"Dan itulah alasan kenapa aku menyukai Kookie"
"Jimin benar Tae, dia memberikan kebahagiaannya untukmu" Namjoon menambahkan ucapan Jimin seraya terduduk mengikuti Taehyung yang telah kembali setelah mengantar adiknya ke kamar adik kecilnya itu.
Menghela nafas panjang, Taehyung mengambil kertas putih yang sebelumnya ia tinggalkan di atas sofa, dan membacanya lagi dari awal.
"Sial!" ia melempar secarik kertas di tangannya tersebut setelah meremasnya menjadi bola kecil yang tak berbentuk dengan geram.
"Aku harus menemui Irene" ujarnya cepat dan segera beranjak dari tempat duduknya. Diikuti oleh keempat temannya.
"Tae, biar aku yang menyetir" cegah Jimin sembari menghalangi tangan Taehyung yang baru saja ingin membuka pintu bagian pengemudi.
Terdiam sejenak, akhirnya Taehyung pun mengangguk dan beralih mengitari depan mobil menuju kursi di sampingnya.
***
"Aku benar-benar tidak ingin melihatnya beberapa saat ini Yoon" Jungkook memeluk sahabatnya yang juga mengusap dengan lembut punggungnya, mencoba menenangkan Jungkook.
"Aku mengerti Kookie, tapi tolong jangan menangis lagi nee? Kau sudah terlalu banyak menangis hari ini"
Menjauhkan diri, Kookie menyeka air matanya dan menganggukkan kepalanya dua kali.
"Kau benar" ujarnya seraya mencoba menarik kedua ujung bibirnya."Aku tidak pernah menyangka bahwa seorang Kim Taehyung akan mengatakan seluruh kalimat menyakitkan itu padamu. Maksudku, kau terlalu baik untuk menerima kalimat menyakitkan tersebut. Bukankah begitu Gyeom?" Yoongi mendelik ke arah sepupunya yang tengah bersandar di sebuah tembok dengan kedua tangannya tersilang di depan dada, sembari memperhatikan kedua uke yang terduduk di sofa ruang tengahnya.
"Aku setuju denganmu Yoon" balas Yugyeom.
Jungkook menghela nafas panjang dan memejamkan matanya cukup lama. Mencoba menetralisir kembali perasaannya yang entah sampai kapan akan terus terpecah belah seperti ini.
"Aku dan Yugyeom akan mengantarmu pulang" Yoongi beranjak dari duduknya kemudia mengulurkan tangannya ke arah Jungkook.
Jungkook tersenyum kecil dan segera menerima uluran tangan Yoongi. Keduanya melangkah keluar rumah keluarga Min yang diikuti oleh Yugyeom di belakangnya.
"Um, kook. Maaf aku dan Yugyeom tidak bisa berlama-lama di rumahmu karena orang tuaku akan segera pulang" ucap Yoongi dengan nada bersalahnya.
Jungkook melukiskan senyum simpulnya sembari menggelengkan kepalanya pelan.
"Tidak apa Yoongi""Jangan menangis lagi, janji?"
"Akan kucoba"
Yoongi berdecak.
"Aku serius Jeon"Terkekeh pelan, Jungkook hanya menganggukkan kepalanya dua kali kemudian melanjutkan langkahnya menuju mobil yang akan mereka tumpangi.
"Aku pasti akan segera menemanimu jika orang tuaku sudah pulang"
Jungkook membalikkan tubuhnya sejenak menghadap ke arah Yoongi.
"Yak, tak apa. Kita akan bertemu di kampus besok""Kau yakin akan baik-baik saja?" Jungkook mengangguk lagi mencoba meyakinkan.
***
"APA MAKSUD DARI SURAT YANG KAU BERIKAN PADA JUNGKOOK, IRENESSI?!" Taehyung berteriak di depan wajah Irene yang tengah melingkarkan tangan kanannya di pinggang seorang laki-laki bertubuh cukup besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Ama
FanfictionAku harap suatu saat nanti hyung bisa melihat kearahku, menerima cintaku, dan peduli padaku. Tak apa, aku akan dengan sabar menunggu hyung sampai hyung siap. Dan perlu hyung ketahui, aku tak akan pernah menyerah dan meninggalkan hyung walaupun harus...