24. Ancaman

4.6K 317 13
                                    

"Tapi.. siapa laki-laki itu ? Ia bukan seorang aktor ataupun seorang penyanyi kan ? Aku belum pernah melihatnya sama sekali di manapun" Wonwoo menghentak-hentakkan kakinya berulang kali.

"Kita harus berpikir positif dulu teman-teman, mungkin mereka hanya sebatas teman lama atau entahlah" aku mencoba membujuk Wonwoo dan Mingyu untuk berpikir baik tentang berita itu. Aku tidak mau salah satu dari kami memberitahu Taehyung hyung kenyataan yang tidak benar. Sungguh aku tidak mau Taehyung hyung menjadi terbebani.

"Kau tidak ingin bertanya lagi pada Tae-"

"Uh-Mingyu, tolong jangan beritahu Taehyung hyung sekarang kalau ia belum mengetahui berita ini, kumohon.." aku menatap kedua mata Mingyu memohon.

"Kenapa Kook ? Bukannya lebih baik Taehyung hyung mengetahuinya ?"

"Aku hanya tidak ingin berita ini membuat Taehyung hyung  kembali jatuh sakit. Lebih baik ia mengetahui hal ini sendiri, atau mungkin nanti saja. Yang pasti, kumohon jangan sekarang. Taehyung hyung terlihat sedang bersenang-senang di atas panggung. Aku tidak ingin mematahkan semangatnya"

Mingyu menatapku dengan tatapan sendu dan terdiam. Sedetik kemudian ia tersenyum dan berkata.
"Kau sungguh baik Kook"

Aku mengerutkan dahi karena tak mengerti maksud dari ucapan Mingyu.

"Ya, aku setujui denganmu sayang" ucap Wonwoo seraya tersenyum sangat manis ke arahku.

Tiba-tiba saja seorang staff wanita menghampiriku dengan papan kayu serta walkie talkie di topangan kedua tangannya.
"Permisi ?"

"Nee ? Ada apa ?"

"Jeon Jungkook-ssi ?" tanyanya memastikan.

"Benar, itu aku" aku menunjuk diriku sendiri dengan telunjuk tanganku.

"Oh-ini ada surat untukmu dari seseorang yang tidak dikenal saat aku beberapa waktu lalu membeli minuman di luar" ia memberikan sebuah sebuah amplop berbentuk persegi panjang tanpa tulisan di bagian depannya.

"Ia memakai pakaian tertutup dengan kacamata hitam yang menutupi matanya. Kupikir lelaki itu adalah seorang bodyguard tapi aku juga tidak tahu pasti, ia hanya menyuruhku untuk memberikan itu pada laki-laki bernama Jeon Jungkook yang berada di backstage" jelasnya yang diakhiri dengan senyuman yang sangat ramah.

Aku mengangguk mengerti dan membalas senyumannya dengan seramah mungkin.
"Nee, terima kasih banyak" wanita itu kembali tersenyum dan mengangguk sebelum akhirnya membalikan tubuhnya untuk pergi.

"Dari siapa ?" Mingyu memandang amplop tadi dengan seksama.

Aku memutar balikkan benda di tanganku ini berulang kali, mencoba mencari sebuah tulisan yang mungkin saja dapat menunjukkan pengirimannya.

"Entahlah, tidak ada nama pengirimnya. Kubuka nanti saja lah"

"Yah.. Kookie, aku sangat penasaran" rengek Wonwoo yang membuatku terkekeh pelan.

"Kau kepo sekali sih Woonie" godaku yang berhasil membuatnya mendengus pelan.

***

Setelah beberapa jam berlalu, konser BTS di Jeonju ini akan segera berakhir dan sekitar 15 menit lagi hyungdeul akan turun dari panggung dan kini kelima lelaki tampan itu tengah menyanyikan lagu terakhirnya.

Aku menghempaskan tubuhku di atas sofa empuk seraya menghembuskan nafas berat setelah cukup lelah berdiri untuk melihat hyungdeul tampil di atas panggung.

Aku melirik ke arah amplop putih yang diberikan wanita tadi padaku dan beringsut untuk membukanya. Aku merasa penasaran dengan isi dari amplop tersebut.

Me AmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang