Petak umpet

19K 1.8K 16
                                    

"Jes, lo ngerasa gak otak tunangan lo bermasalah?"Caesar menyerong, supaya pembicaraan mereka tidak didengar orang selain mereka berenam. Namun, siapa yang tau? kalau orang yang mereka bicarakan berada disamping mereka?

Saat bel istirahat berdenting, aku menyempatkan diri menuju kantin. Perutku melilit minta di isi, saat memilih tempat duduk, mataku tak sengaja menangkap pasukan inti geng SCANTRAXX  jalan dan berhenti untuk duduk ditempat biasa mereka nongkrong. Kebetulan, ada tembok berukuran sedang di belakang tempat duduk kursi kayu panjang yang mereka duduki itu.

Jadilah main petak umpet begini :v

"Bisa jadi"celetuk Xavier menyomot kentang goreng pesanan Yudha.

Pluk

Tanganku terangkat menutup mulut. Kentang gorengnya tepat melayang kesini!
Aku mencoba mengintip pada celah lubang kecil di tembok.
"Jangan buang-buang mubazir!"marah Yudha menepuk tangan Xavier memperingati agar Xavier berhenti mencomot kentang gorengnya.

Anak-anak SCANTRAXX terdiri dari Jassen, si pemimpin. Dia di juluki pangeran perang karna kehebatannya saat turun lapangan. Seperti orang asing yang baru pertama jumpa, aku tidak tau menahu yang mana Jassen, Xavier, Caesar, Yudha, Darren dan juga Hades.

Seperti Jassen, pertama kali bertemu aku sempat tertegun mengagumi ketampanan pria itu. Rahang kokohnya, alis yang tebal, hidung mancung bak perosotan, mata elangnya yang memesona kemudian di sempurnakan dengan kulit putih pucat di sertai tubuh berototnya.

Jassen tipikal model wajah-wajah yang tertera di majalah. Adikku terlalu belebihan mendeskripsikan si tokoh, hingga Jassen tercipta tidaklah sesuai tipikal anak sma pada umumnya. Kesan pertama jumpa, Jassen melihatku seolah aku adalah benalu. Menggrogoti tumbuhan lain untuk keberlangsungan hidup.

Lalu cara bicaranya, bila Xavier suka menggoda Arlita berupa candaan, maka Jassen sebaliknya. Bibir pria itu seakan tercipta untuk menghina dan mencemooh Arlita. Tapi yang paling berkesan itu pandangannya itu loh. Nyantai dikit napa itu mata!

Ah, mengingatnya entah kenapa membuat naik pitam

"Lo ada benarnya Cass, masa tadi pas nyokap suruh laksanain jemput rutin tuh anak kagak ada di rumah. Lucunya, tau-tau pagi udah ada di sekolah. Ngalangin jalan lagi"

Xavier mangut-mangut memikirkan perkataan Jassen."Apa lagi yang dia rencanain kali ini?"

Yudha memegang dagunya seolah berpikir"Jangan-jangan dia masih kurang puas udah bikin Naura masuk rumah sakit"

Caesar menggebrak meja tak terima'"Parah tuh anak gak bisa di biarin nih kita harus balas!"

"Kita tunggu aja gerakan yang dia buat nanti. Entar kita tinggal mikir ngambil langkah gimana"ujar Darren menenangkan teman-temannya. Di antara yang lain, Darren lah otaknya paling jenius, tenang, dan bijak mengambil tindakan.

"Oi kulkas menurut lo gimana he? diem-diem baek lo dari tadi. Orang lagi pusing juga"gertak Caesar gak nyelow sama Hades.

Hades ini agak mirip sama Jassen. Sama-sama bicara pedas. Bedanya Jassen hanya bermulut pedas sama Arlita seorang. Tidak seperti Hades, diam-diam menyakitkan.

Hades mengangkat wajahnya. Dia letakkan headphone yang selalu dia bawa kemanapun dia pergi itu.
"Lo ngomong sama gua?"

"Kagak! sama penunggu sekolah"

Hades diam. Dan lanjut dengerin lagu.

Rasanya aku mau tertawa terbahak-bahak sekarang. Mukanya Caesar itu loh, merah banget kayak orang demam.
Mataku terbelalak, buru-buru aku menyender pada dinding.

Tadi itu..... Hades gak lagi liat aku kan???





T
B
C


jeng jeng. sungguh main petak umpet yg bikin tegang😂😅

kira2 gmn mnurut klean?

q tynggu votemen klean y!

WHAT THE HELL ANTAGONISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang