34 || BTS

14.7K 1K 164
                                    

Izinkan Novan untuk merutuki kebodohannya sendiri yang sudah sok menyepelekan pelajaran fisika, Novan pikir fisika tidak akan terlalu sulit seperti yang dia dengar dari anak-anak IPA selama ini, dia pikir anak Ipa hanya melebih-lebihkan saja. dan sekarang Novan tau sendiri sesulit dan serumit apa itu pelajaran fisika setelah hampir setengah jam terjebak diantara Alin dan bu Dewi–guru pembimbing olimpiade Fisika yang sangat killer di SMA wismaraja.

Novan melirik Alin yang duduk disampingnya, gadis itu sangat fokus menghafalkan rumus-rumus fisika yang sudah diajarkan oleh bu Dewi, "kapan selesai nya?" bisik Novan pelan, agar bu Dewi yang duduk didepan meja mereka tidak bisa mendengarkan.

Alin berhenti menghafalkan rumus dan melirik Novan dengan satu alis terangkat seolah bertanya "apa?"

"Selesainya kapan?" Novan kembali bertanya dengan nada berbisik pelan.

"Oh.... nanti pas istirahat kedua" jawab Alin lalu kembali fokus menghafalkan rumus-rumus fisika.

"Mati ajalah lah! tiga jam lagi anj*r!" umpat Novan dalam hati.

"Novan cepat hafalkan rumus-rumus yang sudah ibu ajarkan! jangan ngelamun terus, kamu ini sudah sangat ketinggalan jauh dari materi Alin!" ujar bu Dewi menatap tajam Novan.

"Heem.... " balas Novan malas, lalu mengangkat buku paket miliknya tinggi-tinggi hingga menutupi seluruh wajahnya.

Bu Dewi yang melihat tingkah anak didiknya itu hanya bisa menghela nafas pasrah sambil geleng-geleng kepala, "Ada-ada saja" gumamnya.

Tanpa mereka bertiga sadari ada orang lain yang sedang mengintip dan menguping pembicaraan mereka dari balik pintu lab yang terkunci dari dalam.

"Wah anj*r bos kita sekarang udah insaf woy!! harus di kasih tumpeng nih si Alin! dia cewek satu-satunya yang udah berhasil nge rukyah si Bos yang berengsek jadi ahli bucin!!" teriak Samuel heboh, setelah mengintip Novan dan Alin yang berada didalam lab.

"Rukyah rukyah mata mu!! emang bos kita kesetanan apa?! Sampe perlu dirukyah segala!" sembur Zidan.

"Lah emang si Novan kesetanan!" balas Samuel sok serius.

"Heh! yang bener lo! jangan ngadi-ngadi!"

"Bener anj*r! Masak lo sendiri sebagai setannya kagak sadar!!" ujar Samuel lalu kemudian tertawa terbahak-bahak.

"Sumpah bukan temen gue!!" sebal Zidan lalu berjalan meninggalkan Samuel yang masih sibuk tertawa sendirian didepan pintu lab.

"Woy ogep!!! tungguin pangeran ganteng mu ini!!" teriak Samuel seraya berlari kencang mengejar Zidan yang sudah berjalan jauh meninggalkannya.

*****

"Capek!" keluh Novan seraya merenggangkan otot badannya.

Setelah menghabiskan waktu empat jam lebih di dalam lab untuk belajar persiapan olimpiade, akhirnya Novan dan Alin keluar setelah bu Dewi mengizinkan mereka untuk makan siang dikantin terlebih dahulu.

"Kenapa bisa capek? bukannya dari tadi kita cuma duduk-dudukan aja ya didalam?" tanya Alin menatap Novan bingung.

"Duduk sih duduk! tapi lo mikir gak otak gue udah ngebul gara-gara tuh guru ngasih rumus kagak kira-kira! dipikir otak gue otak professor apa? empat jam disuruh mikir mulu, pinter kagak stres iya!!" cerocos Novan dengan wajah datarnya.

RENOVAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang