda, suara air hujan menyentuh atap rumah tua ini bagai musik kalbu di malam hari buta seperti ini.
Anna melangkah dengan kaki bergetar mendekati pintu itu, rasa penasarannya mengalahkan rasa takutnya. Sementara Ayu memeluk erat tubuh Anna yang berada disampingnya, ia melihat sekeliling yang tampak masih gelap dan sepi
Anna dan Ayu memantapkan nyalinya, mereka masuk kedalam rumah itu dan melihat segala isi rumah usang yang berantakan, di setiap penjuru rumah kecil itu ada sebuah ruang tanpa pintu hanya dinding bambu yang terbelah sebagai pintunya, Anna mengarahkan senternya kesana dan melangkah mendekat ke ruangan itu, Ayu yang sedari tadi mengawasi sekeliling merasa menginjak sesuatu yang keras di kakinya, ia memanggil Anna dan menyuruh gadis itu untuk menerangi kakinya yang tadi menginjak sesuatu, Anna terkejut dan melompat kaget saat melihat sesuatu yang diinjak Anna
"Apa itu Anna? Aku tidak melihatnya dengan jelas" kata Ayu panik dan takut
"Tulang manusia" kata Anna cepat berhasil membuat Ayu terdiam kaku, otaknya mencerna banyak sekali hal tentang tulang itu
"Apa jangan jangan kakek tua itu udah mati Ann!!" Teriak Ayu
Tubuh Anna bergetar, matanya berlinang cairan bening dan luruh begitu saja, ototnya lemas tak berdaya seakan akan semua perjuangannya kesini sia sia, tak ada yang bisa menebak apa maksud dari teror leak itu, sekarang hanya dia dan Ayu yang akan meratapi nasib sebagai anak gadis sial.
Ayu bangkit dan menarik Anna
"Ayo kita pulang!" Ajak AyuAnna bangkit, ia menghapus air matanya, dan untuk sekali lagi ia mengarahkan senternya ke tulang belulang itu. Ada hal aneh yang terlihat dari tumpukkan tulang itu, Anna semakin mengamatinya seakan akan ia terhipnotis untuk tetap melihat rinci tulang belulang itu sementara Ayu yang tadi hanya berdiri kini ikut menatap tulang itu, ia bisa melihat keanehan pada bentuk wajah dan postur tulang tua itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Teror Leak (Selesai✔)
Terror"A-Ayu..yu" panggil Anna terbata bata, tangannya mencengkram erat tangan Ayu yang kini tengah mengikuti arah pandangan Anna tubuh mereka terasa kaku saat melihat kobaran api menjilat jilat di area kuburan dengan seseorang yang menari nari sembari me...