Part 2

3.7K 292 7
                                    

"Ibu--" panggilan Anna terpotong kala melihat ibu dan bapaknya berbicara serius bersama kepala Desa setempat.

Dari raut muka mereka terlihat jelas bahwa ada rasa cemas, dengan rasa penasaran yang tinggi Anna berjalan mendekat kearah ibunya.

"Bagaimana menurut bapak?" Tanya kepala Desa itu kepada bapaknya Herdy

Herdy mengusap dagunya seraya berfikir keras dan matanya menoleh kearah anak semata wayangnya
"Ann kamu tadi bersama ayu?" Tanyanya

Anna mengangguk
"Iya bersamanya" jelasnya

"Sebaiknya kita jangan terlalu gegabah dalam melakukan hal seperti ini pak, kita belum tau siapa penyebab bayi itu hilang dan orang yang bapak curigai belum tentu menganut ilmu seperti itu karna saya tau betul sikap beliu" kata Herdy sopan

Kepala Desa itu menggeleng cepat
"Saya sudah yakin dia pelakunya pak Herdy, bapak ingat kabar tentang pak Asa yang melihat monyet jadi jadian itu? saat itu semua warga geram mereka memustuskan untuk memukul monyet jadi jadian itu, dan bapak lihat besoknya ada seseorang yang sakit, dia sakit pak, apa bapak tidak curiga dengannya? dan satu hal lagi jika sekarang dia telah menganut ilmu iblis itu maka ilmu itu akan turun temurun bisa jadi akan jatuh ketangan anaknya a--"

"Cukup pak!" Potong Herdy geram sesekali ia menoleh kearah anaknya yang terlihat sedikit kebingungan

"saya peringatkan sekali lagi untuk bapak jangan coba main main terhadap hal seperti itu, jika bapak ingin melakukan hal seperti itu sebaiknya lakukan dengan seksama jangan sendirian karna ini mengancam nyawa!" jelas Herdy

Kepala Desa itu kembali membuka mulutnya namun dengan cepat Herdy memotong
"Tapi--"

"Pulang pak, mohon pengertiannya kita tidak punya bukti atas tuduhan bapak!" geram Herdy

Kepala Desa itu menyerah ia memutuskan untuk bangkit dan keluar dari rumah Anna sembari menggerutu sebal.

Anna menoleh kearah ibunya
"Bu, ada apa?" Tanyanya penasaran namun dibalas gelengan dan senyum hangat dari ibunya

"Tidak ada apa nak ini urusan bapakmu, kamu masih terlalu muda jika mengetahuinya" jelas ibunya sembari mengusap lembut kepala Anna

Anna mengehela napas pendek ia masih sangat penasaran akan hal ini
"Tak apa bu biarkan Anna tau,Anna sudah besar!" kakunya lagi

"Anna masuk!" perintah bapaknya

"Tapi pak-"

"Masuk!" Tegas bapaknya membuat Anna menunduk tak berani jika bapaknya sudah setegas ini

Anna melangkah lesu kekamarnya, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam sangat tidak terasa jika ia sudah bermain hingga larut malam bersama Ayu tadi. ia merebahkan tubuhnya ke ranjang kecil miliknya, pikirannya masih tertuju kearah pembicaraan ayahnya
Sebenarnya siapasih itu orangnya? Ngapain ayah nanyain aku sama ayu?
Tanyanya dalam hati

Hingga kantuk mulai melandanya ia memutuskan untuk tertidur dan melupakan hal tadi, namun baru akan memejamkan mata tiba tiba angin bertiup kencang mengakibatkan jendela kamarnya yang tidak terkunci itu bergoyang dan berbenturan kembali dengan bunyi keras membuat ia terkejut setengah mati.

Ia turun dari ranjangnya dan berjalan kearah jendela, tanggannya perlahan meraih jendela namun tertahan karna tiba tiba ia merasa seseorang berdiri tepat di belakangnya, secara perlahan kepalanya mendongak kebelakang  suara geraman tertahan itu memenuhi indra pendengarannya dan sekarang kepalanya sudah menoleh sempurna kearah belakang namun nihil tidak ada siapa siapa ia mengerutkan dahi bingung kemudian memutuskan kembali menoleh kedepan, dan.....

"AAAAAAA"

teriaknya panjang tak kala melihat mahkluk itu lagi mahkluk yang dimana telah mengejarnya waktu bersama ayu, taring panjang dengan lidah panjang berapi yang membuatnya takut itu kembali berada di depannya dengan menampilkan mata besar melotot seperti hendak keluar, darah kotor dengan bau anyir menyerang hidungnya, rambut panjang namun berantakkan menambah kesan mengerikan, serta kuku panjang dan runcing itu seperti akan siap menusuk jantungnya.

Anna mundur dari tempat ia berdiri, kakinya terasa lemas dan rasanya tubuhnya ringan, ia terjatuh namun pandangannya masih menatap kedepan kearah mahkluk mengerikan yang sekarang tengah tertawa mengerikan, Anna menutup telinganya kemudian menenggelamkan wajahnya di antara lututnya, kakinya gemetar sungguh ia sangat takut dengan hal seperti ini ia tidak pernah melihat mahkluk seperti ini sebelumnya tapi semenjak ia melihat semacam ritual di kuburan itu ia justru malah di pertemukan oleh mahkluk iblis ini.

Tak beberapa lama ia mendengar suara kekehan menyeramkan itu hilang di iringi dengan datangnya ibu dan ayahnya

"Ann kamu kenapa?" Tanya ibunya panik, kemudian menuntun Anna untuk keranjangnya

"Kamu kenapa teriak teriak malam Ann? Bikin bapak sama ibumu khawatir" kata bapaknya sembari memijit kaki Anna yang masih gemetar hebat

Anna tetap diam tidak mau membalas perkataan orang tuanya karna ia tak sanggup berbicara dan mendeskripsikan rupa mahkluk mengerikan itu.

"sekarang kamu tidur ya, biar ibu temani" kata ibunya kemudian ikut merebahkan tubuhnya di sebelah Anna

"Yasudah kalau begitu bapak tinggal tidur ya" kata bapaknya kemudian berjalan keluar dari kamar anaknya

Anna kembali merasakan kantuk karna sentuhan lembut di kepalanya oleh ibunya, sedangkan Santhi ibu Anna memandang sendu kearah anaknya

"Lindungi anakku Tuhan"

***
Pagi ini Ayu sedang berjalan kesawah membawa 1 kantung plastik berisi 2 bungkus nasi untuk bapak dan ibunya, ini sudah menjadi kewajibannya sebagai seorang anak yang bakti kepada kedua orang tuanya

"Ibu, bapak!" panggilnya saat melihat kedua orangtuanya masih berada di tengah sawah

"Meriki!" panggilnya lagi sembari menggerakkan tangannya, kedua orang tuannya berjalan kearah Ayu

"Anak bapak baik sekali" kata ayahnya sembari berjalan kearah pondok kecil di pinggir sawah

"Ayu sudah makan tadi?" Tanya ibunya diangguki ayu

"Sampun bu" balasnya sopan, kemudian mengikuti kedua orang tuanya yang berjalan kearah pondok

Kini mereka bertiga sedang bercerita sembari menikmati hidangan yang telah dibuat ayu. canda dan tawa menghiasi pondok kecil ini, hingga sebuah perkataan ayu berhasil membuat kedua orangtuanya terkejut

"Bu pak, kemarin malem ayu mimpi liat orang nari" katanya

"Dimana yu?" Tanya ayahnya

"Di belakang rumah kita pak deket pagar pembatas hutan" jelasnya lagi

Ayahnya terlihat mengerutkan kening
"Trus dia natap ayu sambil senyum, orangnya cantik pak rambutnya panjang seukuran rambut ayu,dia pakek kamben putih bersih dengan kain putih nutupin kepalanya, yang buat ayu takut itu kukunya panjang pak mengingatkan ayu sama kejadia--"

"Uhuk uhuk"

Ibu ayu terbatuk dengan segera ayu menyondorkan air putih kearah ibunya

"Ibu pelan pelan nggih!" kata ayu lembut

Ibunya mengangguk sembari melemparkan senyum yang sulit diartikan

_______________________________
Segini dulu part 2 nya:)

_______________________________Segini dulu part 2 nya:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anna si manis:)

Teror Leak (Selesai✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang