Part 3

3.4K 251 3
                                    

Siang ini matahari bersinar begitu terik, masyarakat yang sedang beraktivitas menjeda sejenak aktivitas yang mereka lakukan, sama halnya dengan dua orang wanita yang tengah mendudukkan dirinya di bawah pohon beringin dekat dengan sawah.

"Wi, kapan kamu lahiran?" Tanya wanita paruh baya satunya

"Aku tidak tau buk, umurnya sudah menginjak sembilan bulan" kata wanita hamil itu sembari mengusap perutnya pelan

"Kalau begitu kenapa kau tidak beristirahat saja dan berhenti bekerja, suami mu kemana?" Tanya wanita yang bertanya sebelumnya 

Wanita yang dipanggil wira itu menunduk lesu
"Dia masih bekerja diluar kota buk, dia tidak tau bagaimana kondisi saya saat ini di kampung, apa mungkin dia sudah punya yang baru buk?" Tanyanya sendu

Ibu itu mengibaskan tangannya
"Nggak boleh ngomong seperti itu wi kasian anakmu jika mendengarnya, cobalah berfikir positif untuk suamimu" jelas ibu itu

Kemudian suara langkah kaki terdengar samar samar datang dari utara, kedua wanita itu memutar kepalanya dan menemukan perempuan tua dengan paras ayu berjalan mendekat kearah mereka.

"Eh ibu Asih, mau kemana siang siang begini?" Tanya Wira menatap ibu yang berdiri didepannya

Ibu Asih tersenyum hangat
"Saya mau nganterin makanan ini buat suami saya" jelasnya sembari mengangkat keranjang makanan

"Lho Ayu memangnya kemana buk? Tumben ia tidak menghantar makanan untuk bapaknya" tanya wanita paruh baya satunya

"Oh, dia lagi mencuci di sungai bersama Anna" jelas ibu Asih, kemudian matanya turun menatap lekat kearah perut buncit Wira

"Wira, perutmu besar sekali!" ujarnya dengan tangan terulur menyentuh perut buncit wira

"kapan lahirannya?"

Wira tersenyum kaku
"Tidak tau buk, mungkin dekat dekat ini"

Bu Asih mengangkat tangannya, ia masih tetap tersenyum menampilkan lesung pipi kanannya
"Selamat ya! kalau begitu saya pergi dulu kasian suami saya nungguin" kemudian ia berlalu setelah diangguki dua wanita itu

Wira memutar tubuhnya menghadap wanita paruh baya di sebelahnya
"Buk kok aku ngerasa merinding ya kalau dipegang ibu asih, tangannya sedingin es buk" ujar Wira pelan seraya berbisik

"Kamu kira dia hantu?" Canda wanita paruh baya di sebelahnya

"Aku jadi ngerasa takut lahiran buk" ujar tiba tiba Wira membuat wanita paruh baya itu mendelik

"Ngawur! emangnya kamu mau bayi kamu selamanya diam di perutmu kalau kamu tidak mau lahiran?" Sewot wanita itu

Wira menggeleng pelan
"Trus apa yang membuatmu berbicara seperti itu?"

Wira menatap sekeliling kemudian kembali menatap wanita itu
"Aku takut jika ia lahir nanti di celakai oleh leak itu buk, Wira udah denger berita mengerikan itu dari seluruh desa"

Perkataan Wira sukses membuat wanita paruh baya itu mengusap tengkuknya merinding
"Wushh jangan berpikir macam macam, aku mau bekerja dulu!"

Tanpa mereka sadari Senyum mengerikan terpancar dari sosok yang tak pernah mereka sadari dari tadi

***
Cipratan demi cipratan air menemani dua gadis remaja yang sedang asyik bermain air di sungai. air yang jernih, bersih, dan asri membuat mereka enggan menyudahi kegiatan mandi mereka.

Ayu mencipratkan air ketubuh Anna begitupun sebaliknya membuat canda tawa mereka menggema di area sungai

"Hahahaha sudahlah Ann, kita tidak jadi memakai sabun kalau terus bermain air begini" kata Ayu seraya duduk di salah satu bebatuan di susul Anna

Teror Leak (Selesai✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang