Terancam

15.9K 1.5K 27
                                    

Air mata lolos melewati pipiku. Ya tuhan, kenapa engkau suka sekali mempermainkan nyawaku ini?

"Hiks, huaaaaaa......."dalam posisi telungkup aku menangisi nasibku. Bagaimana kalau kelakuan burukku bikin mempercepat kematian?

Tidakkkk.... kehidupan indahku...

Apa harapan menjadi pengangguran kaya tidak akan pernah tercapai?
Kekayaan Arlita sangat banyak loh!
Bisa di bilang aset kekayaan Rawles 5 kali lipat di atas kekayaan mertua artis Nia Ramadhani.

Kepalaku timbul dari bantal. Menghapus air mata, aku bertekad dalam hati. Jassen dan Naura, aku tidak akan pernah memaafkan kalian biarpun kalian mencium kakiku dan menyembah memohon ampun!

Tok tok tok

Suara pintu di ketuk membuyarkan lamunanku. Terlebih dahulu aku mengelap air mata beserta aliran ingus.

"Siapa? selain bunda Desi gak boleh masuk ya"teriakku dengan suara serak.

Seorang wanita berkepala tiga menerobos masuk. Pintu di dorong agak kencang. Wanita itu------- ibu kandung Arlita memandangku kaget sekaligus tidak percaya.

"Bunda??"beo Arni dengan gaya bicara dramatis. Ibu Arlita terlihat syok berat. Tertohok mungkin. Beliau bahkan sampai menghela napas, terkekeh dan menggelengkan kepala kemudian berujar."Apa kami terlalu sibuk sampai posisiku tergantikan oleh pembantu? kamu sadar tidak dengan ucapanmu Arlita?"

Genggaman Arni mengerat hingga buku jarinya memutih mencengkram pintu. Aku menenggelamkan wajah pada bantal. Aku tidak sepenuhnya salah. Hitung-hitung supaya orang tua Arlita sadar jika kebahagiaan tidak bisa di peroleh hanya karna harta yang berlimpah ruah.

Dari balik pintu, aku melihat Nadrika tersenyum miring. Alisku terangkat, sejak kapan dia ada di sana?

"Hah....."Arni memijit kepala sebentar."Nadrika"panggilnya.

Kakak pria Arlita menampakkan diri dari balik kusen pintu."Ya ma?"

"Kamu...."

Deg

Apa-apaan ini?




















Kedatangan dadakan Arni awalnya untuk mengajakku menghadiri acara kekeluargan Arlando----- orang tua Jassen. Sekedar info, Ibunya Jassen berdarah thailand sementara kepala keluarga Arlando------- Maximus Arlando, lama menetap di thailand sejak jaman buyut beliau. Hari ini kalender jatuh pada tanggal 12 februari, menandakan hari raya imlek umat konghucu.

Jika kalian berpikir keluarga besar Arlando mengundang kami merayakan hari raya cina, maka jawabannya GOOD JOB, jawaban kalian tepat sekali!

Namun, mendengar ucapan ngawur ku tadi sepertinya membuat Arni cukup terguncang. Wanita itu lebih banyak diam selama perjalanan. Wajar sih, pasti Arni berpikir usaha kerja keras yang dia lakukan terasa sia-sia. Pengakuanku terhadap bunda Desi jadi tamparan telak buat batinnya.

"Ma"panggilku. Berhasil. Arni menoleh, matanya memandang sendu wajah putri bungsunya. Apa Arni baru habis menangis?

Aku merasa bersalah.

Aku raih tangan Arni lembut. Penuh kehati-hatian seakan tangan ini bisa rapuh saat disentuh.
"Mamah"panggilku rendah. Mata Arni berkaca-kaca, ingin menangis namun dia tahan. Aku tau, hari ini. Untuk pertama kalinya Arlita yang acuh yang hanya fokus mengejar cinta berprilaku lembut pada orang tuanya.

Tanganku terulur mengusap punggung Arni. Air mata yang Arni tahanpun mengalir turun. Dia terisak, ku raih tubuhnya membiarkan dia menumpahkan tangisannya di bahuku. Biarlah Yukata ini basah. Aku harap, dengan ini aku bisa membuka langkah lebih baik lagi.





T
B
C




Double up!
spesil imlek.

pnuh haru biru y.
yok tinggalin votemen. buat penggemar jassen mna suaranya......

WHAT THE HELL ANTAGONISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang