Hari ini adalah hari tumpek wayang yang jatuh pada hari sabtu, tumpek wayang ini adalah salah satu hari suci umat hindu, biasanya masyarakat hindu bali melakukan persembahan kepada Tuhan dengan menghanturkan banten ke setiap pura.
Begitu pula yang dilakukan kedua gadis desa yang sama sama memiliki paras cantik dan anggun ini, Ayu dan Anna mereka berencana akan pergi kesalah satu pura di desanya, sesampainya disana seperti biasa mereka akan membersihkan tempat itu terlebih dahulu.
Kali ini mereka tak hanya berdua, kedua orang tua Ayu dan Anna ikut melaksanakan persembahan, mereka pun melaksakan persembahan secara bersama.
Selama menjalankan persembahan Ayu tak bisa memejamkan matanya karena setiap kali ia mencoba memejamkan matanya sebuah wajah mengerikan muncul dalam kegelapan matanya, hal itu membuat ia gelisah dan merasa kepanasan
"Shhh" ia mendesis sembari menutup wajahnya dengan kedua tangan
Bapak Ayu yang melihat itu segera menghentikan persembahannya dan menghampiri anak gadisnya yang tengah menunduk menutup wajahnya
"Ayu, kamu kenapa nak?" Tanya bapaknya sedikit panik takut jika demam Ayu meningkat lagi
Ayu menggeleng seraya terus mendesis menahan panas yang membara ditubuhnya
"Bapak panas pak" katanya dengan mata tertutup
Semua orang yang menyaksikan kejadian tersebut mendadak dilanda kebingungan, sebab cuaca pagi ini dibilang sangat sejuk, matahari belum sepenuhnya terbit di ufuk timur, tapi kenapa Ayu justru merasakan panas.
Anna mendekati Ayu sesekali ia melirik kearah ibu Ayu yang tengah melaksanakan persembahan tanpa memperdulikan keadaan anaknya
"Ayu buka matamu" kata Anna sembari menepuk pipi tirus Ayu
Ayu menggenggam tangan Anna
"Tolong aku, disini panas" kata Ayu lagi dengan sedikit berteriak dan sedetik kemudian ia berhenti berteriak namun tubuhnya merosot ketanahAnna kembali ikut panik saat Ayu tiba tiba pingsan, semua orang disana langsung membawa Ayu ketempat duduk bambu panjang yang di sediakan disana, mereka merebahkan Ayu yang sedang tak sadarkan diri
Ibu Asih selaku ibu Ayu menatap anaknya dalam diam, matanya tak pernah berkedip sama sekali, di raut wajahnya terlihat sedikit penyesalan yang amat mendalam
Anna menghampiri bu Asih
"Bu, ada apa dengan Ayu?" Tanya Anna pelan, Bu Asih menatap Anna dengan mata sayu dapat Anna lihat jika setetes air mata tergenang di pelupuk mata bu Asih membuat Anna terdiamBu Asih menggeleng
"Kita liat seberapa ia mampu mengendalikannya" kata bu Asih membuat Anna mematung dengan pikiran melayang entah kemana, ia tidak mengerti sama sekali.Hening, itu yang terjadi, namun tiba tiba teriakan melengking keluar dari mulut gadis yang tak sadarkan diri tadi membuat semua orang menoleh dan terkejut mendapati Ayu terbangun dari pingsannya, ia duduk dengan mata terpejam seraya berteriak dengan tangan meremas rambutnya.
"Aaaaa! Panas!, tolong aku ibu" teriaknya, bu Asih segera menghampiri Ayu dan mengusap wajah anaknya
Ayu menangis tapi diiringi kekehan menyeramkan dari mulutnya, semua orang yang ada disana menatap bingung kearah Ayu
"Panas!, dia menyeramkan, pergi!!" Teriak Ayu semakin kencang
Pak Hendry selaku bapak Anna segera memanggil pendeta di pura dan menyuruh memberikan Ayu air suci.
Pendeta itu segera meneteskan air suci itu kewajah Ayu sembari mengucapkan ayat ayat suci, hal itu membuat Ayu semakin berteriak kencang dan terkekeh seram
"Panas!,hahahaha!"
"Tolong panas ibu!!!"
"Panas!!"
"Ahhhhh"
Teriaknya membuat semua orang bergidik ngeri, Anna yang sedari tadi menyaksikan sahabatnya kerasukan itu kembali mengingat kejadian kemarin dimana Ayu mengatakan jika ia sempat di teror mahkluk mengerikan dan hampir memuntahkan darah ke mulutnya
Jangan jangan, di dalam tubuh Ayu mahkluk itu telah bersemayam" batin Anna
"Keluarkan aku!!"
"Tolongg Anna, dia mencekik leherku!!"
"Panass"
"Keluarkan aku"
Teriak Ayu dengan suara berubah ubah, semula ia berkata seolah olah itu dirinya, namun sedetik kemudian ia berkata seram seolah olah itu bukan dirinya.
"Oekk, oekk" Ayu memuntahkan sesuatu yang ada di perutnya setelah pendeta itu mengusap usap kepalanya
"Aaaaaa" teriak Ayu lagi
"Oekk,oekkk" ia kembali muntah namun kali ini ia memuntahkan darah hitam legam yang cukup banyak
Semua orang segera menggenggam erat Ayu yang masih memuntahkan darah itu dengan deras dari mulutnya
"Oekkk, keluarkan aku!!,oekk"
Muntahan terakhir keluar gumpalan darah tebal dari mulutnya, pendeta yang melihat itu memejamkan matanya seraya menggeleng pelan seolah mengerti hal yang di alami Ayu
Sementara bu Asih sibuk mengelus punggung anaknya dengan pandangan kosong kedepan, Anna yang juga melihat Ayu memuntahkan darah itu semakin yakin jika hal ini ada kaitannya dengan kejadian yang menimpa sahabatnya itu.
Setelah selesai, kini keadaan Ayu berangsur membaik, ia segera dibawa kerumah oleh keluarganya, Anna yang ingin menghampiri temannya itu di urungkan oleh bapaknya
"Biarkan Ayu istirahat, kamu pulang ya nanti sore kita jenguk Ayu" kata bapaknya membuat Anna harus menurut
"Pak, apa mungkin Ayu dirasuki iblis ya?" Tanya Anna tiba tiba membuat bapak dan ibunya menoleh
"Uhh ga boleh ngomong seperti itu, pamali" kata ibunya membuat Anna segera menunduk.
Tiba tiba sebuah bisikan halus menghampiri indera pendengaran Anna
"Ikuti aku nak" bisikan itu membuat Anna tercengang dan menoleh kekanan dan kekiri tapi tidak ada siapapun kecuali orang tuanya yang sibuk bercerita
Tanpa mereka sadari, lidah panjang dengan mata melotot itu menatap mereka bertiga
****
Segini dulu ya, nantikan part 7 nya bakalan ada adegan seru
Di vote ya temen temen:)
Penasaran dengan teror selanjutnya?
Ayo baca cerita the leak ku hihihiKalian dengerin play diatas, trus resapi
Merinding kn?
Dan itu ada lagunya, nanti aku kasi lagunya di part lain mungkin di part ini nggak terlalu cocok klo lagunya itu , skrg cuma instrumennya aja
KAMU SEDANG MEMBACA
Teror Leak (Selesai✔)
Terror"A-Ayu..yu" panggil Anna terbata bata, tangannya mencengkram erat tangan Ayu yang kini tengah mengikuti arah pandangan Anna tubuh mereka terasa kaku saat melihat kobaran api menjilat jilat di area kuburan dengan seseorang yang menari nari sembari me...