Pagi ini agak berbeda dengan pagi yang lain. Murid-murid yang biasanya sudah disajikan banyak materi dari guru, sekarang adanya malah keributan dan ricuh di kelas. Beberapa anak juga hanya memilih untuk tidur di meja, katanya malas untuk ikutan meramaikan khasanah kebebasan kelas.
Maklum saja, ini adalah minggu dimana semua kelas menyelesaikan penilaian akhir semester. Para guru juga sudah membebaskan murid-muridnya, yang belum bebas hanya anak-anak yang akan melaksanakan remedial atau menyelesaikan tugas-tugas yang belum terpenuhi.
Beda lagi dengan pengurus osis yang tengah sibuk mempersiapkan acara tahunan mereka, sekolah ini memang setiap tahun menggelar acara pentas seni, kompetisi antar sekolah, dan bazar yang diadakan oleh pengurus osisnya sendiri. Acara ini sekaligus untuk merayakan ulang tahun sekolah mereka.
"Ray, itu panggung siapa yang beresin ya? Yang lain masih pada sibuk banget ngurusin stand bazarnya." Arjuna Resaka, ketua osis itu menghampiri Rayna yang sibuk membicarakan sekolah mana saja yang sudah mendaftar kompetisi.
"Suruh aja anak kelas gue, itu si Chandra. Haekal aja kalau nggak, sama genk-nya, daripada berdosa di kantin," jawab Rayna, sambil tersenyum manis. Anak-anak genk Haekal memang paling berandal di sekolah, bahkan kadang Chandra yang anak unggulan berotak encer juga ikut gabung ke genk itu karena asik aja sama mereka.
Maksud berdosa di kantin juga bukan mabuk-mabukan di kantin atau melakukan hal tidak senonoh. Namun malah sekedar bercanda sambil mengucap kebun binatang dan antek-anteknya. Jangan sampai juga, mereka malah menulis nama guru di aplikasi santet online.
Arjuna pergi beberapa saat, dan kembali bersama gerombolan anak-anak itu. Arjuna memang nggak biasa dekat dengan anak-anak seperti mereka, bahkan bergaul dengan anak IPS mentoknya cuman sama Rayna, tapi karena wibawa dan tegasnya, mereka nurut aja sama Arjuna.
Rayna mengikuti Arjuna yang sudah mendekati bagian panggung. Tempat itu baru akan dipasang tiang-tiang penopangnya, maka Arjuna butuh bantuan anak-anak pemberani itu untuk memanjat sampai atas.
Dengan bantuan tangga, Haekal sudah berada di atas untuk memasang komponen terakhirnya, "Anjing buruan, panas bego!" ucapnya pada orang di bawah.
"Masya Allah ... kuping gue terkontaminasi bahasa Haekal." Rayna menutup telinganya sambil memasang ekspresi jijik.
Arjuna yang menangkap reaksi itu langsung terkekeh geli. Cewek yang belum genap setahun menjadi wakilnya ini memang selalu mampu membuat hatinya berdebar. Dikenal dengan kepintarannya, Arjuna sampai tidak pernah terlihat bersama cewek lain selain wakilnya ini.
"Ray, lo ya tadi yang usulin mereka. Buka dong kupingnya, biar makin jelas pas mereka sebut temen-temennya."
"Nanti gue ikutan ngomong gitu, lo-nya yang kabur takut kepanggil," balas Rayna.
"Eh? Apa gimana? Coba bilang sekali lagi?" Arjuna semakin terkekeh kali ini.
Keduanya terlalu asik berbincang sampai tidak menyadari ada seorang guru yang sedang memantau interaksi keduanya. Jeffrey masih diam dengan kedua tangan di kantongnya, memendam rasa marah saat melihat Rayna bisa bercanda dengan laki-laki lain.
Saat ini, Jeffrey tidak mau Rayna akan terkena masalah jika ia tiba-tiba membongkar rahasia keduanya soal pernikahan. Tapi, di dalam hati, Jeffrey tidak tahan hanya menatap dari depan ruang guru, melihat Rayna seakan lupa sudah berstatus sebagai seorang istri.
"Ray, minggir!" Haekal berteriak dari atas, panik kala tak sengaja menjatuhkan besi yang akan disusun untuk bagian panggung.
Rayna menoleh ke atas, karena suara Haekal tidak jelas. Namun, Arjuna segera menarik Rayna ke dalam pelukannya, hingga besi itu jatuhnya ke lapangan sekolah, bukan mengenai Rayna. Arjuna menggenggam erat tubuh Rayna yang masih ia lindungi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Her [New Season On Going]
RandomNew Season : "Kita ini keluarga, kita jalanin semuanya bareng-bareng. Jangan putus asa dulu." Perjalanan setiap keluarga tidak ada yang selalu lurus tanpa rintangan, besar ataupun kecil pasti ada. Yang dipertanyakan adalah, apakah mereka masih bisa...