Valentine

11.4K 1.1K 42
                                    

"Lo lagi ngapain Ri? main petak umpet? sama sapa?"

Sonia ikut berdiri di sampingku. Tak lupa Nindy dan Tia juga turut mengikuti posisi yang ku buat, yaitu menyembulkan kepala berbentengkan tembok koridor sekolah. Kepala Sonia di atas, kepalaku, Lalu Nindy dan Tia. Sudah kayak tangga bukan?

Siswa dan siswi yang kebetulan lewat mencuri pandang, penasaran akan tingkah kami yang jauh dari kata 'normal'

"Apaan sih kalian semua?!"

Aku membentak mereka bertiga lalu keluar dari posisi aneh yang ku lakukan. Sonia, Nindy juga Tia memperhatikanku dengan pandangan penuh tanya

"Emang lo lagi liatin sapa sih? takut banget macam gak bayar utang berjuta-juta"tanya Nindy heran, bola matanya naik turun memperhatikan.

Tia menyikut Nindy"Kalo ngomong tuh mikir bos! Ari kan tajir melintir, ya kali dia punya utang! yang ada orang yang berutang sama Ari!"

Sonia mengamit ujung lengan seragam Tia"Yang di ajak ngomong sapa yang kena liurnya gue"keluhnya mengelap hujan lokal buatan Tia.

Baru usapan ketiga Tia justru menyingkir. Tidak terima seragamnya jadi berwarna kuning akibat alas bedak yang menempel.

Sonia yang tidak peduli ocehan Tia karna roknya terkena imbas hujan lokal melangkah maju, lalu memiting leher Tia, mengelap paksa wajahnya sampai ujung seragam Tia berubah kehitaman.

Aku menggeleng-gelengkan kepala sedangkan Nindy terbahak memukul-mukul lututnya kemudian menunjuk-nunjuk Tia dan Sonia saling piting-memiting.

Nih anak bukannya misahin malah ketawa-ketiwi

"Tau ah gue mau cek loker dulu kalo selesai bilang ke gue sapa yang menang"

Nindy mengangguk, memberi hormat padaku sementara aku melangkah pergi menjauhi mereka.

Bila kalian penasaran alasan kenapa aku sembunyi, itu karena aku berupaya menghindari Jassen. Ya, Jassen. Terlepas dari hotel kemarin, aku dan Jassen kejar-kejaran sampai akhirnya aku memilih untuk bersembunyi di tangga darurat.

Aku telah sampai di depan loker. Loker itu agak tinggi dua senti melewati tinggi tubuhku. Untunglah pintu lokerku berada pada urutan kedua, jadi tidak perlu repot buat membungkuk apa lagi berjinjit.

Srakkkk

Begitu pintu di tarik seluruh kertas dan beberapa coklat kecil jatuh menimpa wajah ku yang malang. Aku menggosok wajah, meredakan rasa perih bekas ujung amplop serta ujung lipatan kertas binder.

Aku berkacak pinggang menggeleng-geleng heran dengan semua ini.

Jelas-jelas Tia lebih unggul cantiknya di antara kita, mata mereka silau karna harta gue kali ya?

Aku pungut kertas-kertas yang berserakan tadi, lalu ku masukan dalam kantong kresek jumbo hitam untuk berjaga-jaga yang aku lipat di loker. Tak lupa aku juga mengambil coklat batang tersusun rapi dalam lemari.

"Lah, barang-barangku pada kemana anjer? kok silverqueen, dairymilk, pocky.... yah coklat batang semuaaa..."

Bangke ini namanya. Masa barang-barangku ludes di ganti coklat?

Aku coba pinggirkan coklat-coklat itu, menggali lebih dalam."Apaan nih?"

Penasaran, ku tarik plastik hitam itu, membuka isinya sebelum bernapas lega."Syukur dah buku-buku gue aman, perhatian banget sih"kataku cengar-cengir.

"Ari"suara serak khas pria mengalun indah menyebut namaku. Tubuhku mendadak beku. Suara ini, adalah suara orang yang aku coba hindari sejak pagi. Yah, kalian benar. Orang yang aku maksud adalah Jassen.

Aku memutar tubuhku menghadap sosok jakung itu. Jassen memandangku lesu. Rambutnya brantakan, ada kantung mata juga di kelopak matanya. Jujur aku agak kaget melihat penampilan Jassen ini, seolah bukan jati dirinya, Jassen hari ini sangatlah menyedihkan ketimbang Jassen hari sebelumnya.

Jassen meraih lenganku. Matanya memandangiku seakan minta perlindungan dari masalah yang dia emban. Tongkat bantu Jassen pun sudah tidak dia pakai lagi sejak peejumpaan tak sengaja kami saat di hotel.

"APA?!"

Aku membentak Jassen. Kali ini aku biarkan dia menyentuh tanganku. Menunggu penjelasan darinya.

"Aku... mohon. Balikan sama aku yah? pleasee...."

Aku memandang wajah putus asa Jassen. Senyum sinis terbit pada bibirku. Aku lepas dulu tanganku darinya"Lo.... di paksa nyokap-bokap lagi?"

"Aku....."




T
B
C

JENG JENG JENG

terimakasih msh setia membaca & menunggu crita gk jls sya. libur saat ini membuat sya kepikiran dgn klean pembaca setia

skle lgi mksh

WHAT THE HELL ANTAGONISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang