New Season :
"Kita ini keluarga, kita jalanin semuanya bareng-bareng. Jangan putus asa dulu."
Perjalanan setiap keluarga tidak ada yang selalu lurus tanpa rintangan, besar ataupun kecil pasti ada. Yang dipertanyakan adalah, apakah mereka masih bisa...
Ketika kita sudah terbiasa tanpa orang yang telah lama hilang dari kehidupan kita, maka rasanya akan aneh saat tiba-tiba orang itu datang tanpa diundang ke dalam hidup yang sudah kembali membaik, semenjak kepergiannya. Pria itu, yang sudah lebih dari dua tahun menghilang dan dianggap sudah bahagia dengan kehidupannya sendiri, kini hadir.
Sayangnya, kesalahan bessar di masa lalunya belum bisa membuatnya kembali merajut kenangan bersama keluarganya. Chairil Tenandra Bramantyo, atau mungkin nama Bramantyo tidak lagi menjadi miliknya. Malam itu, satu tujuannya sudah menolaknya, meskipun tidak kasar, tapi tetap saja ayahnya sudah tidak ingin melihatnya.
Chairil memutuskan menghubungi seseorang, gadis yang sesungguhnya masih ia sayangi bahkan sampai detik ini. Dirinya sudah tau, bahwa setiap hal yang ia lakukan selama ini adalah salah. Kesalahan besar yang tidak akan mungkin mendapatkan pengampunan, kepercayaan yang sudah berubah, juga sulit membuatnya kembali.
"Halo?"
"Dari suaramu ... kamu baik-baik saja."
"S-siapa?"
"Dek, mas minta maaf. Mas tau selama ini pilihan mas salah, tapi mas mohon ... bantu mas kembali ...."
"Mas Chairil ...?"
"Iya ... ini mas! Kamu dimana, dek? Mas nggak lihat kamu di rumah tadi."
Dari seberang sana, Chairil mendengar suara helaan nafas, "Jujur ... aku ingin sekali membenci mas. Aku terpaksa menikah di umurku sekarang, karena kesalahan mas! Karena Mas Chairil membuat ayah tidak lagi percaya sama anak-anaknya! Mas egois dan nggak lagi mikirin aku!"
"Dek ... maaf," ucap Chairil lirih, bersamaan dengan air mata yang perlahan membasahi pipinya.
"Sekarang ... kenapa mas harus telepon aku? Urus saja wanita yang telah buat mas ninggalin aku!"
.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
Sebuah panggilan telepon dari nomor tak dikenal berhasil membuat hati Rayna kembali hancur seperti beberapa tahun lalu. Kakaknya yang entah darimana, tiba-tiba menghubunginya dan terdnegar menyesal. Rayna tau, dari penyesalan yang disuarakan kakaknya, Chairil pasti masih menyayanginya.
"Mas Chairil, kakakmu?"
Rayna berbalik dalam sekejap, ketika mendengar suara berat dari belakangnya. Jeffrey pelakunya, menatap Rayna dengan begitu sendu. Tubuhnya belum kembali kuat seperti biasanya, bahkan pria itu belum mampu bergerak banyak di ranjang pasiennya. Penyakit itu, memang sudah menyerap segala tenaganya.