Bertemu

15.7K 1.4K 120
                                    

Kami telah sampai di pekarangan rumah mewah keluarga Arlando. Arni masih saja menangis. Aku elus pundaknya pelan."Mamah.. kita udah sampai udah ya, nanti riasan mama luntur loh"

Arni terkekeh, mendorong tubuh ku main-main lalu mengusap air matanya."Makasih banget kamu mau ngertiin mama. Mama sayang banget.... sama Ari"

Arni memelukku erat dan mencium pipi ku sekilas. Otomatis wajahku bersemu, aku memalingkan wajah lalu Arni tertawa menggoda"Baru di cium doank loh, sama mama lagi"katanya menggodaku sambil menoel-noel pipiku.

"Udah donk mah.."aku menghentakkan kaki, ceritanya aku ngambek nih ya kan.

Mahen mencuri pandang dari kaca spion atas ke arah kami. Pria yang umurnya sudah tidak muda lagi, namun sialnya masih tampan itu tersenyum manis hingga membentuk lubang cacat di kedua pipinya.

ASTOGEHNAGEH

INI PAPA ARLITA YANG TERKENAL DINGIN BUKAN SIH???

"Manis banget gilakk"gumamku tanpa sadar. Aku tidak pernah menyangka dibalik minimnya ekspresi Mahen bisa menghasilkan suatu maha karya tuhan apabila berbuat baik.

"Ari kalo mulutnya gak di tutup ntar masuk angin loh"tegur mama memperhatikanku heran.

Aku kegalapan, menetralkan ekspresi tak senonohku saat mengagumi ketampanan orang tua Arlita.

Haruskah sekarang aku menyebutnya papaku juga?

Mama dan papa bergantian berjabat tangan dengan orang tua Jassen. Sama seperti kami, mereka juga mengenakan pakaian tradisional. Namun ada perbedaan disini. Jika pakaian yukata pria panjang menutupi kaki, maka yukata wanita hanya sebatas paha.

Bahan pakaian wanitapun berbeda, yukata pria berbahan tebal sementara wanita berbahan tipis dan ngepas.

Selagi orang tua berbincang-bincang. Aku berjalan memisahkan diri mengagumi interior ruangan. Ada lampion merah dimana-mana, lilin merah, lidi merah di tiap tungku persembahan, dan guci-guci indah mulai dari besar sampai yang terkecil.

Tak sengaja aku melihat Jassen. Aku cukup terkejut melihat dia lebih awal keluar dari rumah sakit. Aku dengar ini dari omelan orang tuaku. Jassen terluka cukup parah. Bohong bila aku bilang tidak senang, karna aku sangat luar biasa gembira sejak tau dia masuk rs.

Awan mendung menutupi kepalaku. Bibirku mengatup. Kesal dengan fisik Jassen yang tahan. Ah, aku lupa. Jassen tidak akan dikatakan pangeran perang jika stamina lelaki itu lemah. Buat orang yang dekat sama kekerasan, tentunya perlakuan burukku ibarat ringannya sepatu di kedua kaki.

Merasa di tatap sedemikan rupa, Jassen menoleh ke belakang dari balik kursi roda. Lebam di wajahnya memudar meski kapas berbentuk kotak berbalut plaster masih setia menempeli pipinya.

Oh, lihatlah hidung yang patah itu!

Sangat cocok bersanding dengan balutan plaster.

Sangking lamanya melamun, tanpa ku sadari dia sudah ada dihadapanku, bersama kursi roda yang dia duduki.

Sudut bibirku terangkat membentuk seringai keji."Gimana rasanya? enak? masih sakit sok-sok keliaran. Ganggu tau liat lo"

Sesekali berkata pedas buat orang macam Jassen gak papalah.

Aku bersedekap dada mengangkat dagu tinggi. Rencananya aku ingin membuat Jassen rendah dengan posisi dia sekarang. Biar dia sadar kalau dia menyedihkan.

"Lo banyak berubah. Apa dengan menceburkan orang ke kolam bisa membuat orang berbeda dalam sekejab?"

Aku mengibaskan rambut dan membelakangi Jassen"Gak ngerti. Btw, ngomong sama lo buang-buang waktu"

Baru tiga langkah, rambut lurusku di tarik ke belakang. Jassen tersenyum remeh.

Bajingan ini

Aku tarik kembali rambut malangku. Demi tuhan, ini rambut baru aku smoothing loh.

Alhasil kami tarik-tarikan rambut. Aku berteriak sakit. Sialnya jarak ruang makan dan ruang tamu jauh. Kecil kemungkinan suaraku terdengar di rumah sebesar ini.

"Berhenti atau gue jebolin lo sekarang"

Deg

Mendadak aku berhenti. Nantangin nih? siapa takut!

"Oh ya?"kataku mendekat. Tangan Jassen masih menggenggam kuat rambutku. Aku mencengkram rahang putih itu kuat. Ya ampun kokoh banget. Tahan Tara, dia musuh, ingat!

Tanpa di duga Jassen menyingkap ujung yukata terusanku keatas. Tubuhku seketika membeku.

"Seputih yang gue duga"




T
B
C

Apkah yg akan Jassen lakukan?

jeng jeng jeng

authorpun tak tau.

HAPPY NEW 1,7K!
mksh buat kk Nayaaw_ yg berjasa promoin nih crita. moga critny ttp lnjut krn sya liat critny udh lma gk up.

dan mksh jg buat klean yg mau dukung. buat yg sider bantu3 lah gys. jng diam aj. klo klean mnta imbalan bom vote/follow jg boleh kok asal jng main sider2

sya harap dng ini tdk ad lgi sider2ran y say


sya harap dng ini tdk ad lgi sider2ran y say

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ARLITA NATUSHA RAWLES (ARI)


ARLITA NATUSHA RAWLES (ARI)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NAURA ANJANI RADIKA





WHAT THE HELL ANTAGONISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang