Tidak ada yang pernah menduga akan sampai dimana kita mampu bertahan, sampai dimana kekuatan dalam diri ini mampu menghadapi dunia. Jeffrey juga tidak pernah menyangka jika pernikahannya dengan Rayna akan bertahan sejauh ini, sifat dingin Rayna dulu bahkan sudah pernah ia bayangkan bagaimana jika tiba-tiba Rayna menyerahkan surat perceraian ke pengadilan agama.
Pada kenyataannya, Jeffrey mampu mengubah sifat Rayna yang dingin menjadi hangat. Bahkan kini, hobi Rayna mungkin memandangi wajah Jeffrey yang belum bangun tidur. Sayangnya, hari ini berbeda, Rayna yang biasanya mendusel-dusel ke pelukan Jeffrey, pagi ini gadis itu sudah tidak ada.
Jeffrey yang baru bangun tidur celingukkan sana-sini, tidak menemukan keberadaan sang Istri. Kemudian, laki-laki itu memutuskan mengambil ponsel di nakas, melihat sudah pukul berapa sekarang. Kernyitan di dahinya semakin jelas, ketika menyadari masih terlalu pagi untuk Rayna bersiap pergi kuliah.
"Kak Jeffrey!"
Jeffrey menoleh ke arah kamar mandi, dimana teriakkan itu berasal. Ketika mendengar suara Rayna bernada panik, Jeffrey sontak meloncat dari kasur dan berlari menuju kamar mandi yang terletak di dalam kamar.
"Kenapa?" tanya Jeffrey, setelah berhasil membuka pintu kamar mandi yang rupanya tidak dikunci.
Di dalam sana, Rayna terlihat menangis sambil menggenggam sesuatu, "Ini gimana, kak?"
"Gimana apanya?" tanya Jeffrey mulai mendekat pada Rayna, gadis itu terlihat begitu panik dan ketakutan.
Rayna menggeleng ribut, "Takut, kak. Kalo aku dimarahin mama gimana, kak?"
"Emang kenapa, dek?" Jeffrey menyelipkan rambut Rayna ke telinganya.
Dengan tangan gemetar, Rayna menunjukkan sebuah benda persegi panjang kecil dari genggaman tangannya, "Nanti siapa yang mau tanggung jawab?"
Jeffrey menatap benda itu dan wajah Rayna bergantian, pertama dirinya sedang tidak percaya dengan hasil yang keluar dari benda yang disebut test pack itu, dan kedua wajah Rayna yang terlihat panik membuat suasana sedikit aneh. "Dek ...." Jeffrey melirih.
"Kak!" Rayna semakin mengeraskan tangisnya.
Jeffrey mendekap daksa istrinya erat, "Hei ... kamu kan sudah menikah, kenapa nangis? Kita udah mau punya anak berarti, sayang."
"Tapi kenapa rasanya kayak aku baru ngalamin married by accident," ucap Rayna masih terisak.
Jeffrey terkekeh pelan, "Nggak dong, kamu punya aku. Aku suami kamu, dek. Lagian wajar tau kita punya anak, udah dua tahun kita menikah, sayang."
Rayna membalas pelukan Jeffrey erat, "Kenapa tadi aku panik?"
Jeffrey malah tertawa, "Makasih, ya. Nanti kita periksa ke dokter."
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Her [New Season On Going]
RandomNew Season : "Kita ini keluarga, kita jalanin semuanya bareng-bareng. Jangan putus asa dulu." Perjalanan setiap keluarga tidak ada yang selalu lurus tanpa rintangan, besar ataupun kecil pasti ada. Yang dipertanyakan adalah, apakah mereka masih bisa...