Asal Mula

31.9K 2.1K 50
                                    

Peringatan!
cerita ini mengandung kata2 kasar. Bijaklah dalam membaca!



Aku berjalan tergesa-gesa menuju ruang kantor. 20 menit lalu, teman sekelasku mengatakan kepsek memanggilku akibat kelalaian dalam ujian UAS atas tuduhan menyontek sekaligus memperjual beli kunci jawaban.

Lah anj*ng!
Pelaku nyontek tolol mana yang memperjual beli kunci jawaban woi!
Dia nyontek ingat? Ngapain nyontek kalau punya jawaban?

Parahnya lagi, tuduhan itu dilayangkan pada orang yang salah.

Esteria anggrainy, namaku. Si murid cerdas anak emasnya ips. Sekarang aku duduk dibangku XII. Sudah banyak olimpiade aku juarai mewakili sekolah. Berbagai bidang telah kutekuni. Ekonomi, Geografi, Sosiologi, Prasejarah dan Sejarah wajib, aku unggulkan. Nilaikupun diatas rata-rata. Jika bukan 98, paling kecil 95. Kata guru, nilaiku lebih dari itu. Namun, guru menyayangkan dan menyebut tidak ada guru manapun yang menulis angka 100 biar sempurna sekalipun.

Lucunya, kini. Murid yang diagungkan tercap penyontek dan penjual jawaban. Jan*uk!

"Esteria Anggrainy"sebut pak kepsek memandang penuh kecewa.

"Bapak tidak percaya dengan semua yang bapak dengar. Bagaimana mungkin, anak emas bapak pelaku utama dalam kasus ini? apa kamu punya pembelaan?"

Aku menunduk. Harusnya aku tegar. Tidak seperti ini, bagaikan pelaku sesungguhnya tertangkap basah. Ku remas hoddie hitamku. Menguatkan diri. Kira-kira apa bapak percaya kata-kataku nanti?

"Saya... saya anak emas ips. Saya menepis tuduhan yang mencoba mencoreng nama baik saya. Bapak dan guru manapun tidak pernah marah dan tidak senang atas tindakan saya. Saya bertanggung jawab. Jujur, adil dan sopan. Bapak tanya saya, bukan saya pelakunya. Bisa saja seseorang menjudge saya, menyabotase seolah saya melakukan perbuatan kotor itu. Bapak bisa percaya dan menjamin saya."

Pak kepsek mengangguk. Berusaha percaya meski ragu. Detik selanjutnya mata ku melotot hampir keluar. Menyaksikan cctv bapak pertontonkan. Layar menampilkan kegiatan UAS, aku menoleh ke sebrang meja berjam-jam melakukan aksi nyontek.

Beberapa murid lalu dipanggil untuk membenarkan. Padahal, aku ingat betul. Aku menyerong begitu mengajarkan cara karna mereka meminta dengan dalih ingin berubah dan tidak membiasakan nyalin jawabanku lagi.

Kemudian, beberapa murid berbeda datang lagi membenarkan adanya transaksi jual beli kunci jawaban.

Marah, benci dan dendam ku rasakan. Aku berteriak ke mereka semua, menyebut penghianat karna mereka sudah menjebakku. Sembari menangis tersedu-sedu, aku jelaskan merekalah yang meminta bantuanku
.

"Tapi bukti ada dalam tasmu"

"KARNA MEREKA YANG TITIP DAN BILANG KERTAS LAKNAT ITU KERTAS ULANGAN YANG GURU SURUH KOREKSI DIRUMAH"





¤¤¤¤

Malamnya, aku kerja part time. Lagi dan lagi, aku difitnah. Seseorang mencampur obat diare dalam minuman buatanku. Kejadian terus berlanjut dengan kesalahan berbeda-beda.Nyatanya, teman sekaryawan pelakunya. Mereka kompak menjebakku sebab aku kesayangan bos dan menerima bonus dibelakang mereka setiap gajian.

Aku dipecat. Hari ini adalah hari terburuk yang aku alami. Aku mengalami kesialan beruntun. Diskors ditambah dipecat. Sekaligus menanggung malu karna ulah tak bertanggung jawab.

Langkahku gontai menyusuri jalanan. Handphone yang berdering panjang terabaikan sangking sakitnya kepalaku saat ini. Mengintip sekilas, nama adikku tertera dilayar.Akupun tersandung, terhuyung-huyung bagai orang depresi. Stress memikirkan semua yang terjadi. Begitu teganya mereka setelah semua yang kulakukan untuk mereka. Air susu dibalas air tuba.

Tin tin tin

Kepalaku terangkat. Apa itu mobil tronton bawa botol? cahaya lampu silau sekali seperti cahaya. menuju alam surga. Pandanganku kosong. Berulang kali supir teriak menyuruh menyingkir tapi apa daya, kaki tak sanggup melangkah. Sangat berat seolah tertancap ditengah aspal.



T
B
C


Akhir menyedihkan untuk gadis terkena sial.

jng lpa votmen y guys!

WHAT THE HELL ANTAGONISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang