Isu Kematian Bu Santhi dan Anna mulai menyebar dan menjadi pembicaraan warga, baik warga sekitar maupaun warga di desa sebelah. Banyak buah bibir yang menyinggung kejadian ini sebagai pembunuhan gaib dari Bu Asih yang kini masih belum di ketahui keberadaannya.
Kini tepat pukul sembilan pagi warga desa sudah berkumpul di rumah duka, warga masih menata tempat yang akan menjadi pemandian kedua mayat itu.
Pak Herdy masih tak henti-hentinya murung dan diam seribu bahasa, hatinya masih tak rela atas kepergian kedua harta di hidupnya, bolehkah ia ikut pergi menyusul kedua hartanya itu agar mereka bisa hidup di surga bersama-sama? Air mata menetes kembali membasahi wajah Pak Herdy, ia terisak pelan sembari memegangi dadanya yang terasa perih.
Sementara di tempat lain, terlihat gadis dengan rambut panjang sepinggang tengah menangis di dalam kamarnya, ia menjambak rambutnya bertanda frustasi dengan keadaan yang kian memburuk di hidupnya.
"Arrrrgghhhhhh, hiks" teriaknya, sembari melempar buku yang tergeletak di atas meja.
Suara gaduh memanggil namanya dari balik pintu, ketukan pintu yang tak kunjung berhenti membuat gadis itu geram, ia melempar gelas kaca yang berada di atas meja kearah pintu hingga gelas itu pecah dan berserakan.
"Hei! cepat keluar dari kamar!" Teriakan emosi terdengar begitu kuat dari luar. Gadis itu bangkit dan berjalan tergesa-gesa, ia membuka pintu dan disambut dengan tatapan sengit ibunya.
"Jangan bodoh, hanya karna manusia itu kamu harus melukai dirimu sendiri? Bodoh!" Bentak wanita paruh baya itu.
Gadis itu tak kalah emosi, ia menggertakan giginya.
"Ini semua gara-gara ibu!" Teriaknya kencang"Ibu iblis!" Teriaknya lagi sembari menunjuk tepat di wajah ibunya
Plakk
Panas dan perih, gadis itu meraba wajahnya yang perih, sudut bibirnya terasa berdarah. Ia meneteskan air matanya dan melihat kearah ibunya yang terlihat begetar karna baru saja menamparnya.
"Salahkah aku marah pada ibu?" Tanya Gadis itu lirih dengan air mata yang menderai-derai.
"Salahkah anakmu ini mengungkapkan isi hatinya karna marah dengan ibunya sendiri?, kenapa selalu aku yang salah?, kenapa selalu aku yang di salahkan di saat ibu yang punya kesalahan?" Ujar Gadis itu
"Jawab aku!" Teriaknya, saat wanita tua di depannya hanya diam terpaku
"Apa benar Anna mati karna ulah ibu?" Tanya gadis itu penuh penekanan
Bu Asih tersentak, ia terpaku menatap manik putrinya yang memancarkan kilat emosi, ia tak bisa berkata-kata kalau yang dikatakan putrinya sendiri adalah kenyataan, ia tak bisa menahan rasa amarah yang meluap-luap kala ia kehilangan suami dan harga dirinya di desa itu, dan itu semua karna keluarga Anna, hanya keluarga Anna yang membuat hidupnya jadi hancur, karna itu ia memutuskan mengahancurkan keluarga itu dua kali lipat lebih kejam dari pada sebelumnya.
"Jawab aku ibu!" Teriak Ayu emosi.
"Ibu diam berarti jawabannya emang iya? Ibu benar-benar bunuh Anna dan Bu Santhi" ujar Ayu parau
Bu Asih memalingkan wajahnya kearah lain, ia tak mau menatap manik mata Ayu yang terlihat lemas.
"Kenapa Bu, kenapa Ibu lakuin itu tanpa sepengetahuan Aku?, Anna itu sahabatku!, sudah aku peringatkan berhenti mencelakai keluarganya, tapi ibu tak pernah mau mendengarkanku, ibu egois!, ibu membunuh Anna itu sama saja ibu telah membunuh anak ibu sendiri!."
"AKU BENCI IBU!!" Teriak Ayu, kemudian berlari keluar rumah.
Bu Asih mengejar langkah Ayu hingga ambang pintu, ia berteriak memanggil anaknya namun Ayu tak peduli, ia berlari meninggalkan Bu Asih yang menangis di ambang pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teror Leak (Selesai✔)
Horor"A-Ayu..yu" panggil Anna terbata bata, tangannya mencengkram erat tangan Ayu yang kini tengah mengikuti arah pandangan Anna tubuh mereka terasa kaku saat melihat kobaran api menjilat jilat di area kuburan dengan seseorang yang menari nari sembari me...