Pagi itu, bukanlah pagi yang seperti biasanya bagi Jeffrey. Sejak bangun dari tidurnya, rasanya sesak itu tengah membelenggu dadanya. Beberapa butir obat telah ia tenggak, tanpa sepengetahuan Rayna, karena gadis itu masih berada di kamar mandi.
Tubuhnya yang tengah duduk di lantai, dibiarkan bersandar di kasurnya. Tangannya sesekali memukuli dadanya yang terus menyesak, sulit baginya untuk menarik nafas, karena ketika melakukannya malah semakin sakit.
"Ya Allah ... sakit banget ...."
"Kak," panggil Rayna, mengernyitkan dahinya. Bagaimana tidak, melihat Jeffrey duduk di lantai bukanlah hal yang biasa.
Jeffrey tersenyum manis sekali, menampilkan lesung pipitnya, "Nggak ... papa."
Rayna berlutut di hadapan Jeffrey, menyamakan tingginya dengan sang Suami. Rayna menelisik setiap inci wajah Jeffrey. Suaminya itu, bukanlah seorang aktor yang mampu berpura-pura, menutupi segalanya dengan senyuman sok manisnya itu.
Ini Rayna Bachtiar yang melihatnya, mana mungkin dirinya tidak menyadari wajah pucat dan bibir Jeffrey yang pecah-pecah, serta nafasnya yang terdengar dipaksakan. Jangan lupakan kernyitan yang tidak secepat itu dapat selalu Jeffrey sembunyikan.
"Sejak kapan kakak belajar menyembunyikan sakit kakak kayak gini?" Rayna menggunakan nada tegasnya, sambil tangannya menyentuh dahi Jeffrey, memeriksa suhu tubuh pria itu.
"Dek ...," lirih Jeffrey, kedua maniknya menatap dalam mata Rayna yang mulai menggenang air mata.
"Jangan ngajar, aku juga tidak akan sekolah," putus Rayna, namun saat itu juga tangannya dicekal oleh Jeffrey.
"Jangan ambil keputusan gegabah, kamu dibutuhkan di sekolah hari ini. Dek, kamu wakil ketua osis, dan ini acara besar." Suara Jeffrey masih terdengar begitu lirih.
"Dan kakak adalah penanggung jawab acara ini, bukankah tidak masalah jika aku juga tidak ada? Juna sangat kompeten dalam hal apapun," elak Rayna, tangan Jeffrey yang tadi mencekalnya kini malah ia genggam erat.
"Dek, masih banyak guru lain yang bisa gantiin ak––"
"Iya, dan masih banyak siswi atau siswa lain yang bisa menggantikan ketidakhadiranku. Kak, please ... penyakit kakak bukanlah mainan yang bisa ditinggalin gitu aja."
Jeffrey mengalihkan pandangannya, menyembunyikan raut wajah yang tak lagi bisa menahan sakit, "Dan aku ... nggak mau kamu kasihani kayak gini."
Rayna menggeleng ribut, "Aku nggak pernah sekalipun kasihani kakak, aku ini istrinya kakak, dan aku nggak akan pernah lupa lagi kewajibanku sebagai seorang istri."
Jeffrey mengagguk pelan, "Iya, tapi kamu juga nggak bisa ninggalin kewajibanmu sebagai seorang pelajar, aku sudah janji pada ayahmu soal itu."
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Her [New Season On Going]
RandomNew Season : "Kita ini keluarga, kita jalanin semuanya bareng-bareng. Jangan putus asa dulu." Perjalanan setiap keluarga tidak ada yang selalu lurus tanpa rintangan, besar ataupun kecil pasti ada. Yang dipertanyakan adalah, apakah mereka masih bisa...