Aku dan wanita di depanku ini menoleh ke arah sumber suara. Seketika kedua mataku membelalak, begitupun dengan Irene noona.
Dengan cepat Irene noona melepaskan tarikan tangannya dari rambutku. Aku pun segera mengusap-usap pelan kepalaku dan menunduk.
"Apa yang kau lakukan pada Kookie ?"
Jimin hyung terlihat sangat marah seraya berjalan menghampiri kami. Sedangkan keempat teman lainnya berjalan mengekor di belakang Jimin hyung.
"A-aku-"
"Noona tidak melakukan apapun padaku" selaku agar hyungdeul tidak marah pada Irene noona.
"Dia menarik rambutmu dengan kencang Kookie, dan kita semua melihatnya. Katakan saja yang sejujurnya pada kita" ujar Jimin hyung yang berhasil membuatku gugup, terlebih lagi Irene noona yang saat ini terus menggaruk tengkuknya yang kurasa tidak gatal.
Pintu backstage tiba-tiba terbuka, menampakkan Wonwoo dan Mingyu yang tengah menopang dua buah kantung plastik di tangannya sembari tertawa kecil bersama.
"Loh ada apa ini ?" Wonwoo mempercepat langkahnya hingga menghampiri kami.
"Waktunya untuk kembali ke stage guys" seru seorang staff membuat kelima lelaki itu mengangguk ke arah staff tersebut.
"Setelah ini, kita harus bicara Rene" bisik Taehyung hyung sekilas yang dapat terdengar olehku.
Irene noona berdecak kesal setelah kekasihnya itu berlalu menaiki stage kembali.
"Mingyu, Wonwoo, terus tanyai Kookie tentang kebenarannya" ucap Namjoon hyung yang melihat ke arahku sesaat dengan tatapannya yang mengancam.
Wonwoo dan Mingyu tampak tidak mengerti dengan apa yang baru saja terjadi. Aku hanya diam menunggu reaksi apa yang akan dilakukan Irene noona setelah ini terhadapku.
"Sial" umpatnya yang tak lama kemudian melenggang pergi meninggalkanku, Wonwoo, dan Mingyu keluar backstage.
Aku menghembuskan nafas cukup lega karena setidaknya kini Irene noona telah pergi untuk sesaat, dan tidak melanjutkan perlakuan menyakitkannya lagi.
"Kookie, apa yang sebenarnya terjadi ?"
Aku menggeleng beberapa kali.
"Tidak ada""Ayolah ! Beritahu kami !" Wonwoo memohon padaku dengan mengguncangkan pundakku. Sedangkan Mingyu hanya menatapku penasaran, seakan setuju dengan perlakuan kekasihnya yang memaksaku untuk memberitahu keduanya.
Baru saja ingin mengelak kembali, aku merasakan sebuah cairan yang perlahan keluar dari pipi kananku. Cepat-cepat aku berusaha untuk menutupinya.
"Aku harus pergi ke toilet" aku segera melesat melewati Wonwoo maupun Mingyu untuk berlari menuju toilet.
"Hey, apa yang ingin kau lakukan ?"
"Aku ingin buang air kecil Woonie" entahlah hanya itu yang terpikirkan olehku saat ini.
***
Menatap cermin, aku kembali meringis ketika mendapati cairan merah segar yang terlihat keluar sedikit demi sedikit dari sebuah goresan di pipiku. Aku bersyukur karena luka ini hanyalah goresan kecil yang tidak mengeluarkan cairan yang cukup banyak.
"Kurasa Irene noona mempunyai kuku yang panjang" gumamku ketika mengambil sebuah tissue yang tersedia di dinding samping tempat cuci tangan.
Tamparannya kali ini jauh lebih keras dari yang sebelumnya karena rasa nyeri yang kurasakan kali ini terasa begitu menyakitkan serta sebuah luka yang juga diakibatkannya. Terasa cukup perih ketika aku membasuh luka tersebut dengan air yang mengalir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Ama
FanfictionAku harap suatu saat nanti hyung bisa melihat kearahku, menerima cintaku, dan peduli padaku. Tak apa, aku akan dengan sabar menunggu hyung sampai hyung siap. Dan perlu hyung ketahui, aku tak akan pernah menyerah dan meninggalkan hyung walaupun harus...