40. Pub

5.8K 372 36
                                    

"KAU! Kau yang membuat semua ini terjadi! Kau penyebab dari segala sesuatu yang terjadi pada kehidupanku saat ini! Kau yang menjadi penyebab perjodohan bodoh ini berlangsung! Kau yang menjadi penyebab berakhirnya hubunganku dengan kekasihku! Kau yang menjadi penyebab eomma kecewa padaku! Selamat! KAU MENGHANCURKAN HIDUPKU!"

Tubuh Jungkook benar-benar menegang tak dapat bergerak. Taehyung tidak pernah membentaknya sangat keras seperti ini.

"Apa kau sadar bahwa kau merupakan bencana bagi kehidupanku?! Begitu pula dengan eomma-mu dan mendiang appa-mu yang meminta adanya perjodohan ini! KAU.MENGHANCURKAN.HIDUPKU! Seharusnya kau menyadari dari awal bahwa aku tidak menyukaimu! Aku terpaksa melakukan semua ini demi eomma-ku! Dan kau lihat sekarang? Eomma-ku malah kecewa padaku! Apa ini yang kau mau huh?! Kau memang ingin melihatku tak berdaya seperti saat ini?! Jika itu tujuanmu, kau sudah melakukannya dengan baik! KAU LAKI-LAKI MURAHAN !"

Kedua tangan Jungkook dengan sigap menutup mulutnya yang ternganga dengan apa yang baru saja diucapkan Taehyung. Hatinya terasa begitu sesak. Sama halnya dengan tenggorokannya yang terasa panas akibat tercekat.

Sungguh ini keterlaluan. Batin Jungkook yang melangkah mundur dengan nafasnya yang memburu tak percaya.

Taehyung menghentikan ucapannya saat menyadari perkataan apa yang baru saja keluar dari mulutnya.

Tidak. Ia tidak bermaksud untuk mengatakan itu semua. Terlebih lagi kalimat terakhirnya. Ia hanya merasa terlalu tertekan saat ini. Menyebabkan dirinya mengeluarkan segala amarahnya pada Jungkook.

Jungkook memejamkan mata sesaat. Siratan kedua matanya seketika berubah ketika kelopak mata tersebut kembali terbuka. Sudah terlalu sulit bagi dirinya untuk menyembunyikan dan selalu menghilangkan perasaan yang sebenarnya ia rasakan.

Terlihat dari kedua matanya bahwa Jungkook menyimpan beribu-ribu rasa sakitnya selama ini. Dan Taehyung pun dapat melihatnya dengan jelas.

Merasa sangat bersalah, Taehyung melangkahkan kakinya maju untuk meminta maaf.

"Jungkook-"

"Tidak, hyung" cegah Jungkook dengan suaranya yang terdengar berbeda. Jelas saja, suaranya tertahan di tenggorokannya bersamaan dengan tangisnya yang membuatnya tercekat.
"Kumohon jangan mendekat"

Taehyung menghentikan langkahnya.
"Ma-"

"Maafkan aku hyung"
"Maafkan aku karena telah memaksakan semua ini terjadi"

"Jungkook aku-"

"Maaf aku tidak dapat mengerti perasaanmu. Aku memang tidak pernah merasakan apa yang kau rasakan. Aku tidak pernah tahu menahu tentang dunia idol. Dan aku tidak pernah tahu bagaimana rasanya diputuskan oleh seorang kekasih, karena aku tidak pernah mempunyai satu orang pun kekasih sampai saat ini" Jungkook tertawa menyedihkan.

"Aku menyukaimu sejak umur 14 tahun, hyung. Tak pernah terpikirkan olehku untuk menyukai lelaki lain selain dirimu selama 7 tahun ini karena memang aku tidak bisa melakukannya. Hanya melihatmu tersenyum, sungguh dapat membuat lekukan di bibirku ikut muncul. Apa aku terlalu bodoh untuk berharap menjadi milikmu ? Bertahan selama ini hanya untukmu? Ah, kurasa iya. Aku terlalu terobsesi dengan perjodohan ini karena rasa bahagiaku. Tetapi sekarang aku sadar, aku telah menghancurkan hidupmu. Kau seorang penyanyi besar dan aku hanyalah laki-laki biasa. Tak pantas bukan?"

Taehyung sedikit membelalakkan matanya karena melihat air mata yang jatuh dari salah satu mata indah laki-laki di depannya. Hendak melangkah maju, Jungkook menghindarinya dengan mengambil langkah mundur.

"Tenang saja, aku akan membatalkan perjodohan ini. Aku akan meminta eomma untuk menghentikan semua ini. Aku juga akan mengatakannya pada nyonya Kim" Jungkook semakin mengepal kuat kedua tangannya sembari menggigit bibir bawahnya dengan cukup keras.
"Dan aku berjanji tidak akan mengganggu kehidupanmu lagi"

Me AmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang