50. Aku Mencintaimu

6.6K 373 9
                                    

Jeon Jungkook POV

Jam menunjukan pukul 9 malam. Sedangkan aku dan Yugyeom, masih setia menunikmati kesejukan malam di sebuah taman bermain di pinggir kota.

Yugyeom mengajakku ke tempat ini karena dirinya ingin melihatku kembali bersenang-senang dengan berbagai macam permainan yang mungkin bisa membuat tawaku kembali terdengar.

"Kau ingin menaiki itu?" ia mengangkat jari telunjuknya ke arah deretan beberapa perahu kecil di atas sebuah kanal yang memang disediakan untuk pengunjung taman bermain.

Aku mengangguk kecil sebelum berjalan mengikuti langkah Yugyeom.

Menaiki salah satu perahu dengan hati-hati, Yugyeom menggenggam tanganku untuk menuntunku agar tidak terjatuh.

Ia mulai mendayung perahu kecil tersebut hingga melaju secara perlahan. Aku dan Yugyeom hanya diam karena saling menikmati pemandangan serta kesejukan malam.

"Kook" aku menolehkan kepalaku cepat menghadap Yugyeom. Tak kusadari jika saat ini ia telah berhenti mendayung di tengah kedamaian kanal.

Aku menaikan kedua alisku.
"Nee?"

"Maukah kau berjanji sesuatu padaku jika aku kembali ke Australia besok?"

Mengerutkan dahi bingung, aku menatap kedua bola mata cokelatnya.
"Berjanji untuk apa?"

Ia menghela nafas panjang dan memejamkan mata sesaat.
"Aku ingin kau berjanji untuk tidak menangis lagi karena Tae hyung. Aku benci melihatmu menangis Kookie. Air matamu terlalu berharga jika kau keluarkan begitu saja"

"Yah, kuharap" aku terkekeh pelan mencoba mencairkan suasana yang kupikir terlalu serius.

"Kumohon Kookie, aku bersungguh-sungguh akan hal ini"

Wajah Yugyeom menunjukan sebuah kesungguhan yang begitu mendalam. Aku pun menghentikan kekehanku dengan cepat dan menatapnya kembali.

"Tapi, kenapa Gyeom?"

"Karena aku mengkhawatirkanmu"

"Apa maksudmu?"

"Aku peduli denganmu Kookie"

Aku semakin mengernyitkan dahiku mendengar ucapannya.
"Kenapa kau memperdulikanku?"

Yugyeom menghela nafas panjangnya sebelum menjawab pertanyaanku.
"Karena aku mencintamu"

Mendadak seluruh tubuhku seakan membeku tak dapat digerakkan. Kedua mataku tak lepas dari sepasang mata yang kini terlihat begitu yakin atas apa yang baru saja diucapkan.

"K-kau.. "

"Tidak apa Kookie, aku mengerti kau tidak mencintaiku. Sungguh, memang terasa cukup menyakitkan jika seseorang yang kau cintai tidak mencintaimu kembali. Selama ini aku berusaha membuatmu melupakan Taehyung hyung dan berpaling kepadaku dengan selalu ada di sisimu ketika kau membutuhkanku. Terlebih lagi, selama satu minggu ini kau tidak berhubungan dengannya, membuatku semakin yakin untuk membantumu melupakannya. Tapi, sekarang aku mengerti. Kau sangat mencintai Taehyung hyung. Bahkan jika kau mencoba melupakannya, rasa cintamu padanya akan semakin bertambah besar"

"Maafkan aku.. "

"Kau tidak perlu meminta maaf Kookie, aku sungguh mengerti dengan apa yang kau rasakan. Jadi, aku tidak akan memintamu untuk menjadi kekasihku. Akan sangat menyedihkan jika hanya aku yang mencintaimu, bukan?" kini Yugyeom tertawa hambar.
"Kini aku hanya ingin menjagamu. Membuatmu merasa berharga di saat kau terpuruk oleh kesedihanmu"

"Gyeom-"

"Kookie" ia menangkup pipiku dengan tangan besarnya kemudian menatap dalam mataku yang tak bisa kualihkan sedikitpun,
"Jika aku tidak bisa menjadi matahari yang selalu menyinarimu dan membuat hari-harimu terasa cerah seperti yang Taehyung hyung lakukan, bolehkah aku menjadi bulan yang selalu menerangimu di kala kegelapan menghantuimu?"

Me AmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang