59 || Kabar Buruk

10.9K 959 309
                                    

Disebuah taman luas rumah sakit yang tengah sepi dan hanya terdengar suara siulan burung-burung yang berterbangan di atas langit, seorang gadis yang masih berbalutkan seragam sekolahnya yang sudah sangat kotor itu melamun dengan pandangan kosong menatap deretan pot bunga mawar yang kini tengah bermekaran.

Dikhianati oleh dua orang yang sangat dia sayangi adalah sebuah mimpi buruk yang hari ini sudah menjadi kenyataan. mengukir luka yang cukup besar hingga pasti menimbulkan trauma tersendiri bagi dirinya.

"Papa, Mama, Alin capek...kapan kalian mau jemput Alin? Alin benar-benar udah gak kuat lagi untuk bertahan, Alin mau ikut kalian..." lirih Alin, memandang tingginya langit yang hari ini begitu cerah, sangat berbanding terbalik dengan perasaannya yang tengah melebur tak tentu arah.

Alina Syafa Damara, gadis yang sudah menjadi anak yatim-piatu sejak usia 8 tahun itu sebentar lagi akan segera berganti peran menjadi seorang ibu. namun sekarang ia malah sibuk memikirkan bagaimana cara untuk mengakhiri hubungan pernikahannya dengan sang suami yang baru saja berlangsung selama 4 bulan.

Tak ada cinta, dan tidak ada lagi yang namanya kepercayaan didalam hubungan mereka. keduanya seakan kembali kepada kehidupan masing-masing seperti saat sebelum mereka bersatu sebagai seorang pasangan suami istri. saling bertengkar lalu saling menyakiti hati satu sama lain tanpa sadar, setelah merasa muak dengan segala problematika tentang kehidupan pernikahan, keduanya malah memilih menyerah dan saling meninggalkan satu sama lain dengan hati yang masih sama-sama terlilit lekat akan luka.

Apakah memang begini realita kehidupan pernikahan yang selalu orang-orang sanjungkan? apakah begini wujud asli dari banyaknya perasaan pasangan muda yang dulunya berlomba-lomba mendaftarkan nama mereka dikantor KUA? ataukah semua keromantisan yang selalu diiri-irikan banyaknya manusia jomblo hanyalah sebuah bualan belaka? atau jangan-jangan semua couple gols yang pernah dia lihat hanyalah sebuah tabir kebohongan dari segala persembunyian tentang neraka luka suatu hubungan yang menyakitkan?.

Alin memejamkan matanya, membiarkan tetes demi tetes bulir-bulir bening air mata mengalir dari kelopaknya. mengapa hidupnya tidak pernah bahagia? mengapa penderita sangat bersahabat baik dengan dirinya? apakah tujuan tuhan mengirimkannya ke dunia ini hanya untuk menerima luka?.

Alin menertawakan dirinya sendiri, miris. bagaimana bisa dia menyalahkan Tuhan sementara ini semua bisa terjadi karena kelalaiannya. jika saja dulu dia menolak ajakan Dita untuk menonton balapan, maka dia tidak akan pernah terjebak dalam hubungan toxic seperti sekarang. juga seandainya dia tidak memberikan kepercayaan penuh kepada Novan dan Denia, mungkin dia tidak akan terlalu merasa hancur seperti ini.

"Bodoh! naif banget sih Lo jadi orang!!" ucap Alin merutuki kebodohannya, seraya memukul-mukul kepalanya sendiri berkali-kali.

Suasana hening disekitarnya seperti ikut merasakan bagaimana hatinya yang sedang hancur gadis itu sekarang. bagaimana tidak? burung-burung yang tadinya berterbangan diatas langit saja kini kompak hinggap disekeliling kursi besi yang sedang Alin duduki, seolah-olah mencoba memberikan Alin ketenangan yang justru malah membuat Alin semakin kalut akan emosinya sendiri yang semakin tidak terkendali.

"Gue benci Lo, Novan!!!!" teriak Alin kencang dengan nafas memburu dan air mata yang semakin deras membasahi pipinya.

Gadis itu menundukkan kepalanya, tangan mungilnya bergerak memeluk perutnya sendiri. mengapa anaknya harus memiliki ayah yang sangat berengsek seperti Novan, apa semua penderita yang sudah ia alami sejak kecil harus kembali terulang lagi kepada calon anaknya?. jika memang benar seperti itu, maka tuhan benar-benar tengah menghukumnya atas dosa yang sudah ia perbuat bersama Novan, hingga hadirnya sesosok manusia mungil yang kini tengah bersemayam nyaman dirahimnya.

RENOVAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang