Pagi telah berganti menjadi malam
gelap penuh keheningan, embun hitam berkumpul diiringi suara gemuruh dari langit. Terlihat dua orang gadis sedang bercengkrama ria di teras rumahnya."Apa kamu masih di teror?" Tanya gadis dengan pipi sedikit tembam, Anna
Gadis yang ditanya mendadak tegang matanya memutar kekanan dan kekiri
Kemudian kembali menatap sahabatnya
"Aku masih merasakan aura menakutkan disini" bisiknya tepat di telinga Anna membuat ia bergidik ngeriAnna mengusap pundak Ayu sahabatnya
"Percaya sama tuhan kalau mahkluk itu tidak akan meneror kita lagi" kata Anna seraya mengembangkan senyum manisnya"Yasudah kalau begitu aku pulang dulu ya, udah malem entar bapak nyariin" kata Anna kemudian bangkit dari duduknya di susul Ayu
Ayu mengangguk
"Hati hati ya bentar lagi mau hujan sebaiknya cepatlah berjalan pulang, oh iya terimakasih untuk bubur pandannya, titip salam untuk ibumu ya" kata Ayu"Iya bawel" kata Anna kemudian berjalan keluar dari rumah Ayu
Ayu menatap kepergian Anna dengan senyuman lebar, namun pudar seketika saat ia melihat bayangan hitam berada tepat di belakang Anna, namun pikiran itu segera ia tepis mungkin saja itu bayangan Anna pikirnya kemudian melangkah memasuki rumah.
Kini gadis yang kerap di panggil Anna itu berjalan sendirian menyusuri jalan desa yang sudah mulai sepi, lampu lampu rumah penduduk sudah mulai padam karna waktu mereka tertidur sudah sejak tadi, dengan perasaan sedikit takut ia tetap melangkah tanpa menoleh kebelakang, hingga ia melintasi sekumpulan pemuda yang sedang berkumpul di pos ronda, seorang pemuda yang tengah meminum air menyadari keberadaan Anna
"Eh Anna, mau kemana malem malem begini?" Tanya pemuda itu berhasil membuat seluruh pemuda yang berkumpul disana menatap Anna yang sedang berdiri
"Saya mau pulang gus tadi habis dari rumah Ayu" kata Anna dengan senyum tipisnya
Pemuda dengan rambut sedikit gondrong yang dibilang paling tampan diantara pemuda itu angkat bicara
"Saya denger denger tadi pagi Ayu kesurupan ya?" TanyanyaAnna terdiam enggan untuk menjawab, tapi pemuda itu kembali bertanya akhirnya dengan pasrah ia menjawab
"Mm iya, ini aku habis jenguk dia" kata Anna
Pemuda itu mengangguk paham
"Kasian sekali, yasudah sebaiknya kamu pulang saja ini sudah malam apalagi hari ini hari sakral" saran pemuda itu membuat Anna menegang, bagaimana ia bisa lupa kalau sekarang adalah hari yang cukup sakral bagi orang desa, tau begini ia tidak akan mau pulang semalam ini."Iya" kata Anna dengan kikuk
Pemuda itu melihat perubahan ekpresi wajah Anna membuat ia kebingungan
"Kamu kenapa? Takut? Mari saya antar pulang" kata pemuda itu"Eh tidak usah, saya berani kok lagi pula deket begini" kata Anna berbohong padahal rumahnya masih sedikit jauh dari sini
Pemuda itu mengangguk
"Yasudah terserahmu saja Ann, kalau ada apa apa balik saja kesini cari kita semua" kata pemuda itu tulusAnna mengangguk kemudian berjalan meninggalkan sekelompok pemuda itu yang kini kembali bercerita ria.
Anna memeluk tubuhnya sendiri untuk melindungi tubuhnya dari terpaan angin malam yang dingin, sesekali ia berdoa agar kejadian buruk tak terjadi. suara angin kencang berhembus diiringi gemuruh kecil di atas langit mampu membangkitkan hawa horor di sekitarnya.
Jdarrr
Suara petir menggelegar membuat Anna terpekik kaget dengan jantung yang hampir melompat,dengan langkah cepat ia kembali berjalan namun belum beberapa langkah ternyata hujan tak memihak padanya, hujan lebat turun mengguyur tubuh mungil Anna yang kini menggigil kedinginan, langkahnya semakin cepat tatkala ia merasakan hembusan angin namun berbau busuk menembus indra penciumannya.
Saat tiba disini, dimana awal ia di teror mahkluk mengerikan itu ia kembali merasakan elusan lembut di pundaknya, ia menatap sekeliling kuburan namun tidak ada apapun, rintik hujan kian melebat membuat Anna semakin mempercepat langkahnya tanpa memperdulikan sekitarnya lagi.
Hingga sebuah keganjalan menghentikan langkah gadis manis itu, matanya menatap kearah kakinya yang kini di tarik erat oleh sesosok tangan tanba tubuh dengan kuku panjang dan kulit pucat berkeriput bersimbah darah
"AAAAAA" teriak Anna menggema di sepanjang kuburan yang sepi itu
Di bawah guyuran hujan yang masih tak kunjung berhenti, ia menyeret kakinya yang terasa berat karena masih di tarik oleh tangan mengerikan itu
"PERGI!!"
Anna berusaha melepas tangan itu dari kakinya, ia menghentak entakkan kakinya, tangannya sibuk melepas jari pucat yang jempolnya hampir putus itu, setelah ia berhasil melepas kelima jari itu ia segera berlari sekencang kencangnya menjauh dari area kuburan. Namun sesosok wanita berambut panjang tergerai menghadangnya tepat saat ia keluar dari area kuburan, sosok itu terkekeh sembari mengangkat kepanya perlahan dan terpampanglah wajah mengerikan yang membuat Anna menjerit ketakutan, gigi bertaring tajam dengan mulut di penuhi darah, lidah panjangnya menjuntai melewati dagu, wajah hitam dan hancur mengeluarkan darah, kuku panjang seakan akan siap menusuk jantung Anna di tempat.
Anna melotot ngeri, ia bersiap untuk berlari namun naas mahkluk itu lebih dulu mencengkram wajahnya, kuku panjang itu memberikan bekas mengerikan di wajah Anna. Suara petir menggelegar tak Anna pedulikan yang ia takutkan sekarang hanya mahkluk jadi jadian di depannya, hujan masih terus turun membasahi tubuh Anna yang sudah kedinginan.
Anna memberontak tatkala mahkluk itu membuka paksa mulutnya, pikirannya kini beralih pada saran pemuda tadi yang menyuruhnya untu balik saja, tapi sekarang percuma ia berbalik setan sudah ada tepat di depannya, dengan sisa tenaganya Anna berusaha melepas tangan iblis itu dengan cara menariknya. Akhirnya setelah perjuangan membebaskan diri dari mahkluk itu keburuntungan memihak padanya ia terbebas dari mahkluk itu.
Anna berlari kencang sekencang kencangnya untuk menghindari mahkluk biadab itu, sampai ia tak menyadari sebuah gundukan semen terlentang dijalan hal itu membuat ia tersandung dan terjatuh, ia menoleh kebelakang saat mendapati mahkluk itu semakin dekat mengejarnya
Dengan tertatih tatih ia berusaha berlari dengan cepat saat rumahnya sudah hampir dekat, dapat ia rasakan darah menetes dari kakinya namun ia tak peduli yang penting sekarang ia harus cepat sampai rumah, sesekali ia menoleh kebelakang dengan was was
Akhirnya ia sampai di depan rumahnya, ia segera menggedor pintu rumahnya dengan keras berharap bapak dan ibunya segera membuka pintu
"BAPAK IBU BUKA PINTUNYA hiks" teriak Anna sembari menangis sesenggukan, matanya menoleh kebelakang saat merasakan hembusan angin kencang, perasaannya mulai tidak enak, kembali ia mengendor pintu kini lebih kencang
Brakk brakk brakk
"IBU BAPAK!!!" Teriaknya sebelum akhirnya tubuhnya merosot kelantai sembari menangis
Tak lama kemudian pintu terbuka diiringi pelukan hangat yang Anna rasakan, ibunya panik saat melihat anaknya kehujanan dengan banyak luka di sekujur tubuhnya, dengan cepat ia membawa anaknya masuk kedalam rumah
Anna menggigil kedinginan, bibirnya membiru, ibunya mengobati luka Anna setelah selesai memandikan gadis itu dengan air hangat.
"Kamu kenapa nak?" Tanya ibunya lembut
Anna menggeleng dengan tatapan kosong kedepan, ibu dan bapaknya yang melihat itu dilanda kekhawatiran
"Coba jelaskan sama bapak nak, apa yang terjadi?" Tanya bapaknya sembari mengelus rambut basah Anna
Setetes air mata jatuh membasahi pipi Anna, kepalanya jatuh di bahu sang bapak yang kini tengah memeluknya
"Aku takut" lirih Anna
"Sudah sudah, ayo tidur biar ibu yang temani" kata bapaknya
Ia tau anaknya tidak ingin bercerita kepada mereka, lebih baik ia biarkan saja dulu anaknya untuk berfikir lainkali pasti ada waktu yang pas untuk anaknya kembali bercerita.
Sosok wanita berwajah mengerikan itu menatap datar kearah rumah Anna, ia kemudian berbalik dan menghilang dengan cahaya api berterbangan
***
Vote ya gays:)
Gimana nih? Serem?kurang serem?
Next nanti aku perbaiki lagi
Ikuti teror selanjutnya(*berbisik*)
KAMU SEDANG MEMBACA
Teror Leak (Selesai✔)
Horror"A-Ayu..yu" panggil Anna terbata bata, tangannya mencengkram erat tangan Ayu yang kini tengah mengikuti arah pandangan Anna tubuh mereka terasa kaku saat melihat kobaran api menjilat jilat di area kuburan dengan seseorang yang menari nari sembari me...