"Kookie ? Jimin hyung ?"
Siapapun yang memanggilku saat ini, aku sangat berterimakasih padanya.
Secara bersamaan, aku dan Jimin hyung menolehkan kepala kami ke belakangku. Menemukan Wonwoo yang tengah berdiri memperhatikan kami dengan tatapannya yang berpindah kearahku dan Jimin hyung secara bergantian.
"Hai Woonie !" mungkin aku terlalu bersemangat untuk menyapanya karena kehadiran dirinya yang berhasil menghentikan pembicaraanku dengan Jimin hyung.
"Kau baik-baik saja ? Apa yang Irene noona lakukan padamu ?" kenapa semua orang bertanya hal yang sama ? Sungguh, mereka terlalu khawatir padaku.
"Aku baik-baik saja Woonie, tidak ada hal penting yang kami lakukan" elakku lagi.
"Dan.. kau dengan Jimin hyung ?"
Aku segera menoleh kearah Jimin hyung yang juga melihat ke arahku.
"Um, hanya mengobrol hal yang sama denganmu" ujarku kembali dengan terkekeh pelan. Dan Jimin hyung mengangguk membenarkan ucapanku.
"Jimin hyung, sepertinya aku harus segera merapihkan barang bawaanku di dalam kamar. Dah hyung !" aku tersenyum simpul kemudian melenggang pergi meninggalkannya, diikuti oleh Wonwoo yang berjalan beriringan denganku.
Jimin hyung membalas senyumanku dan melambaikan tangannya.
"Kookie" Wonwoo menyikutku pelan membuatku menoleh ke arahnya sembari terus berjalan menuju kamarku.
"Ya Woonie ?"
"Apakah Irene noona benar-benar tidak melakukan hal buruk padamu ?"
Lagi, aku menggeleng beberapa kali untuk meyakinkannya tanpa mengucap sepatah kata pun.
Langkahku terhenti ketika melihat seorang lelaki keluar dari salah satu pintu yang kukewati, begitupun dengan langkah Wonwoo yang terhenti saat melihatnya.
"Hai Namjoon hyung" sapaku dan Wonwoo yang hampir bersamaan. Membuat Namjoon hyung tertawa kecil.
"Hai" Namjoon hyung tersenyum lebar hingga menampakkan dimplenya yang indah itu.
Tiba-tiba seseorang muncul dari belakang tubuh Namjoon hyung. Laki-laki itu berjalan dengan kedua tangannya yang tersimpan di saku celana pendeknya, menatapku dan Wonwoo secara bergantian.
"Hai Tae hyung" Wonwoo kembali menyapa laki-laki di depannya.
Kejadian yang dilakukan Taehyung hyung di dalam bus bersama kekasihnya beberapa waktu lalu, hingga saat ini terus terngiang di pikiranku.
Mulutku seakan tertutup rapat untuk berbicara dengan Taehyung hyung atau bahkan hanya menyapanya. Kini aku terus memainkan jari-jariku di belakang tubuhku untuk mengurangi rasa gugup dan sesak yang bergejolak di dalam diriku.
Taehyung hyung tidak membalas sapaan Wonwoo. Melainkan hanya menyunggingkan senyum kecil untuk laki-laki manis di sampingku ini.
Bagaimanapun aku tidak boleh menundukkan kepala, hal itu akan membuatku tampak ketakutan pada Taehyung hyung. Aku memutuskan untuk terus menatap ke arah Namjoon hyung, aku harap Namjoon hyung tidak merasa risih.
"Hyung mau kemana ?"
Ayolah Woonie, kau memperlambat waktuku untuk terus berada di dekat Taehyung hyung karena menanyakan hal itu.
"Menyusul Jimin, Hoseok, Seokjin hyung, dan Mingyu yang sudah menuju ke tempat makan, kalian mau ikut ?" tawar Namjoon hyung yang menaikkan kedua alisnya.
"Boleh, aku ikut" pasti Wonwoo ikut karena Mingyu juga ikut.
"Bagaimana denganmu Kookie ?"
Aku ingin ikut Joonie hyung, sungguh aku lapar sekali. Tapi, masih sulit bagiku untuk bertemu dengan Irene noona saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Ama
FanfictionAku harap suatu saat nanti hyung bisa melihat kearahku, menerima cintaku, dan peduli padaku. Tak apa, aku akan dengan sabar menunggu hyung sampai hyung siap. Dan perlu hyung ketahui, aku tak akan pernah menyerah dan meninggalkan hyung walaupun harus...