"Kita tidak berciuman !" tegasku yang tanpa sengaja mengatakannya bersamaan dengan Jungkook.
Dengan perlahan Taera menjauhkan kedua tangannya dari wajahnya.
"Jinjja ?"Aku dan Jungkook mengangguk cepat dan bersamaan lagi.
"Mengapa kau dapat berbicara seperti itu anak kecil ?" aku mulai mendekati Taera dan memberi tatapan mengintrogasi.
"Ehh.. aku kira tadi TaeTae oppa dan Jungkook oppa ehm.." ucap Taera sambil menggaruk tengkuknya yang kurasa tidak gatal.
Drrtt.. drrtt..
Ponselku bergetar menandakan terdapat panggilan masuk. Dengan cepat aku mengeluarkan ponselku dari saku celanaku.
"Halo...""Sayang.."
Ini Irene.
Aku segera beranjak berdiri dan berjalan menjauh keluar dari kamar Taera agar percakapanku tidak didengar oleh mereka berdua.
"Iya sayang ? Ada apa ?"Aku menutup kamar Taera dengan pelan dan masuk kedalam kamarku yang terletak di sebelah kamar Taera.
"Aku merindukan pacarku"
Aku melengkungkan senyum tipis saat mendengar kalimat yang ia lontarkan dengan manja.
"Aku juga merindukanmu sayang, besok aku akan menjemputmu untuk datang ke dorm BTS nee ?"
"Baiklah tapi, aku tidak mau melihat laki-laki itu lagi emm Jankook.. Jongkook.. entahlah siapapun itu, aku benar-benar benci laki-laki jalang itu !"
Sungguh ini benar-benar aneh. Aku merasa sesuatu yang mengganjal hatiku ketika Irene menyebut Jungkook dengan panggilan 'laki-laki jalang' rasanya seperti kata itu tidak pantas atau keterlaluan untuk di lontarkan pada laki-laki lugu itu.
"Tae ? Kau masih disana ? Kau mendengarkanku kan ?"
Aku mengerjapkan mataku beberapa kali.
"Ah ne, aku mendengarmu kok""Baguslah, sampai jumpa besok tanpa 'laki-laki' itu sayang, i love you"
"Love you too"
Aku segera menutup sambungan telepon dan terduduk di pinggir ranjangku. Entahlah apa yang sedang kupikirkan hingga membuatku terdiam saat ini.
Aku menghela nafas panjang, mencoba untuk menenangkan perasaan aneh yang kini sedang melandaku dan membaringkan tubuhku juga menutup mataku untuk menambah ketenangan.
Jeon Jungkook POV
"Halo..."
Taehyung hyung mendapatkan sebuah panggilan masuk di ponselnya yang entah dari siapa.
Aku dan Taera hanya memperhatikan Taehyung hyung sedari tadi, hingga akhirnya Tae hyung mulai beranjak berdiri dan meninggalkan kamar Taera.
Sebelum pintu benar-benar tertutup, aku mendengar jelas sebuah ucapan Taehyung hyung kepada lawan bicaranya di seberang telepon.
"Iya sayang ? Ada apa ?"
Irene noona.
Aku sangat yakin bahwa yang menelfon Taehyung hyung sekarang adalah Irene noona. Kembali kurasakan sesak di dadaku saat mendengar panggilan Tae hyung untuk Irene noona tadi.
Aku harus terbiasa dengan ini.
"Jungkook Oppa !" pekikan Taera menyadarkanku hingga membuatku mengerjapkan mataku dua kali.
"Nee Taera ?" Aku menoleh kearah Taera.
"Apa Jungkook oppa benar-benar tidak berciuman dengan Tae oppa tadi ?" aku kembali membelalakkan mataku kemudian terkekeh pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Ama
FanfictionAku harap suatu saat nanti hyung bisa melihat kearahku, menerima cintaku, dan peduli padaku. Tak apa, aku akan dengan sabar menunggu hyung sampai hyung siap. Dan perlu hyung ketahui, aku tak akan pernah menyerah dan meninggalkan hyung walaupun harus...