Part 14

1.8K 183 1
                                    

Sayup sayup suara burung mulai berkicauan, waktu sudah menunjukkan pukul 4 pagi artinya sang fajar sebentar lagi akan terbit di ufuk timur, Terlihat seorang wanita paruh baya sibuk menghidupkan kobaran kobaran hawa panas dari tumpukan kayu yang telah dibakar ia bersenandung kecil dengan tangan yang terus memasukkan kayu kedalam tungku api.

Bu santhi selaku ibu Anna itu berencana membuat makanan kesukaan anak semata wayangnya, karna hari ini adalah hari spesial gadis cantiknya itu ia rela bangun sepagi ini demi membuatkan makanan kesukaannya, tapi sayangnya Anna mengatakan bahwa ia menginap di rumah temannya jadi bu santhi tidak bisa memberikan kejutan di tengah malam untuk gadis itu.

Ditemani kopi hangat ia terus membuat segala masakan yang ia bisa, namun tiba tiba perasaan aneh menghampirinya sekelembat bayangan buruk terlintas dan terngiang ngiang dikepalanya, ia memejamkan matanya sebentar namun bayang bayang itu semakin terus tengiang ngiang di kepalanya, jantungnya berdetak kencang, dadanya sesak, perasaan tak enak muncul begitu saja, tangannya tanpa sengaja menyenggol gelas kopi hangat yang tadi ia minum hingga pecah berkeping keping tanpa sisa.

Praangg!!

Bu santhi terkejut setengah mati, ia berlutut mengambil pecahan gelas tadi dengan tangan bergetar, suaminya yang mendengar kegaduhan itu segera menghampiri Bu santhi yang tengah bersimpuh memungut pecahan gelas kaca itu.

"Ibuk" panggil Pak Herdy panik

"Jangan diambil, biar bapak yang bersihkan" larang pak Herdy kemudian  mengambil sapu dan sebuah benda pipih untuk mengambil pecahan itu, setelah selesai pak Herdy segera menghampiri Bu santhi

"Perasaan ibuk gak enak pak" tutur Bu santhi

"Gak enak gimana buk? Cerita sama bapak" kata pak Herdy lembut

"Ibuk kepikiran sama Anna dan Ayu, kenapa otak ibuk terus membayangkan mereka jatuh kejurang yang dalam pak" kata Bu Santhi dengan gemetar, air matanya sudah mulai tergenang

Pak Herdy memeluk Bu Santhi yang ketakutan
"Jangan berfikir begitu buk, anak kita baik baik saja kok kan dia lagi menginap dirumah temannya, jadi ibuk jangan khawatir ya" tutur pak Herdy berusaha mengenyahkan pikiran buruk yang ikut terlintas dipikirannya

Bu Santhi mengangguk kemudian kembali melanjutkan aktivitas memasaknya yang sempat tertunda.

Sementara itu di tempat lain dua orang gadis cantik berjalan di tengah kegelapan hutan, mereka berjalan dengan tenang tanpa mengeleuarkan kata mengeluh sekalipun, namun pikiran keduanya tak lepas dari omongan kakek tua tadi yang mengatakan jika salah satu dari mereka akan diwarisi keturun leak, ah membayangkannya saja mampu membuat jiwa raga mereka takut.

"Anna" bisik Ayu seraya berjalan

Anna menoleh dengan alis terangkat
"Apakah kamu percaya jika aku yang akan diwarisi?" Tanya Ayu mengada ada

Anna menggeleng cepat
"Aku tidak tau, aku takut jika itu terjadi,aku terlalu takut menerima kenyataan jika memang kau yang akan diwariskan" kata Anna

Ayu menunduk lesu, ia juga takut jika nanti Anna yang akan diwarisi ilmu itu.

Jalan setapak kecil dengan jurang curam di seberang mereka terbentang jauh keselatan, mereka berdua berhenti dan saling tatap

"Kakek itu memberikan kita jalan atau berniat membunuh kita?" Kesal Ayu

"Masa kita disuruh melintasi jalan kecil dengan jurang curam begini, ngeset dikit mati kita" gerutu Ayu

Anna menggeleng pelan mendengar gerutu Ayu, ia kemudian menyuruh Ayu berjalan lebih dulu agar lebih tenang, jika beriringan pasti tak akan cukup

Ayu melangkah perlahan, jalan itu terlihat seperti berada di puncak bukit curam hingga terdapat banyak jurang jurang di sekitarnya, Anna menyusul Ayu dari belakang, matanya mengamati kekanan yang terlihat hanya pohon pohon tinggi yang jauh dibawah tanah yang ia pijaki dan disebelah kirinya terdapat tebing dari tanah paras yang menjulang tinggi, hanya tersisa sedikit untuk berjalan di sebelah kanan tanah itu hingga membuatnya terlihat curam.

Teror Leak (Selesai✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang