27 || Selingkuh

22K 1.3K 253
                                    

Dengan pandangan kosong dan juga air mata yang tak henti-hentinya mengalir, Alin duduk sendirian dibalkon ruang rawat nya. pikirannya kacau, dadanya juga merasakan sesak setiap mengingat kembali kejadian didepan resepsionis tadi. Novan tidak mengejarnya, cowok itu pasti sekarang masih bersama dengan gadis yang Alin sendiri tidak tau siapa namanya.

"Lo sendirian disini?" pertanyaan tiba-tiba itu membuat Alin menolehkan kepalanya untuk melihat siapa yang datang.

"Bang David" gumam Alin.

"Iya, sorry banget nih gue jadi ngangguin lo" ucap David, berjalan ke balkon menghampiri Alin.

David duduk dilantai mengikuti Alin yang juga duduk dibawah, meski ada dua kursi dan satu meja bundar disana.

Alin menghapus air matanya dan menggelengkan kepalanya cepat, "enggak kok bang, Alin juga lagi gak ngapa-ngapain. cuma lagi duduk-duduk aja disini, sambil ngeliatin awan" ujar Alin mencoba menutupi rasa sedih nya karna Novan.

Alin dan David memang sama-sama tipe orang yang sangat gampang untuk akrab dengan orang lain, apalagi jika orang itu sefekruensi dengan mereka. jadi tidak butuh waktu yang lama bagi Alin dan David dekat. meski hanya dua kali bertemu, Alin dan david sudah sangat akrab seperti sahabat lama.

"Wajah kamu merah, abis nangis?" tanya David, meskipun dia sudah tau jawabannya.

Tadi David sempat melihat gadis itu menangis sambil memegangi dadanya.

"Enggak kok bang... " jawab Alin gugup.

"Jangan bohong sama gue, lo sendiri kan tau gue bukan tipe orang yang gampang dikibulin" ucap David, membuat Alin salah tingkah karna ketauan berbohong.

"Gapapa kok kalo mau nangis, nangis aja. gak bakal ada yang ngelarang lo ngelakuin apapun yang lo suka, asal jangan nyakitin diri sendiri aja" ucap David mengalihkan pandangannya ke atas langit yang hari ini sangat cerah.

Alin tak menjawab, gadis itu langsung menangis setelah mendengar perkataan David.
Alin menelungkupkan wajahnya disela-sela lututnya yang ditekuk.

"Hiks.....hiks......"

David tak mencegah ataupun menghibur Alin agar gadis itu berhenti menangis, cowok yang memakai jaket Army itu hanya diam sambil menatap langit dan sesekali melirik Alin yang terus menangis sesenggukan disamping nya.

"Keluarin semua yang bikin dada dan hati lo sesek, jangan dipendem. kalo dipendem justru akan lebih terasa sakit" ucap David, Alin yang mendengar nya semakin menangis menjadi-jadi.

Lirihan-lirihan kecil dari mulut Alin juga sesekali masuk ke pendengar David. sekarang tak perlu Alin beri tahu pun, David sudah tau alasan mengapa Alin sampai menangis.

"Novan ngapain lo?" tanya David saat tangis Alin sudah mereda.

Alin diam, sangat terkejut mendengar pertanyaan dari sahabat abang nya ini. kenapa David bisa bertanya seperti itu kepada nya, apa mungkin cowok ini sudah mengetahui hubungan nya dengan Novan.

"Novan siapa bang?" tanya Alin berpura-pura tidak mengenal Novan.

"Gue tau, lo kenal dia. Lo pasti kaget kan kenapa tiba-tiba gue nanya gitu?" David tersenyum kecil menatap Alin.

"Abang udah tau?"

"Iya, Novan yang cerita" Jawab David.

Alin mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti mendengar jawaban David.

"Terus kenapa lo nangis? dari tadi gue tanyain lo malah balik nanya mulu!" ujar David, Alin terkekeh pelan mendengarnya.

"Ah itu... "

RENOVAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang