Pria gila itu menarik-narik tanganku. Sepanjang jalan dia menyeretku. Mulutku tiada henti mengucap penolakan dan dia tidak juga mengindahkan seolah gendang telinganya tersumbat benda.
"LEPASIN TUH CEWEK, DIA PUNYA GUE"
Mendadak cowok asing itu berhenti. Netranya fokus memandang sengit cowok berkupluk yang mengenakan masker di sudut koridor hotel.
Bukankah dia Jassen? ngapain Jassen di hotel ML?
Ah, dia pasti lagi sangean, terus nyewa cewek atau bawa Naura di ajak naena."Lo juga ngapa mangut-mangut hah!"bentak kembaran Jassen disampingku.
Seketika aku tersadar dari lamunan. Jassen mengambil langkah panjang kemudian menarik tanganku dari cekalan pria yang menyerupainya itu.
Jassen menyembunyikanku di balik tubuhnya, dalam sekejab satu pukulan dia layangkan ke hidung pria itu.
DUAGH
"JASSEN!"
Pria itu mundur beberapa langkah akibat pukulan Jassen. Hidungnya merah di sertai keluarnya tetesan darah. Dia lap darah itu pada lengan jaket jeans nya lalu memandang aku dan Jassen dengan pandangan yang sulit di terka.
"ITU BUAT LO YANG UDAH GANGGU CEWEK GUE"
Jassen melepas maskernya, sekarang aku melihat Jassen di dua tempat. Jassen bad boy dan Jassen casual. Coret bagian bad boy, karna mereka sama-sama buruk memperlakukan cewek.
"DIA? CEWEK LO"tunjuk Pria itu lagi di depan wajahku. Jassen menepis kasar telunjuk putih itu,"JANGAN KURANG AJAR YA!" emosi Jassen kian memburuk, dia tarik kerah pria itu lalu menghempasnya ke dinding.
"Udah donk kalian berdua, malu tau di seret satpam kalo pengunjung keluar nanti"kataku berusaha menengahi. Aku coba menarik paksa lengan Jassen sekuat tenaga.Tapi yang namanya cowok kalau sudah emosian, tenaganya jadi berkali lipat kuat dan sangat sulit untuk di singkirkan.
"Jas, please dengerin gue bonyok tuh anak orang"
Tiba-tiba Jassen membentak"Bisa diem gak Hah?"
Otomatis aku terdiam. Ngeri soalnya. Mukanya merah banget. Mana urat-urat mukanya keluar semua lagi. Mungkin setelah ini akan ada asap yang keluar di kepala Jassen.
Jassen melayangkan pukulannya. Belum sempat pukulan itu mengenai kembaran Jassen. Otakku reflek menggerakkan tubuhku mendekap punggung Jassen.
Apa aku berhasil?
Aku mengangkat kepala dari posisi mencium punggung Jassen. Cowok itu terpaku. Tangannya mengepal di udara bersiap melayangkan pukulan kedua untuk orang yang menyerupai dia.
"KALIAN YANG DI SANA"teriak suara bass dari arah ķanan.
Kami bertiga menoleh, melihat dua orang satpam bersama pasangan yang di duga pengunjung hotel.
"Kalian tidak di perbolehkan menginjakkan kaki lagi di sini"
Dua orang satpam itu lantas menggeret Jassen dan orang asing itu.
Jassen memandang sengit cowok yang menyerupai wajahnya yang sialnya sangat tampan.
"Lo abis sama gue... Zavior"Deg
Apa?!! Zavior? jadi dia Zavior?
Tanpa sadar mulutku terperangah. Aku memandang Jassen, kemudian Zavior. Begitu seterusnya sambil menunjuk wajah mereka membandingkan keduanya.
Bukannya Zavior tokoh antagonis? kenapa wajahnya bisa kembar gitu? dan kapan pula Zavior mukanya semirip Jassen?
Mendadak kepalaku sakit.
"Aku mau pulang"
Jassen mencekal cengkraman satpam lalu mengejarku yang berjalan berlawanan arah seraya memijit kepala.
"Gue antar ya"
"GAK USAH!"
T
B
Csorry bru up skrg. mklm lah wktu kerja 15 jam. hny ini yg bsa sya buat untk klean trimalasih sdh mendukung crita sya jng lpaVOTEMEN dan sampai jumpa!
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT THE HELL ANTAGONIST
Teen FictionSuatu hari, kesialan terjadi secara beruntun menimpa gadis malang. Hampa, pasrah dan tak sanggup menerima kenyataan. Esteria anggrainy, biasa dipanggil Tara harus menanggung malu menjalani hidup akibat ulah tangan tidak bertanggung jawab. Hingga ak...