48 || Kebencian Alin

18.7K 1.2K 176
                                    

"Novan tunggu!!" panggil Alin untuk mencegah Novan yang baru saja akan keluar kelas bersama dengan teman-temannya, karena jam pulang sekolah sudah selesai.

Novan berhenti berjalan dan menyuruh teman-temannya yang lain untuk keluar lebih dulu, melihat itu Alin segera berlari menghampiri Novan.

"Apa" tanya Novan dingin, dia juga memberikan tatapan sinis pada Alin.

Meski nampak asing dengan tatapan Novan, Alin tidak ingin banyak bertanya. karena tujuannya menemui cowok itu hanya untuk meminta izin datang ke apartemennya mengambil semua sisa barang-barang miliknya yang masih berada disana.

"Nanti pulang sekolah gue mau mampir ke apartemen lo buat ngambil sisa barang-barang gue, masih boleh kan gue kesana?" tanya Alin, namun Novan justru tertawa sinis mendengar pertanyaan gadis itu.

Novan menyeringai menatap gadis didepannya, "Terserah! Lo mau bawa selingkuhan lo ke apartemen juga gue udah gak perduli" jawab Novan menohok.

"Lo ngomongin apaan sih? Gak jelas tau gak?!" balas Alin kesal.

"Sadar diri dong! Lo pikir gue gak tau apa yang lo lakuin setelah kabur dari ruangan bu Dewi tadi?!" Novan menjeda ucapannya seraya berdecih jijik mengingat kelakuan Alin dan David tadi pagi.

"Lo peluk-pelukan sama David, ditempat sepi! lo pikir gue gak tau sama apa yang lo dan David lakuin dibelakang gue?!"

"Cih! jijik banget gue sama lo berdua!!" desis Novan marah.

Alin menggeleng cepat, "lo salah paham! gue sama David gak seperti yang lo pikir"

Novan terkekeh sinis menanggapi ucapan Alin, "Bagus deh kalau enggak, setidaknya lo gak bakalan jadi beban buat sahabat gue!"

"Ambil semua barang-barang lo sebelum jam 20:00, dan secepatnya menjauh dari hidup gue!" pesan Novan sebelum melanjutkan langkahnya keluar kelas, meninggalkan Alin sendirian didalam ruangan yang sudah kosong itu.

Alin meremas ujung sweaternya kuat-kuat untuk menahan air matanya agar tidak jatuh, perasaannya saat ini benar-benar campur aduk antara marah, sedih dan juga kecewa pada suaminya.

"Gue gak boleh nangis, gue bukan orang cengeng lagi" gumam Alin dengan mata yang sudah berkaca-kaca menahan genangan air mata.

Namun percuma, Alin tidak sekuat itu. gadis itu meluruskan tubuhnya kelantai dan mulai menangis sejadi-jadinya, kata-kata yang diucapkan oleh Novan untuk dirinya benar-benar menampar perasaan dan juga relung hatinya.

"Gue bukan beban.... " lirihnya parau.

*****

"Widih!! Dari mana aja lo Van? Udah lama gak keliatan batang hidungnya!!" ujar bartender club malam yang biasa Novan kunjungi sebelum menikahi Alin.

"Yang biasa, dua botol" pesan Novan tidak ingin berbasa-basi.

"Wih tumben amat! biasanya 1 aja cukup. kenapa lo? baru putus sama cewek lo?" tanya Jeevan_salah satu bartender yang melayani Novan.

Jeevan memberikan kode pada bartender yang lain untuk mengambilkan minuman beralkohol pesanan Novan sebelum cowok itu mulai emosi karena pesanannya tidak kunjung datang.

"Brisik! Banyak bacot lo!" balas Novan dingin.

"Santay bro! Lo kenapa sih? Udah lama gak kesini, terus sekarang tiba-tiba dateng malah keliatan kayak orang lagi stres gini. kenapa lo, mau cewek? sini bilang sama gue, gue bawain deh yang paling mont*k!" ujar Jeevan sudah paham dengan kebiasaan Novan bila sudah datang kesini.

RENOVAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang