Beberapa saat kemudian, Tae hyung melepaskan lingkaran tangannya di pergelangan tanganku. Membiarkanku melanjutkan kegiatanku memakan hot dog. Begitu pula dengan langkahnya yang mulai melamban dari sebelumnya.
"Mm.. dimana Irene noona ?" sejujurnya aku tidak ingin menanyakan hal ini. Tapi jika aku tidak memastikan keberadaan wanita itu, apa yang akan terjadi padaku jika ia melihat Taehyung hyung sedang berjalan berdua denganku ?
"Pergi berbelanja dengan temannya"
"Noona membawa temannya kemari ?"
"Tidak, Irene bilang bahwa temannya yang memang memiliki sebuah urusan di kota ini" jelas Tae hyung yang membuatku mengangguk mengerti.
"Tapi, dari mana hyung tau aku sedang berada di taman ? Dan menginginkan hot dog ini ?"
Cukup lama untuk Taehyung hyung menjawab pertanyaanku.
"Entahlah" jawab Taehyung hyung acuh tak acuh.
Ya, begitulah seorang Kim Taehyung. Meskipun dijawab dingin setidaknya ia tidak mendiamkanku seperti biasanya.
Pandanganku terkunci pada seorang anak kecil laki-laki yang tengah menangis seorang diri dengan tangannya yang menggenggam sebuah cone ice cream yang terlihat kosong.
"Hyung, tunggu" aku menghentikan langkahku.
"Bisakah hyung menungguku sebentar ?"Taehyung hyung menatapku bingung. Dengan cepat aku meralat ucapanku agar tidak membuat Tae hyung berfikiran bahwa aku ingin ditunggui olehnya.
"Ah-tidak maaf, maksudku aku akan menyusul ke hotel. Jika hyung ingin-"
"Aku akan menunggumu" potongnya yang membuatku sedikit terkejut.
Tidak ingin membuat Taehyung hyung menunggu lama, aku segera berlari kecil meninggalkannya dan menghampiri anak lelaki tadi.
"Halo.." aku menyapanya sembari membungkukkan tubuhku karena tinggi tubuhnya yang cukup jauh dariku.
Terlihat ia masih terus terisak ketika mulai mendongakkan wajahnya ke arahku.
"H-hyung siapa ?"
"Aku Jungkook" balasku dengan senyuman lebar. Aku rasa ia masih terlihat sedikit ragu untuk berbicara denganku memang sudah seharusnya seperti itu jika berbicara dengan orang asing yang tidak dikenal.
"Tenang saja aku bukan orang yang jahat"
Ia terdiam dengan sesenggukan suara tangis yang terdengar.
"Aku.. Seungjae"
"Hai Seungjae"
"Kenapa Seungjae menangis ?"Ia masih diam sembari melihat ke arah rumput-rumput tempat kami berpijak. Aku pun mengikuti arahan matanya ke arah rumput, menemukan sebuah tumpahan ice cream cokelat yang kuasumsikan miliknya yang terjatuh.
"Ice cream Seungjae terjatuh ya ?"
Anggukan kecil dilakukannya untuk menjawab.
"Ayo, ikut hyung" aku kembali menegapkan tubuhku dan mengulurkan tanganku padanya. Seungjae masih saja ragu padaku.
"Tidak apa-apa, aku bukan seorang penjahat Seungjae"Kemudian, tangan mungilnya itu terkait dengan tanganku. Aku dan Seungjae segera berjalan menuju seorang penjual ice cream yang tidak jauh dari tempat kami berpijak.
Untung saja uang yang kubawa masih cukup untuk membeli 2 buah small cup ice cream.
"Seungjae mau rasa apa ?" aku menundukkan wajahku untuk bertanya padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Ama
FanfictionAku harap suatu saat nanti hyung bisa melihat kearahku, menerima cintaku, dan peduli padaku. Tak apa, aku akan dengan sabar menunggu hyung sampai hyung siap. Dan perlu hyung ketahui, aku tak akan pernah menyerah dan meninggalkan hyung walaupun harus...