035.Hanenda Kecelakaan

320 42 3
                                    

"hanenda belum pulang? Bunda khawatir" Tanya bunda rose pada anak-anaknya,
Kelima anak-anaknya itu hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Bentar lagi kali bun,masih jam 8 ini belum terlalu malam. Lagipula dia udah gede,bunda gak perlu khawatir. Mending sekarang bunda istirahat." Cerocos nadindra,dia emang jadi lebih perhatian pada sang bunda. Bahkan sepertinya perhatian nadindra lebih dari papah jaehyun sendiri.

"Yaudah,suruh sodara kalian jangan pulang terlalu malam." Ucap bunda rose akhirnya,memilih pergi ke kamarnya.

   Saat mereka asik heboh sendiri main game,hp renjata berbunyi. Telepon dari nomor yang gak dia kenal,si sulung itu sempat mengomel dan mengeluarkan kata-kata mutiaranya karena telepon itu membuatnya kalah dari game.
Tapi kemarahannya reda setelah mendengar siapa yang menelepon,raut wajahnya berubah drastis.

"Kenapa kak?" Tanya caiden,renjata bengong sebentar mukanya kaya panik dan bingung sendiri.

"Nanti di ceritain,sekarang harus pergi urgent banget." Jawabnya segera berlari ke kamarnya,memakai jaket dan terburu-buru keluar.

"Gak biasanya,bang juna kenapa ya?" Tanya arkana seperginya si sulung

"Paling diputusin ceweknya." Celetuk caiden.

...

   Gak butuh waktu sampai satu jam buat renjata sampai di rumahsakit,tadi dia nerima telepon dari orang yang bilang kalau hanenda kecelakaan.
Hanenda juga ngomong buat gak bilang orang rumah takut mereka khawatir karena dia gak parah,dia cuma butuh wali buat urus administrasi rumah sakitnya.

"Lo tolol apa gimana? Gak parah lo bilang,tapi harus sampe rawat inap? Mau ngomong apa sama bunda?" Renjata ngatain sodaranya itu karena saking marahnya dia,gimana enggak bilangnya gak parah tapi nyatanya hanenda bahkan gak bisa bangun dari ranjangnya.

"Kan biar gak khawatir." Jawab hanenda

"Kita ini keluarga,khawatir satu sama lain itu wajar. Otak lo yang gak wajar sampe mikir kaya gitu,kalo gak ada yang nolongin dan lo mati dijalan perkara gak ngabarin kita cuma karena gak mau bikin khawatir gimana?"

"Iya maaf deh,tapi gue gak mati santuy aja." katanya,si sulung menghela nafas kasar saking kesalnya.

"Gue telepon papah mau gak mau,duit gue cuma pas buat bayar biaya ugd aja tadi." Ucap si sulung akhirnya.

"Pah,juna lagi di rumahsakit. Hanenda kecelakaan. Papah tenang aja dia masih hidup kok,udah pindah ke ruang rawat inap juga. Cuma gini,administrasinya belum beres duit juna gak cukup papah kesini deh urus sisanya si tolol juga gak bawa duit katanya." Renjata berbicara dengan teleponnya,setelah menutup teleponnya dia melirik hanenda.

"Lagian lo habis dari mana sampe kecelakaan gini?" Tanya renjata

"Jangan bilang-bilang bunda tapi ya,gue abis balapan." Jawab hanenda sambil nyengir,seolah tak bersalah.

Jangan tanya sejengkel apa renjata mendengar penuturan dari adiknya itu.

"Mau gue tambahin patahin tangan lo gak? Atau leher lo deh sekalian."

.

   Seperti dugaan renjata,sang ayah yang baru datang langsung heboh nanyain keadaan hanenda. Meskipun hanenda itu ngeselin buat semua orang tapi papah jae tetep khawatir.

"Coba bilang ke papah kamu kok bisa kecelakaan kenapa?" Tanya papah jaehyun,hanenda cuma menggaruk tengkuknya.

"Habis balapan dia pah,pecat aja jadi anak." Sahut renjata

"Sekarang papah harus bilang apa ke bunda kamu kalo kaya gini? Bukannya udah janji sama bunda gak bakal nakal lagi? Bunda lagi hamil loh, kalau bunda kenapa-napa karena kaget dengar kamu kecelakaan gimana? Mau papah usir dari rumah?"
Baru kali ini hanenda menunduk tak berani menatap sang papah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Keluarga NarendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang