Penghuni sekolah

12.2K 1.1K 29
                                    


Petang berganti malam. Sekolah sudah lama bubar. Sangking lamanya kerja bakti, aku ketiduran di tengah halaman basket.

Michel sempat membangunkanku tadi. Tapi berhubung aku ngantuk plus cape jadi aku nyuruh dia duluan pulang. Ngomong-ngomong soal Michel, cowok itu ada aja kesibukannya kayak pembantu sekolah. Sibuk terus.

"Katanya ngajak temenan tapi dia aja sok sibuk gak nyempatin waktu. Heran"aku tepuk pantatku membersihkan debu-debu kotor lalu beranjak mencari jalan.

Sekolah terang benderang. Lampu terpasang di mana-mana mengurangi kesan horor yang terlintas dalam ekspetasi ku.

"Satpam kok gak ngeronda sih anjer. Kalo pun cuti pasti ada pengganti, apa mungkin satpam enak-enakan nyante goyang kaki di pos, sampe gak sadar ada murid dalam sekolah? wah parah. Gak bisa di biarin nih. Korupsi harus di brantas mulai dari yang terkecil"kataku menghantukkan kepalan tangan dengan telapak kiriku.

Bokap Arlita punya peran penting menyuplai keuangan sekolah elit Green Tea, yang katanya, sekolah terbaik di kota ini.

Mungkin aku bisa memanfaatkan hal ini buat memecat satpam yang tidak becus menyisir sekolah. Seram loh di sini.

Aku melirik kanan-kiri was-was. Sekelebat hayalan aneh menghantui pikiranku yang traveling kemana-mana. Bulu kuduk ku meremang. Ku usap perlahan guna menghilangkan kegugupan. Bahaya bila aku jatuh pingsan disini.

Tiba-tiba suara gemericik air merasuki telingaku.

Glek

Siapa gerangan malam-malam di sekolah mandi di kolam renang?

Dengan gerakan perlahan aku mengendap-endap. Mengintip siapa gerangan agaknya mahkluk ghaib ini.

 Mengintip siapa gerangan agaknya mahkluk ghaib ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ah mantab

"Arghh"suara Jassen mengalun indah bagai desahan saat dia menyeka rambutnya kebelakang. Bulir-bulit air kolam yang bersinar terkena pantulan bulan bagaikan kerlap-kerlip membasahi tubuh indah bak dewa yunani milik Jassen.

Tanpa sadar aku sudah cukup lama menganga menyaksikan tayangan live streming langka dari seorang Jassen. Kapan lagi liat beginian ya kan?

Lagian juga si Jas ujan ngapain basah-basahan malam-malam di sekolah? mau jadi penunggu? kurang kerjaan banget dah.

Mataku tak lepas memandangi apa saja yang terekam jelas dalam indra penglihatan. Lumayan cuci mata. Sinar bulan menyorot ke arah kolam renang. Beruntung, aku bisa menyaksikan tubuh atletis Jassen sangat jelas dari posisi jongkokku sekarang.

Tiba-tiba mata bulat nan besar itu menoleh kemari. Buru-buru aku merapat ke dinding berkamuflase. Emang bisa ya? entahlah otakku ngeblank sekarang.

"Siapa di sana?"katanya menggema.

Omaygot! suaranya deep banget anjir
loh-loh? kaki gue jadi gemetar anjeng!

Astogehnageh. Itu orang peka banget sih keberadaan orang. Mana suara langkahnya arah tempat ku lagi, gawat nih.

Langsung saja aku jalan jongkok berpindah tempat. Meski bertemu koridor remang-remang horor lagi, demi keselamatan jiwa aku memilih nyudut di bawah tangga yang tidak tersorot lampu.

Tep

Tep

Tep

Jassen celingukan kanan-kiri. Dia hanya mengenakan boxer hitam ketat menutupi area bawahnya. Air berjatuhan di bawah kakinya.

Plis Jas, lo jangan bikin otak gue kemana-mana napa dah

Beberapa kali Jassen mengusap wajahnya kemudian balik lagi ke kolam.

"Selamat"ucapku akhirnya. Di rasa aman, aku berjalan pelan menuju kolam.

Roti sobek momy its coming!




T
B
C


GMN Rasany liat yg mantep2 dah traveling blum tuh otak? efek kegabutan author nim nih awokawok

so, mau lnjut pa ckup d sni aj chapny? d tunggu VOTEMEN ny y kwn!

AND jng lpa buat mampir ke crita TRANSMIGATION lainnya kyk crita yg d bwah ini neh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


NEXT TIME CHAP Y GUYS!
SEE YOU...

WHAT THE HELL ANTAGONISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang