Villain

17.1K 1.7K 36
                                    

Jassen di buat bingung akan tingkah benalu yang selalu mengintili tubuhnya itu. Dia Arlita, perempuan gila yang mengklaimnya sebagai tunangan. Sudah 3 hari berlalu, baik teman-teman dan Jassen sendiri tidak pernah lagi melihat Arlita bersama tingkah centilnya itu seharian.

Jujur, Jassen bahagia. Inilah yag dia inginkan. Rencana balas dendam atas kelakuan buruk Arlita untuk Naura pastinya berjalan lancar. Waktu date Jassen dan Naura jadi bertambah. Sepasang sejoli itu jadi leluasa menghabiskan waktu bersama tanpa adanya penghalang.

Katakanlah Jassen brengsek. Pacaran di saat dia sendiri sudah punya tunangan. Namun, perlu di garis bawahi bila ikatan tunangan ini hanya cinta sepihak, bukan berdasar suka sama suka ataupun cinta dari kedua belah pihak.

Jassen memukul drum, memutar kedua stik sebelum memainkan, membuat putaran random.
"Jas, lo kali ini mendingan nyanyi deh atau gak mainin gitar. Tunjukin skil dewa lo ini lagu gun roses! gue tau lo doyan mukul, tapi lagu ini drum gak terlalu penting. Setidaknya lo bisa nyaingi Xavier adu skil gitar lah"

Mata besar Jassen menyipit, menatap nyalang Yudha sesaat, sebelum memukul kuat drum sampai cowok itu terkejut memegangi dada.

"Lo dengar ya"bentak Jassen memperingatķan, dia berdiri dari posisi duduknya dan menunjuk Yudha"Mau gue bisa nyanyi kek, main gitar kek, atau apalah. Lo, gak berhak buat ngatur. Band ini gak bisa berdiri karna gue dan..."

Yudha meneguk ludah. Sikap sok bossy Yudha mendadak menguap. Badannya gemetar,melangkah mundur seirama langkah Jassen yang mendekat. Jassen mendorong bahu Yudha pelan kemudian berbisik rendah"Lo gak mau kan, pulang-pulang tinggal nama doank?"

Yudha mengangguk patuh. Pria itu masih sayang nyawa. Hal umum bagi Jassen teror meneror mengingat cowok berkulit pucat itu punya banyak koneksi para gengster.

"Gue mau liat Nara"kata Jassen menyebut panggilan Naura kekasihnya, setelah itu, dia pun keluar meninggalkan ketegangan orang-orang dalam basecamp.



















Bunyi langkah Jassen terdengar seiring dia berjalan. Murid yang kebetulan berpas-pasan pun menyingkir memberi jalan. Pandangan murid pun bermacam-macam. Sebagian memandang kagum, terpesona termasuk pandangan iri sekaligus benci.

Sembari berjalan Jassen mengontak satu-persatu para anteknya. Menanyakan keberadaan Naura, mempermudah pencarian gadis itu.

Caesar

|Naura ngantin sndrian temenin dah
                             

                                     read

Langsung saja Jassen berlari menuju kantin. Sesampainya di kantin, cowok itu menaikan alis berupaya menahan gejolak amarah melihat Naura berjongkok di bawah kaki Arlita dkk.

"Obatin awas kalo salah"perintah Arlita malas. Dia duduk dengan kaki di silang memandang remeh Naura yang berjongkok.

Cewek bajingan ini.

"Baik kak"

Jassen tidak tahan lagi. Secepat kilat dia berjalan menuju Arlita dan menampar tunangannya sekuat tenaga.

PLAKK

"LO"ketiga sahabat Arlita kompak berdiri menunjuk Jassen sementara murid lainnya memandang kaget.

Arlita menoleh, tangannya memegang pipinya. Ada cap merah besar kebiruan bekas tangan Jassen. Jassen mengepalkan tangan. Ingin sekali dia menghajar Arlita detik ini juga kalau bukan karna dia perempuan.

Dan kejadian tak terduga pun terjadi.



















Usai kejadian berdarah di kantin, Jassen akhirnya terbaring tidak berdaya pada brankar rumah sakit. Ruangan vvip itu penuh dengan gelak tawa kelima temannya, inti geng SCANTRAXX.

"APA GIMANA? ARI? CEWEK MENTEL MACAM DIA YANG BIKIN LO BONYOK? BWAHAHAHA...."tawa Xavier mengolok-olok Jassen.

Jassen membuang muka. Wajah ganteng dambaan wanita itu kini bonyok dan membengkak. Matanya tertutup sebelah, hidung di plaster, memar sana-sini juga 4 rusuk patah kiri dan kanan tak lupa leher yang di gips.

"GUE GAK NYANGKA ARI BISA JUGA JADI BRINGAS. TAU GITU UDAH GUE PACARIN DAH"keenam orang dalam ruangan memandang aneh Yudha. Cowok ini memang punya hobi aneh. Yaitu memacari cewek yang brutal. Menurut doktrin Yudha, cewek brutal lebih asik.

Darren menaikan kaca matanya yang sempat melorot, kemudian menggeleng"Dasar gila"ucapnya. Hanya dia yang bicara tidak berteriak di sini.

"GUE RASA NI YAK, ARI BENCI BANGET DEH SAMA LO MAKANYA DIA JADI BELOK NYERANG LO"kata Caesar menepuk-nepuk punggung Yudha.

Yudha menarik kupluk merah Caesar, lalu menginjak-nginjak buntalan kain itu hingga lecek."KUPLUK GUE! WOI INI MEREK HERMES BABI!"

Yudha menaikan bahu acuh"Ngomong sama sapa, yang di pukul siapa"

"Tapi gue heran, kok lo sempat-sempatnya buat nyium Ari sih? bukannya lo benci?"

Xavier terperangah. Caesar berhenti dari kegiatannya memiting leher Yudha. Jassen melotot, lalu memalingkan wajah sementara Hades melepas headphone.






T
B
C



MOHON MAAF KRN SYA BRU UP SKRNG.
berhubung sya sibuk kerjA, sya bru ad wktu lnjut hri ne dan jg GONG XI FA CHAI bagi yg merayakan.

vote & coment klean sngt berarti krn sya mo ikutin crita ne buat lomba. trimakasih....

WHAT THE HELL ANTAGONISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang