Langit perlahan membiru diiringi cahaya matahari yang terbit di ufuk timur, suara burung terdengar bersahutan menyambut pagi yang terasa damai setelah melewati malam yang panjang. Terlihat seorang gadis tengah meringkuk di atas ranjang kecilnya, tubuhnya terbungkus selimut tipis yang tak mampu menutupi hawa dingin pada pagi hari ini.
Ceklek
Pintu berderit dan terbuka perlahan, se sosok tubuh tinggi dan kekar itu muncul dan berjalan mendekat kearah ranjang gadis yang belum terjaga itu, tangannya terulur menepuk pipi gadis itu pelan dan berbisik lembut di telinganya.
"Nak, bangun yuk udh pagi" katanya berhasil membuat mata lentik gadis itu bergerak dan perlahan terbuka menatap ruangan yang sudah seminggu menampungnya.
"Bapak" sahutnya dengan suara serak
Bapaknya tersenyum
"Hari ini kamu sudah di bolehkan pulang, kamu mandi dulu ya biar bapak yang bereskan baju mu"Gadis itu mengangguk, ia bangkit dari ranjangnya dan perlahan berjalan kearah kamar mandi, seketika ingatannya tadi malam muncul di kepalanya ia berbalik menatap bapaknya.
"Pak, kemarin kemana sih sama ibu? Anna takut sendiri disini kemarin Anna terjaga tengah malam" ia mengadu dengan raut wajah sedih
"Bapak kemarin pulang sama ibu buat ambil uang untuk bayar pengobatanmu hari ini, tapi sampai dirumah ibumu mendadak bilang tidak enak badan dan pusing pengen muntah terus, ya jadilah bapak harus rawat ibu dirumah dan ninggalin kamu disini" kata pak Herdy tanpa menatap putrinya ia sibuk merapikan baju kedalam tas
Anna terlihar terkejut mendengar perkataan bapaknya
"Kok ibu bisa gitu pak?, Dia salah makan ya?"Pak Herdy menggeleng
"Mungkin dia kecapean dan masuk angin""Sana gih mandi!"
Anna mengangguk, ia kembali berjalan kearah kamar mandi.
Kini Anna sudah sampai dirumahnya, wajahnya terlihat segar dan ceria, ia tak henti hentinya tersenyum senang karna bisa kembali kerumahnya sendiri dan kembali menghirup udara segar tanpa bau obat obatan di rumah sakit.
Ia membuka pintu kamarnya dengan tidak sabar, kemudian dengan cepat ia merebahkan tubuhnya di ranjang kecil miliknya meski tidak seempuk ranjang rumah sakit tapi ia sangat nyaman berada di ranjang kamarnya ini.
"Ah, akhirnya aku bebas" serunya senang dengan menggerakkan tangannya naik turun di atas ranjang
"Aku tidak sabar bertemu Ayu hhihihi, dia pasti senang saat melihat aku kembali, tapi apa ya maksud dari mimpiku kemarin?" katanya lagi sembari menatap atap kamarnya
"Apa jangan-jangan mimpi itu menunjukkan kalau sebernanya Ayu yang akan kejatuhan ilmu leak itu?" Tanyanya bergumam
"Kalau benar Ayu berarti selama ini Bu Asih adalah penganut ilmu leak itu" pekiknya pelan
"Ah jangan ngada-ngada kamu Anna" kekehnya tidak percaya
"Mungkin kakek tua itu salah prediksi, mungkin sebenarnya yang jadi leak itu orang lain bukan dari keluargaku atau keluarga Ayu" gumannya lagi, kemudian ia bangkit dan keluar dari kamarnya, ia memasuki kamar ibunya dan melihat wanita paruh baya itu tengah tertidur nyenyak, Anna nampak tidak tega membangunkan ibunya ia kembali keluar dan menemui bapaknya yang sedang berkutat dengan pisau di dapur.
"Bapak" panggilnya sembari duduk di kursi kecil di pojok dapur
Pak Herdy menoleh sebentar, kemudian kembali melanjutkan acara masaknya
"Ada apa Anna?, bapak kira kamu tidur"Anna menghembuskan nafas berat
"Anna mau tanya boleh?"Pak Herdy tertawa
"Masa anak sendiri gak boleh bertanya, tanya aja sayang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Teror Leak (Selesai✔)
Horror"A-Ayu..yu" panggil Anna terbata bata, tangannya mencengkram erat tangan Ayu yang kini tengah mengikuti arah pandangan Anna tubuh mereka terasa kaku saat melihat kobaran api menjilat jilat di area kuburan dengan seseorang yang menari nari sembari me...