Kedua mataku tidak dapat terlepas dari laki-laki bermata doe eyes yang kini berjalan tidak jauh di depanku. Entahlah apa yang membuatku terus memusatkan pandanganku padanya. Gerakan tubuhnya seakan tampak berusaha menghangatkan diri.
"Chagiya ?"
Aku segera menolehkan kepalaku ke arah Irene yang kini telah menggenggam tanganku dengan sangat erat.
"Nee ? Ada apa Rene ?"
"Kau mengenal Yeri kan ?" aku mengangguk mengiyakan.
"Lusa nanti, ia akan berulang tahun, dan ia akan mengadakan sebuah pesta di rumahnya"
"Lalu ?" kutautkan kedua alisku ke arahnya.
"Setelah selesai konsermu besok malam, aku akan kembali ke Seoul untuk ikut merayakannya. Dan aku tentunya tidak bisa menemanimu konser di Jeonju. Tapi aku akan menyusulmu di konser berikutnya kok, di Daejeon. Tak apa kan ?"
Yah beginilah pacarku. Selalu tidak mau melewatkan pesta bersama teman-temannya, tak perduli sekecil apapun pestanya ia tetap saja memaksa untuk datang.
"Hm.. baiklah" balasku singkat.
Irene mengecup singkat pipi kananku dengan kilat membuatku sedikit menarik ujung bibirku ke atas.
"Dan berjanjilah padaku untuk tidak berdekatan dengan lelaki jalang itu, nee ?"
Untuk kedua kalinya, perasaanku terasa berat saat mendengar Irene menyinggung nama Jungkook dengan panggilan 'lelaki jalang'. Padahal laki-laki itu sangat baik pada Irene dengan memberikan jaket miliknya.
"Hey, bagaimanapun juga Jungkook sudah meminjamkan jaketnya untukmu chagi, jangan selalu berpikiran negatif padanya"
Dengan cepat Irene melepas genggaman tangannya dari tanganku, kemudian melipat kedua tangannya di depan dada.
"Kau membelanya Tae ?""Bukan itu maksudku.. hanya saja, lebih baik kau tidak menyinggung namanya dengan 'lelaki jalang' lagipula Jungkook telah berbaik hati meminjamkan jaketnya bukan ?"
"Ya, kau benar. Tapi itu sama saja Tae ! Kau membelanya !"
Aku mengusap kasar wajahku karena sifatnya yang membuatku frustasi. Mau tidak mau aku harus meminta maaf pada Irene berulang kali. Bahkan hingga kami kembali ke hotel.
Teman-temanku mungkin sudah hafal dengan sifat Irene yang terkadang menjadi seperti ini. Jadi, mereka pasti sudah mengerti permintaan maafku pada Irene di sepanjang jalan tadi hanya disebabkan hal kecil.
"Tolong maafkan aku Irene"
"Tapi berjanjilah padaku jangan berdekatan dengan laki-laki jalang itu Tae !" tegasnya saat sudah berada di depan pintu kamarnya.
"Ya, aku janji" aku menyunggingkan senyum padanya lalu mengecup singkat keningnya seraya mengusap lembut rambut panjangnya.
Irene mengangguk dan tersenyum kemudian membalikkan tubuhnya untuk segera memasuki kamarnya.
"Selamat malam chagi" ucapku sebelum Irene benar-benar menutup pintunya.
"Selamat malam !" balasnya dengan senyuman menawan di wajahnya.
Setelah memastikan bahwa Irene sudah di dalam kamarnya, aku segera kembali menuju kamarku.
Seketika aku terdiam ketika aku menolehkan kepalaku dan menemukan seorang laki-laki yang kini tengah memeluk dirinya sendiri dengan kedua tangannya tampak kedinginan.
"Oh maaf"
Jeon Jungkook POV
Aku tidak mengerti apa yang membuat Taehyung hyung terus menerus meminta maaf pada Irene noona sepanjang perjalanan setelah makan malam tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Ama
FanfictionAku harap suatu saat nanti hyung bisa melihat kearahku, menerima cintaku, dan peduli padaku. Tak apa, aku akan dengan sabar menunggu hyung sampai hyung siap. Dan perlu hyung ketahui, aku tak akan pernah menyerah dan meninggalkan hyung walaupun harus...