031.Calon Papa Baru?

973 84 7
                                    

Di hari senin pagi yang cerah ini,hanenda mengawali harinya dengan wajah cemberut. Selain karena ini hari senin,harus upacara. Juga semalam dia yang cekcok sama elee perihal kemarin dia masih lirik-lirik zarina belum selesai dan sekarang elee gak mau ngomong sama dia. Padahal rencananya hanenda mau nembak dia hari ini.

"Kenapa kak?"tanya caiden saat kakaknya yang satu itu duduk di meja makan dengan wajah kusutnya.

"Biasa,berantem sama si elee." Jawab nadindra selaku teman sekamar kembarannya itu singkat.

"Kakak berangkat duluan." Ucap rajendra setelah menghabiskan sarapannya dengan terburu-buru,segera meraih tas sekolahnya.

"Tumben,masih pagi banget loh ini."komentar kembarannya renjata,iya serajin-rajinnya seorang rajendra biasanya dia juga berangkat 15 menit sebelum upacara di mulai.

"Mau jemput sahina dulu." Cengirnya

"Yeu bucin!"sewot nadindra,rajendra yang kesabarannya berlapis-lapis cuma senyum aja,sudah biasa.

.

Sekarang jam pulang sekolah,tanpa anak-anak narendra tau bunda rose pulang. Bahkan dia menjemput anak-anaknya.

"Sil tau gak,tadi pagi bang renjata uring-uringan cari charger udah ngamuk-ngamuk padahal ada di tas dia." Cerita hanenda

"Bacot han." Sahut si abang renjata,syla sih cuma senyum aja. Udah terbiasa dengan aduan hanenda yang selalu berujung dengan mereka berdua adu mulut,lebih parahnya sampe kejar-kejaran.

"Loh bunda?!" Pekik nadindra saat melihat ada seseorang yang berdiri gak jauh dari gerbang sekolah. Iya itu bunda mereka,rose cuma senyum sambil lambai-lambai tangan aja.

"Bunda nana kangen tau!" Nadindra emang kadang gak tau malu,langsung lari nyamperin rose terus meluk bundanya itu. Yang lainnya santai aja,walaupun sebenernya mereka juga kangen sama bunda.

"Gimana belajarnya? Seru?"tanya rose

"Enggak,sejak kapan belajar seru pusing yang ada."jawab hanenda

"Bunda kok pulang gak bilang-bilang sih?"tanya rajendra

"Sengaja,biar jadi kejutan."jawab rose,sementara para abangnya antusias si bungsu arkana muka nya kaya kesel banget. Bukan gak bahagia dengan kedatangan sang bunda,tapi gak suka sama cowok jangkung yang ada di mobil sang bunda.

"Bunda dia siapa sih?" Tanya arkana

"Oh ini,kenalin om chanyeol temen kerja bunda sama anaknya lucas. Mereka ikut katanya mau liburan di sini,kenalan dulu gih. Lucas lebih tua dari kak renjata ya yang sopan." Cerita bunda rose,sementara lucas cuma nyengir. Dia turun dari mobil,anak-anak narendra langsung melongo. Masalahnya ini cowok tiang banget,alias tinggi banget.

"Kenalin,lucas."sapa dia dan muali bersalaman sama anak-anaknya bunda rose.

"Pulang yuk,kita jalan-jalan sama lucas."ajak bunda rose yang langsung di iyakan anak-anaknya.

"Bun,ajak bang mark juga boleh?"tanya caiden,bunda rose langsung ngangguk.

"Jangan kebut-kebutan di jalannya kalian,awas. Bunda di belakang kalian." Ucap rose,anak-anaknya cuma ngangguk dan segera pergi ke motor masing-masing.

~~~~~

   Udah 3 hari lewat,bunda rose juga masih disini. Lucas juga belum pulang jadi hampir setiap hari dia maen sama anak-anak narendra,anaknya berisik banget satu spesies sama hanenda kalo kata caiden mah.

"Cas,bapak lo single parents juga? Ibu lo kemana?"tanya mark

"Ibu? Dia udah meninggal kecelakaan."jawab lucas,dia jawab kaya seolah gak ada beban.

"Bang,lo kok ngomong kaya enteng banget gitu sih? Gak sedih?"tanya hanenda,lucas cuma ketawa.

"Ya sedih sih,tapi juga buat apa percuma kan. Gak bakalan bikin ibu gue hidup lagi,yang ada malah nyiksa diri sendiri terus-terusan sedih. Gapapa lah,toh semua orang juga bakalan meninggal. Nanti juga ketemu lagi mungkin."jawab lucas,mereka semua langsung diem. Gak nyangka anak petakilan kaya lucas bisa sekuat itu hatinya.

"Bunda nyuruh pulang,ngajak makan malam bareng nanti. Lucas juga ajak katanya." Ucap jaemin

"Yaudah yuk pulang,duluan ya bang mark." Pamit arkana,mark cuma ngangguk-ngangguk aja.

"Hati-hati di jalannya."jawab mark.

.

.

   Sekarang mereka baru selesai makan malam di restoran hotel tempat bunda rose nginap,suasananya masih seru-seru aja karena ada lucas sama om chanyeol yang suka ngelawak walaupun tanpa papa jaehyun karena dia harus lembur katanya.
"Anak-anak,kalo bunda nikah lagi boleh gak?"tanya bunda rose hati-hati,anak-anaknya langsung pada diem. Udah tau pembicaraan ini ngarahnya kemana.

"Boleh,yang penting bunda bahagia." Jawab si sulung

"Bunda mau nikah sama om chanyeol,bunda udah mikirin ini sejak lama. Bunda hati-hati juga takut kalian tersinggung,tapi kayaknya respon kalian gak buruk. Kalian juga bisa akrab cepet sama lucas." Ucap bunda rose,anak-anaknya masih diem.

"Nanti kalian ikut bunda ya,papa kalian juga udah ngebolehin bunda bawa kalian. Nanti kita pindah ke aussie ke kampung halaman bunda,ada universitas kedokteran yang bagus buat ka rajendra,sekolah seni disana juga oke,kak renjata bisa sekolah disana. Bunda juga mau sekolahin caiden sama arkana di sekolah internasional disana. Buat kak nana sama kak hanenda ada-"

"Tapi kita belum bilang mau ikut bunda atau enggak!" Sela arkana,bunda rose langsung diem.

"Hanenda gak mau ikut bunda." Ucap hanenda

"Nana mau ikut bunda kok." Ucap nadindra pelan sembari tersenyum

"Na!" Seru hanenda tidak terima,ya meskipun mereka sering adu mulut tapi hanenda tidak bisa kalau jauh dari kembarannya ini,membayangkannya saja hanenda merasa tidak bisa. Sampai kapanpun hanenda tidak akan pernah mau,dan dia akan menentang keputusan bunda rose yang menurutnya sangat tiba-tiba ini.

"Kenapa? Udah cukup kita ngerepotin papa iya kan? Lagipula bunda pasti kasih yang terbaik buat kita."

"Tapi apa lo mau tinggal sama orang asing?"

"Itu cuma tentang waktu aja han,nanti juga om chanyeol bukan orang asing lagi buat kita!"

"Lo tau gak semudah itu,apalagi buat caiden sama arkana!"

"Lo jangan egois terus dong,belajar dari papa kemarin. Kita udah terlalu egois buat halangin kebahagiaan papah,jangan sampai bunda juga!"

"Udah cukup,jangan berantem disini. Diem." Sela rajendra,berusaha menenangkan kedua adiknya ini. Kentara sekali alis hanenda sedikit menukik,mengambarkan bahwa ia tengah marah sekarang.

"Kita belum tau dia orangnya kaya apa kan?!" Hanenda tidak mengindahkan perintah rajendra,membuat si kakak mengepalkan tangan.

"Gue bilang itu cuma masalah waktu aja hanenda!"

"Gue bilang diem ya diem!" Bentak rajendra,langsung membuat semua orang terdiam menatapnya. Kali ini untuk pertama kalinya rajendra semarah ini,caiden dan arkana bahkan sudah hampir menangis di kursi mereka.

"Buat kebahagiaan bunda ya? Bunda bahkan gak pernah mikirin kebahagiaan kita,egois ya na? Bunda sama papah lebih egois,udah capek gue gantiin peran mereka buat kalian." Ucap rajendra,segera bangun dari kursinya dan pergi begitu saja.

"Kak,rajendra!"panggil bunda rose

"Kakak aja bun,biar kakak yang ngomong sama rajendra." Ucap si sulung renjata,segera menyusul kembarannya itu.

"Kalian pulang aja ya,kita bahas masalah ini di rumah."ucap om chanyeol,hanenda hanya mendengus sembari menyambar jaketnya di kursi. Pergi tanpa mengatakan apapun.

Keluarga NarendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang