Rayna berjalan agak lebih cepat setelah melewati jendela kelasnya, kemudian mencari keberadaan Jeffrey. Tak butuh waktu lama, Rayna sudah menemukan pria itu di ujung koridor sekolah.
"Kak ...."
Rayna segera menangkup wajah Jeffrey yang mulai memucat, mulutnya terus membuka, berusaha menangkap oksigen yang menolak masuk. Rayna segera mengambil tabung kecil yang tadi ia simpan di kantung roknya.
Melihat benda itu, sontak saja Jeffrey langsung mengambilnya. Menuangkan beberapa butir ke tangannya, kemudian menegaknya tanpa peduli tidak ada air yang membantu. Rayna mengernyit heran, bagaimana bisa guru bahasa inggrisnya melakukan hal itu.
Namun, beberapa menit, nyeri di dada Jeffrey tak kunjung membaik. Tangannya pun kembali akan meraih tabung kecil dan mengambil beberapa butir lagi. Tak diduga, Rayna malah menarik tabung itu dan menjauhkannya dari Jeffrey.
"Nggak kayak gitu cara kerjanya, kak!" bentak Rayna. Bisa saja nanti Jeffrey yang overdosis. Rayna pernah membaca di internet, bahwa obat yang digunakan untuk angina unstable itu tidak bekerja saat penyakit itu kambuh.
Rayna malah melakukan elusan dan pijatan pelan di dada Jeffrey, berusaha mengurangi sakit suami sekaligus guru di sekolahnya itu. Hingga perlahan, sakit itu hilang, "Coba bernafas perlahan saja, jangan dipaksain. Masih sakit?"
Jeffrey menggeleng pelan, tatapannya nanar terfokus pada wajah cantik sang Istri. Rayna menyambar tubuh Jeffrey dengan pelukan, menyampaikan betapa leganya gadis itu. Jeffrey tau, meskipun Rayna pernah begitu membencinya, namun rasa cinta itu pasti ada.
.
.
.
.
.
.
'Adek tunggu di kantin. Sekalian minum jus alpukat, ya. Jangan lama-lama, nanti aku pulang sama cowok lain.'Jeffrey menggeleng sambil tersenyum saat melihat balasan pesan Rayna tadi. Sehabis bel pulang berbunyi, Jeffrey masih ada sedikit pertemuan dengan kepala sekolah dan anak murid yang terlibat tawuran beberapa hari lalu.
"Jadi kemarin hari Sabtu, Pak Jeffrey ini yang melihat sendiri Haekal, Darren, Mahen, sama Iyosh tawuran dengan beberapa pemuda lainnya." Pak Joni selaku wakil kepala sekolah membuka pembicaraan duluan.
Beberapa orang tua yang sudah dipanggil kini menatap marah pada anak-anaknya, tentu saja mereka begitu malu dengan kelakuan anaknya yang seperti tidak pernah dididik. Anak yang susah-susah mereka sekolahkan di sekolah swasta terbaik di Jakarta ini malah membuat onar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Her [New Season On Going]
SonstigesNew Season : "Kita ini keluarga, kita jalanin semuanya bareng-bareng. Jangan putus asa dulu." Perjalanan setiap keluarga tidak ada yang selalu lurus tanpa rintangan, besar ataupun kecil pasti ada. Yang dipertanyakan adalah, apakah mereka masih bisa...