“Kamu nanti pulang sama saya aja,” ucap Jeffrey, sontak membuat Rayna yang masih meniup-niup lukanya itu mendongak menatap pria itu tidak percaya.
Beruntung saat ini di unit kesehatan kelas sedang tidak ada orang, jadi keduanya bebas membicarakan apa saja. “Bapak kenapa tiba-tiba?” tanya Rayna, dengan wajah yang bingung.
“Kamu calon istri saya, saya nggak mau kamu pulang sama cowok lain,” ujar Jeffrey kemudian.
“Maksud bapak, mas-mas taksi atau ojek online?”
Jeffrey terkekeh kecil, membuat Rayna malah lebih lekat memandangi pria itu, “Kenapa dia nggak keliatan kayak guru sih? Kayak masih muda banget.”
“Nggak usah, pak. Lagian juga nanti saya ada kerja kelompok, pasti lama––“
“Sama Chandra?” potong Jeffrey, menatap lekat gadis di sampingnya.
Rayna menghela nafasnya pelan, “Iya, terus mau bagaimana lagi? Kan yang milih saya sama Chandra Bu Ayini juga.”
“Yaudah, saya anter ke tempat kamu kerja kelompok.”
“Pak ... kalo––“
“Iya, saya tau. Nanti nggak bakal deket-deket kamu kok.”
.
.
.
.
.
.
“Ini, gue udah buat power point-nya, sekalian sama semua materinya juga udah. Tapi, gue nggak bisa lama-lama disini, lo tau kan tadi Karina pingsan, jadi gue––“
“Iya, tau. Udah sana, nanti gue yang edit power point-nya,” potong Rayna, sambil tersenyum terpaksa.
Rayna kemudian terdiam, senyumnya perlahan menghilang, sambil memandang punggung Chandra yang semakin lama semakin menjauh dari pandangannya. Ia dan Karina bersahabat, dan Karina juga tau soal Chandra dan dirinya.
Rayna menghela nafasnya lelah, kemudian memandang laptopnya yang hanya menampilkan power point yang tadi dibahas dengan Chandra. Cowok itu memang bertanggung jawab, tapi tetap saja seperti ada yang berteriak kesakitan di dalam hati Rayna.
Belum sampai lima belas menit ia membaca materi yang tadi diberikan Chandra, untuk mengoreksi kalau ada kesalahan yang perlu ia ganti, tiba-tiba sebuah minuman dingin seperti muncul di samping tangannya.
Rayna mendongak, melihat Jeffrey yang perlahan duduk di hadapannya, “Saya kira bapak sudah pulang.”
Jeffrey tersenyum manis, tidak masalah jika Rayna tidak peduli dengan kehadirannya, yang penting ia disini untuk gadis itu, “Saya cuman beli minuman sebentar, tiba-tiba lihat kamu sendirian.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Her [New Season On Going]
RandomNew Season : "Kita ini keluarga, kita jalanin semuanya bareng-bareng. Jangan putus asa dulu." Perjalanan setiap keluarga tidak ada yang selalu lurus tanpa rintangan, besar ataupun kecil pasti ada. Yang dipertanyakan adalah, apakah mereka masih bisa...