23 || Tuan Putri

16.9K 1.1K 246
                                    

Karena terik matahari yang sudah menyengat, Lila meminta bantuan Novan untuk mengantarkan nya kembali ke ruang rawat nya.

"Aku seneng banget deh bisa ketemu lagi sama singa" ujar Lila tersenyum lebar, menoleh ke belakang untuk melihat wajah Novan yang sedang mendorong kursi roda nya.

"Singa seneng juga gak?" tanya Lila.

Novan menganggukkan kepalanya, "Seneng, seneng banget" ucap Novan tersenyum.

"Kayak mimpi ya? sekali lagi kucing minta maaf ya udah pernah ninggalin singa"

"Kucing.... udah ya, jangan minta maaf terus. semua udah berlalu, kita harus sama-sama ngelupain semua kenangan buruk yang udah lewat" ujar Novan memberi pengertian.

"Tapi... "

"Gak ada tapi-tapian, kamu tau kan aku gak suka dibantah?" ujar Novan memotong ucapan Lila.

"Iya"

"Ruang rawat kamu nomor berapa?" tanya Novan.

"4154" jawabannya pelan.

Saat sudah sampai didepan pintu ruang rawat Lila, tiba-tiba handphone Novan berdering. Novan mengambilnya dari saku celananya, ternyata ada panggilan masuk dari Jefri.

"Tunggu sebentar ya cing, aku angkat telfon dulu" ujar Novan berjalan menjauhi Lila untuk mengangkat panggilan telfon dari Jefri.

"Halo"

"Kenapa Jef?"

"Kenapa-kenapa! buruan balik! gue mau nganterin Indi pulang nih, lama banget lu tinggal nyari makan doang" gerutu Jefri kesal, karena Novan tidak kunjung kembali setelah hampir satu jam cowok itu pergi. padahal tadi izinnya hanya hanya sebentar.

Novan diam merutuki kebodohannya yang telah melupakan istrinya sendiri.

"Iya sebentar lagi gue balik"

"Buruan ogep!!"

"Brisik!" ketus Novan, lalu mematikan sambungan telepon nya dan kembali menghampiri Lila.

"Siapa?" tanya Lila saat Novan sudah berada dibelakang nya untuk kembali mendorong kursi roda nya.

"Temen" sahut Novan, tentu saja bohong.

Lila hanya manggut-manggut mengerti. Novan mengangkat tubuh Lila dari kursi roda, lalu membaringkan nya diranjang.

"Aku harus balik sekarang cing, ada hal penting yang gak bisa aku tinggalin. maaf gak bisa jagain kamu disini, tapi aku janji akan kesini lagi" ujar Novan, mengelus kepala Lila pelan.

"Gak papa kok, aku ngerti. kamu pasti punya kesibukan lain yang lebih penting dari pada nemenin aku disini. pergi aja, aku gapapa kok sendirian. udah kebiasaan juga" ujar Lila dengan wajah sendu, membuat Novan tak tega meninggalkan gadis itu.

"Maaf, aku pamit" ucap Novan, mencium kening Lila sebentar dan keluar meninggalkan Lila sendirian di ruang rawat nya.

Lila memandang sedih kepergian Novan, matanya juga sudah berkaca-kaca berusaha keras untuk menahan desakan air matanya yang ingin menerobos keluar.

Lila masih ingat, Novan adalah sahabat satu-satunya yang dia punya sejak kecil. gadis itu memang memiliki sifat introvert hingga selalu menutup diri dari siapapun. dulu pertama mengenal Novan saja, Novan harus mati-matian mendekati gadis itu.

Jadi Lila tidak akan pernah meninggalkan Novan lagi, apapun keadaannya dia akan tetap mempertahankan Novan untuk terus bersamanya. bahkan Lila akan dengan suka rela melakukan apa saja untuk tetap ada disisi sahabat masa kecil nya itu.

RENOVAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang