"Novan bisa jelasin ma... "
"Maka dari itu jelaskan!!!" bentak Gisel.
"Ma... Gak disini, kita pulang. luka Novan perih" ucap Novan memohon.
Gisel berdecak kesal namun tak urung membantu memapah sang putra untuk keluar dari rumah sakit dan pulang.
Dilorong rumah sakit Novan dan gisel tak lepas dari perhatian orang-orang, semua menatap Novan dengan tatapan kasihan. luka lebam dimana-mana serta perban yang sudah berwarna merah karena kembali mengeluarkan darah.
"Loh Aden kenapa nyonya?" tanya Pak mamang kala Gisel dan Novan sudah sampai diparkiran.
"Kita pulang pak" kata Gisel dengan datar.
"Baik nyonya"
Tanpa bertanya lagi, pak mamang langsung bergerak cepat membukakan pintu mobil dan membantu Gisel mendudukkan Novan dikursi belakang dengan Gisel disamping nya.
Pria berusia lima puluh tahun itu menancap gas dan langsung keluar dari parkiran rumah sakit menuju kediaman bosnya.
Selama perjalanan tak satupun yang membuka suara, hanya ada suara rintik hujan yang mulai turun membasahi bumi. Baik Gisel maupun Novan sama-sama memandang kearah jendela mobil yang memperlihatkan pandangan pengendara mobil dan motor yang dibasahi oleh gemercik hujan.
Mobil mewah berwarna hitam itu sampai didepan gerbang utama rumah keluarga Septian, pak mamang membunyikan klakson agar satpam yang suka tidur itu bangun dan membukakan gerbang.
"Sebaiknya bapak turun saja, mungkin mang Ferri sedang tidur" kata Gisel karna tak ada tanda-tanda satpamnya akan muncul.
"Baik Nyonya" pak mamang terpaksa turun hingga gerimis membasahi sedikit bajunya, ia hanya bisa berjanji dalam hati untuk menjewer kuping Ferri karna tidur di jam kerja.
"Bawa dia masuk!!" titah Gisel pada pak mamang sebelum melenggang pergi memasuki rumah nya.
*****
Hardi pulang kerumah dengan amarah yang membeludak, setelah mendapat telfon dari istrinya yang memberitahu kelakuan buruk putra tunggal mereka. lagi, lagi, dan lagi putra semata wayang nya itu terus saja berulah, membuat darah dalam diri Hardi selalu mendidih jika mengingat nya.
Ia melempar tas kerja nya dengan kasar saat melihat istri dan anaknya sedang duduk disofa ruang tamu. Hardi semakin jengah dan kalap kala melihat Gisel sang istri yang tengah menunduk sambil menutup wajahnya dengan telapak tangan, sudah dapat dipastikan jika wanita kesayangan nya itu tengah menangis terlihat dari tubuhnya yang bergetar.
Plak.....
"Cih....MEMALUKAN!!!!"
Novan hanya diam dan sesekali meringis merasa perih diluka nya yang belum diobati, apalagi ditambah oleh tamparan keras dari tangan kekar sang ayah yang mendarat mulus dipipinya.
"Mau jadi apa kamu hah?!!!"
"Mau jadi bajingan kamu?! Selalu saja berulah, bikin nama keluarga malu!!!"
"Bodoh!!!! Kamu pikir gadis itu tidak punya cita-cita? Apa kamu tidak berpikir bagaimana masa depan gadis itu setelah kamu melecehkan nya?" lanjut Hardi masih dengan mata merah yang siap menghunus putranya.
"Aku tidak melecehkan nya pa, itu semua tidak sengaja" ucap Novan membantah tuduhan papanya, toh menurut nya kejadian itu memang bukan pemerkosaan kok. semua itu kesalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENOVAN (END)
RomanceRenovan Dafa Septian & Alina Syafa Damara Dua orang asing yang tiba-tiba terikat dalam sebuah pernikahan. Novan yang memiliki sifat dingin dan tak tersentuh, kadang merasa bahwa Alin adalah penghambatnya untuk menikmati masa-masa remajanya. sementar...