Menjadi seorang ayah, sekaligus suami memang bukanlah hal yang mudah bagi setiap laki-laki. Namun, bukan berarti mereka tidak bisa menjadi keduanya dengan baik, tergantung bagaimana insan itu diciptakan sejak awal. Juga, didikan kedua orang tuanya, bagaimana menjadikan anak lelakinya agar mampu memimpin sebuah keluarga. Bukan hanya itu, tapi juga mampu membawa keluarganya menuju surga.
Itulah yang selama ini Jeffrey tanamkan dalam keluarganya. Sang ayah yang lebih dulu menjadi pendidik pertama untuknya, termasuk ketika Jeffrey dipilihkan untuk menjadi suami dari gadis yang masih terlampau belia. Bukan didikan keras yang Jeffrey berikan untuk Rayna, selama menjadi istrinya. Karena Jeffrey sendiri tau, semua orang butuh waktu untuk belajar.
Hari yang sudah meredup ini, malah disuguhkan pemandangan imutnya Nana yang tertidur di ranjang pesakitan sang ayah. Menyadari Nana sudah pulas dalam tidurnya, Rayna langsung memanggil Pak Hanif untuk membantunya mengangkat tubuh Nana sampai ke mobil. Sebelum itu, perlahan Rayna mengamankan tubuh Nana dari tangan Jeffrey yang habis retak. Barulah, Pak Hanif mengambil alih dan membawa serta Vano untuk pulang.
"No ... salim Buna dulu sini," ucap Rayna sembari merangkul Vano.
Anak yang berbeda beberapa menit saja dengan Nana itu langsung mencium tangan ibunya, tidak lupa juga keningnya. Vano berlari kecil ke ranjang pesakifan sang ayah, setelah selesai pamit dengan ibunya. Dengan perlahan Vano mencium punggung tangan Jeffrey yang tidak digips. Setelahnya, Vano menghilang di balik pintu bangsal, bersama Pak Hanif, juga Nana.
Dari sanalah, Jeffrey mulai meringis kala merasakan kebas pada tangan kanannya. Sepertinya karena mendekap tubuh anaknya terlalu erat tadi. Rayna menghampiri sambil menghela nafasnya sabar. Wanita itu memilih membantu Jeffrey mengganti posisi agar lebih nyaman. Rayna tau, pengorbanan Jeffrey selama ini tidak bisa diragukan lagi. Mungkin, jika ayah atau anaknya ada yang meminta nyawa akan diberikan begitu saja. Ibu Jeffrey sudah mengajarkan anak lelakinya dengan baik, juga sang ayah yang membesarkan Jeffrey menjadi laki-laki terhormat.
"Mau kupanggilkan dokter?" tanya Rayna, ketika jemarinya digenggam Jeffrey.
Jeffrey menggeleng, sambil memejamkan matanya. Sebagai pengalihan rasa sakit, Jeffrey merasakan hangatnya tangan sang istri. Sedangkan Rayna malah dibuat khawatir, ketika Jeffrey terus mengernyit menahan sakit. Wanita itu mengelus dahi hingga ujung kepala Jeffrey, memberikan ketenangan untuk lelakinya.
"Kak ... makasih udah ngorbanin segalanya buat kita, buat Nana, buat Vano, dan buat aku. Aku sendiri tau, sebelum ini kamu melalui hari yang begitu berat. Apalagi, ketika kamu harus kehilangan sosok ibu yang seharusnya bisa bimbing kamu sampai sebelum menikah. Terima kasih juga, mau bertahan buat keluarga kita, mau berjuang lagi sampai sejauh ini."
Pejaman Jeffrey membuka perlahan, maniknya menatap mesra untuk sang istri. Jeffrey tersenyum, "Tumben banget bikin kata-kata panjang, kayak aku mau kemana aja."
Rayna mengangkat tangannya tinggi, hendak menggeplak Jeffrey dengan tenaga penuh, "Kalo ngomong itu jangan lupa difilter!"
"Emang mau kemana?"
Rayna segera mengecup bibir Jeffrey agar lelaki itu berhenti memancingnya, "Bisa diem? Kamu masih punya tanggungan banyak, jangan mikirin soal pergi dari kami."
Laki-laki di hadapannya menciptakan lesung pipi ketika tersenyum, "Dulu kamu malu-malu, sekarang malah ngomelin mulu."
"Ngomel gini tuh, aku sayang sama kamu! Makanya jangan suka bikin orang jantungan."
"Yang ...," panggil Jeffrey dengan mesranya.
"Hm?"
"Jangan pernah kecewa sama aku, ya? Bukan cuman tentang bagaimana nanti aku bersikap, namun juga keputusan yang tidak sengaja telah ditakdirkan begitu buat aku. Tolong jangan kecewa sama aku, kalau akhirnya aku bilang aku udah nggak bisa. Jangan kecewa sama aku kalau nanti aku nyerah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Her [New Season On Going]
RandomNew Season : "Kita ini keluarga, kita jalanin semuanya bareng-bareng. Jangan putus asa dulu." Perjalanan setiap keluarga tidak ada yang selalu lurus tanpa rintangan, besar ataupun kecil pasti ada. Yang dipertanyakan adalah, apakah mereka masih bisa...