032.Kejutan

921 91 5
                                    

   Sepulangnya dari makan malam,rajendra masih diam di kamar. Tidak mengatakan apapun,tidak membiarkan siapapun masuk ke kamarnya selain renjata yang memang tinggal di kamar yang sama.
Dia bahkan mengabaikan telepon dari sahina,yang entah sudah berapa belas kali meneleponnya.

"Kak,nana boleh masuk ya?"panggil nadindra dari luar,tapi rajendra tidak bergeming bahkan sedikitpun dari duduknya. Akhirnya nadindra memutuskan untuk masuk,duduk di ranjang di samping sang kakak.

"Maaf,nana kesini cuma mau minta maaf. Maaf kalo selama ini kita gak ngertiin kakak,maaf kalo ngerepotin."ucap nadindra

"Udahlah,gapapa." Jawab rajendra singkat sembari menyandarkan punggungnya pada tembok,mengusap wajahnya pelan.

"Kak,papah sama bunda masuk ya."panggil papa jaehyun dari luar sembari membuka pintu. Rajendra hanya melirik orangtuanya sekilas lalu menatap lurus kedepan.

"Sini cerita sama papah,kenapa? Gak biasanya kaya gini." Ucap papah jaehyun pelan,mengusap pundak putranya itu. Rajendra masih bungkam.

"Bunda sama papah minta maaf kalo selama ini gak ngertiin kalian,maaf kalo kita buat kakak capek,maaf udah bebanin kakak tanggung jawab sebesar itu."

"Enggak,gapapa. Itu udah tugas kakak." Jawab rajendra cepat

"Tapi bisa gak kalian ngertiin kakak sama renjata? Kakak tau kok kalian sibuk kerja buat kita,kebutuhan kita ber enam gak sedikit belum lagi kadang suka minta ini itu. Tapi uang gak selamanya ngejamin kita bahagia pah."
Papah jaehyun masih diam,menunggu rajendra melanjutkan ucapannya.

"Kakak capek,semua yang udah kakak lakuin buat dapet perhatian kalian itu sia-sia. Kalian pikir kakak giat belajar selalu ikut lomba di sekolah itu karena suka? Enggak,kakak cuma mau sekali aja di perhatiin sama kalian.kalian datang ke perlombaan,liat anak kalian jadi juara. Kayaknya walaupun jadi juara tiga atau dua udah lebih dari cukup kalo ada papah sama bunda disana juga. Tapi apa,walaupun jadi juara 1 kalian gak punya waktu buat itu kan." Ucap rajendra sembari tersenyum,seolah dia baik-baik saja.

"Maaf,bunda minta maaf sayang."

"Kakak capek!" Rajendra mulai terisak menangis,bahkan kali ini pertama kalinya bagi papa jaehyun dan bunda rose melihat rajendra menangis semenjak mungkin dia masuk sekolah menengah pertama. Papah jaehyun dan bunda rose langsung memeluknya,membuat isakan rajendra semakin kencang.

"Ceritain semuanya sama papah sekarang,jangan di simpen sendirian. Kapanpun kamu punya masalah,kamu ngerasa capek harusnya cerita ke papah jangan di simpen sendirian." Ucap papah jaehyun,berusaha menenangkan putra sulungnya itu.

~~~~~

  Sudah lewat 3 minggu semenjak acara nangis-nangisnya rajendra,malam itu rajendra menceritakan semuanya. Semua tentang kesuliannya selama ini,jadi lihat dia sekarang. Dia amat sangat baik-baik saja,kelima saudaranya juga semenjak malam itu semakin perhatian pada rajendra.

"Kak,nih caiden beliin susu. Di minum ya."ucap caiden sembari menyimpan satu buah susu kotak di depan rajendra.

"Kak,nanti sepedahan yok!" Ajak nadindra

"Enggak ah jangan,mending sama gue aja jalan-jalan yuk!" Sewot renjata,rajendra yang lagi makan cuma natap sodara-sodaranya itu heran.

"Lo semua kenapa sih?"tanya rajendra

"Ya gapapa,kita cuma lebih sayang sama lo aja mulai sekarang."jawab renjata,membuat rajendra bergidik ngeri.

"Dih.."

"Besok-besok kalo kita mau jalan jangan di ajakin jangan." Sewot hanenda,rajendra cuma senyum.

"Papih mau kemana? Tumben ganteng banget." Tanya arkana,perhatian anak-anak narendra langsung terutu pada papah jaehyun. Yang di tatap cuma senyum-senyum.

"Rahasia."jawab papah jaehyun

"Mencurigakan nih,kalo udah kaya gini tuh mencurigakan banget." Ucap caiden

"Udah jangan mikirin papah kenapa sih,kalian sekolah aja yang bener ya." Ucap papah jaehyun

"Tapi janggal loh pah,papah gak biasanya kaya gini."

"Kenapa? Keliatan ganteng gitu? Dari dulu juga papah udah ganteng,kaliannya aja yang gak sadar."kekeh papah jaehyun sembari meraih gelas kopinya,membuat ke enam anak itu memasang wajah julid mereka.

"Udah ah,kita berangkat dulu ya pah."pamit renjata

"Hati-hati di jalan."jawab papah jaehyun,memperhatikan ke enam anaknya yang sedang heboh menuju teras depan. Papah jaehyun ngerasa waktu rasanya berjalan cepet banget,rasanya baru kemarin papah jaehyun gendong mereka,suapin mereka makan eh sekarang bahkan anak-anak itu udah tumbuh,bahkan sebentar lagi jadi dewasa.

.

  Sepulang sekolah,seorang hanenda di hebohkan dengan temuan enam amplop berwarna biru navy di meja kamarnya. Tepat di samping komputer kesayangan nadindra.

"Woy woy! Undangan siapa nih!" Heboh hanenda,membuat sodaranya yang lain langsung berhamburan masuk ke kamarnya.

"Mantan lo nikah na?"tanya renjata,nadindra hanya mengangkat bahu. Tidak ada keterangan nama di amplop itu,hanya ada tulisan the wedding.
Tanpa banyak omong,hanenda membagikan amplop itu pada masing-masing sodaranya.

"Paling temennya papah kali,atau dari om johnny."ucap caiden

"Ngaco lo,kan om johnny udah nikah bulan kemarin." Sahut hanenda

"Buka aja sih,bacot banget." Nyinyir arkana sembari membuka amplop tersebut. Dia langsung melotot pas baca undangannya,natap abangnya satu persatu.

"Kenapa-kenapa? Ini undangan dari si aruna?"tanya nadindra

"Hush sembarangan! Buka aja!" Sewot arkana,ke lima kakaknya cuma nurut. Mereka langsung heboh pas baca undangannya. Ternyata itu undangan dari orangtua mereka,iya di undangan itu tertulis nama jaehyun&rose yang tentu saja siapa lagi kalau bukan papah sama bunda mereka!

"Demi apa? Ini beneran?"tanya rajendra

"Iya lah bang,mau di tabok biar yakin ini bukan mimpi? Hanenda menyediakan jasa tabok gratis nih sini."

"Wey seneng banget woy!!" Heboh nadindra,lalu mereka ber enam berpelukan kaya teletabis sambil loncat-loncat saking senengnya.

Keluarga NarendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang