"Anna"
Suara bariton yang terdengar dari luar rumah membuat gadis yang tengah mengobrol di dapur dengan bapaknya itu buru buru menghampiri ke depan.
"Ayu, Agus!" pekiknya kegirangan, sementara dua orang yang di panggil ikut tersenyum senang
"Bagaimana kondisimu apakah sudah membaik?" Tanya Ayu lembut, Anna memeluk sahabatnya dengan erat nampak seperti tidak pernah bertemu selama bertahun-tahun, padahal baru kemarin mereka bertemu di rumah sakit.
"Aku sudah sehat, yu!" Kata Anna, ia mengurai pelukannya dan menatap Ayu dengan dalam, tampak guratan kebingungan di wajah Ayu saat melihat Anna yang menatapnya begitu intens.
"Ada apa?, apa wajahku terlihat aneh dimata mu?" Tanya Ayu bergurau dengan terkekeh ringan
Anna menggeleng kemudian kembali memeluk tubuh Ayu
"Maafkan ibuku Ayu" bisik Anna lembut dengan sedikit getirJantung Ayu berdegub kencang, rasa bersalah menjalar di setiap saraf tubuhnya, dadanya sesak mengingat betapa berdosanya ia kepada sahabatnya sendiri, tapi rasa sakit dan dendam itu mengalahkan sisi kelembutan jati dirinya, ia membenci Bu Santhi yang terlalu biadab.
Ayu melepas pelukan Anna ia tersenyum getir dan kepala mengangguk sedikit bertanda ia ragu untuk mengucapkan kata 'iya' atau 'tidak'.
"Kenapa kalian terlihat bersedih?" Tanya Agus membuyarkan suasana, Anna dan Ayu kompak menggeleng menjawab pertanyaan Agus.
"Mari masuk, kalian temani aku hari ini" Anna nyengir memperlihatkan gigi putihnya yang rapi kemudian menarik tangan Ayu sementara Agus mengekor di belakang.
Ayu tampak cemas, raut mukanya terlihat sangat tegang, beberapa kali ia menoleh kesana kesini mencari keberadaan Bu Santhi takut jika wanita tua itu kembali memukulnya dengan bertubi-tubi. Anna yang melihat gelagat sahabatnya yang cemas merasa tak enak, ia mengatakan jika semua akan baik baik saja kemudian pergi ke dapur membuat minuman, setelah menunggu dengan tenang Anna kembali dengan nampan berisi teh dan segelas kopi juga sedikit roti.
"Diminum ya, Gus kopimu manis ya soalnya aku gak tau seleramu apa jadi tak buatkan yang manis aja" kata Anna
Agus tersenyum
"yang bikin aja udah manis apalagi kopinya iya kan, yu!" Goda Agus sembari menyenggol lengan Ayu yang tengah meminum teh, membuat empunya tersedak pelan lalu menatap Agus tajam."Ih kamu gus!, teh ini panas tau kalok jatuh di tangannku nanti bisa kebakar aku Gus!" kata Ayu garang.
Anna yang melihat itu hanya tertawa pelan, sudah biasa jika Agus dan Ayu di satukan maka akan terjadi perang dunia ke III.
"Aku kan gak sengaja" kata Agus dengan tampang tak bersalah seraya menyeruput kopinya pelan.
"Alah bilang aja kalok kamu salah tingkah, kamu yang rayu Anna malah kamu yang salah tingakah, ck!, aneh" ujar Ayu sebal dengan sikap Agus yang malu-malu kucing
Agus mendelik ke arah Ayu
"Sok tau kamu!"Ayu hanya tertawa ringan diikuti Anna yang ikut tertawa melihat tingkah temannya satu itu, hingga seseorang berdiri di belakang Anna membuat ketiganya membisu seketika termasuk Ayu wajahnya terlihat pucat pasi
"Eh bapak" sapa Anna ringan, ia merasa tak enak kepada Ayu, apalagi saat ibunya terang-terangan berusaha menjauhkan Anna dengan Ayu.
Pak Herdy menatap Ayu yang terlihat tidak tenang, wajahnya cemas dan terlihat tidak nyaman dengan situasi ini, pak Herdy merasa curiga dengan Ayu sebab gadis itu kian terlihat semakin misterius. Ia beralih menatap Agus yang tersenyum kearahnya terlihat sangat tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teror Leak (Selesai✔)
Horror"A-Ayu..yu" panggil Anna terbata bata, tangannya mencengkram erat tangan Ayu yang kini tengah mengikuti arah pandangan Anna tubuh mereka terasa kaku saat melihat kobaran api menjilat jilat di area kuburan dengan seseorang yang menari nari sembari me...