Aku menyusul langkah Jassen. Kedua kakiku jadi ikutan basah akibat bekas pijakan Jassen tadi.
Byur
Jassen berenang dengan gaya punggung. Dia menghadap ĺangit-langit arena kolam renang. Gerakannya lincah, meliuk-liuk seperti ikan.
Andai saja orang yang ku saksikan ini bukan Jassen, mungkin saja aku sudah memacarinya jauh-jauh hari. Soal gampang buat seorang Arlita mencari pasangan. Harta berlimpah, wajah cantik, tinggi dan punya tubuh bak gitar spanyol.
Sayangnya otakku belum sampai jauh ke sana. Mungkin aku sudah memiliki semuanya, tapi memanfaatkan itu semua, bukankah... aku tidak jauh beda dari Jassen?
Mana ada aku cuek🎵
Apalagi gak mikirin kamu🎵Panik menyerangku. Aku kelabakan merogoh kantung rok mencari handphone yang berbunyi nyaring.
Tertera nama 'mama' di layar. Gara-gara aku pulang kelamaan kayaknya, makanya di cariin."Halo?"
"Lo ngintip gue?"
Aku terdiam. Netraku beralih pada Jassen yang berdiri menjulang bersama tubuh setengah telanjangnya.
Nikmat tuhan manakah yang kau dustakan gusti
"Atau... lo mau gue ajak ena-ena?"Jassen menaik turunkan alisnya. Dia mengusap pipiku pelan lalu turun ke leher, selanjutnya turun ke dada.
PLAK
"Jangan macem-macem lo kunyuk. Gue lagi ngomong sama nyokap!"kataku ngegas menampar tangannya sebelum dia menyentuh area terlarang.
"Oh, lo lagi ngomong sama camer gue?"
Aku abaikan Jassen dan lanjut ngomong sama mama.
"Kamu dimana Ri? kok belum pulang-pulang? mama sama papa cemas nak"
"Iya ma, ini juga aku mau pulang. Kelupaan soalnya, aku ketiduran dikamar Tia"
"Syukur deh, mama...."
Aku tidak lagi mendengar suara hp, tiba-tiba Jassen menarik tengkukku, mencumbu kasar bibir tipisku.
"Enghh.. Jas, lo jangan keterlaluan hmmphh!!!"Jassen memiringkan kepalanya kala aku mendorong paksa tubuh basahnya. Sempat tanganku bergetar saat menyentuh dada berototnya namun, alaram berbahaya berdering di kepalaku.
Jassen menyudutkannku didinding tempat posisi kami duduk. Dia genggam kedua tanganku, menariknya keatas lalu mengukungnya.
"Jashhh.. please, udah. ingat Nauhmphh!!"
"Halo Ri?"
Langsung saja ku tendang jauh handphone dari tempatku kini. Posisiku kini sangat merugikan, Jassen memanggkuku, sehingga kedua kakiku tidak bisa menendang karna aku mengangkangi area kelamin pria yang menciumku ini.
Suara decakan menjadi bukti kegiatan panas kami. Dadaku sesak, saliva mengalir jorok di dagu kami. Mengulum, mengecap bahkan sesekali Jassen menggigiti bibirku sampai aku mengerang sakit.
Mata hitam Jassen memandangku nafsu. Baik aku ataupun dia tidak ada yang memejamkan mata menghayati cumbuan nafsu sepihak ini.
"Jas..."
Mataku melotot merasakan sesuatu membesar di pangkal pahaku.
Glek
Mampus
Aku mencoba tenang dan diam supaya gerakan menggeliatku tidak membentur benda jahat itu.
"Lo dah bikin batang gue naik. Sekarang, dia minta dipuasin, gimana kalo lo bantu gue sekalian buat junior gue lahir?"
"Jangan ngadi-ngadi Jas, mau lo kemanain Nau---"
"Gue udah putus"
"APA?!"
T
B
Cjas ujan braksi. yg kangen sma chap sma jas ujan yok jng lpa bgi votemen yh guys.
trimakasih udh meluangkan wktu membaca & mendukung sy. sy sngt terhura sma klean. see you!
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT THE HELL ANTAGONIST
Teen FictionSuatu hari, kesialan terjadi secara beruntun menimpa gadis malang. Hampa, pasrah dan tak sanggup menerima kenyataan. Esteria anggrainy, biasa dipanggil Tara harus menanggung malu menjalani hidup akibat ulah tangan tidak bertanggung jawab. Hingga ak...