Bab 1

389 19 12
                                    


Kyuhyun mengetuk-ketukan penanya ke atas meja. Telinganya terpasang earphone. Saat ini, Kyuhyun dengan mendengarkan rekaman wawancara salah satu jurnalis juniornya dengan seorang narasumber penting untuk berita investigasinya. Sebenarnya, Kyuhyun yang harus melakukan wawancara tersebut. Tapi saat itu dia tengah berada di luar kota untuk mengcover salah satu berita. Jadi, wawancara itu dialihkan pada sang junior.

Sesekali, Kyuhyun melirik pada sebuah kertas yang berisi deret pertanyaan yang sudah Kyuhyun siapkan sebelumnya. Jadi, pekerjaan juniornya jauh lebih mudah karena ia hanya perlu bertanya sesuai daftar pertanyaan tersebut. Sekarang Kyuhyun sedang melakukan pengecekan jawaban dari tiap pertanyaan tersebut.

Tapi baru mendengarkan sekitar sepuluh menit rekaman wawancara tersebut, Kyuhyun melepaskan earphone dengan ekspresi dingin. Sang junior yang tengah menunggu hanya bisa tertunduk.

"Dia merayumu," ucap Kyuhyun dingin. "Dan, sepertinya kamu begitu menyukainya. Ada banyak kata-kata yang tidak pantas untuk diucapkan, tapi kamu sepertinya tidak keberatan. Bahkan, kamu juga balik merayunya."

Sang junior memejamkan matanya. "Ti-tidak, Senior Cho. Sa-saya hanya..."

"Apakah aku perlu mengulang tiap ucapan itu?" ungkap Kyuhyun seraya menyandarkan punggungnya ke kursi. Matanya masih menyalak penuh amarah. "Kamu tahu, aku bahkan tidak ingin mengulang apa yang kudengar baru saja. Aku menghabiskan waktu sepuluh menit hanya untuk mendengar rayuan seorang narasumber yang sudah mempunyai istri dan anak. Lalu dengan bodohnya, kamu membiarkan narasumber itu melakukannya padamu."

"Tapi senior, bukankah saya harus menjaga professionalitas saya–"

"Jangan bersembunyi dibalik kata professionalitas, Nona Kim!"

Kyuhyun mendengus jengkel saat sang junior berusaha membela diri dengan mengatakan kalau dirinya hanya bersikap professional. Padahal yang dilakukannya itu tidak menunjukkan sikap professional apapun sebagai jurnalis. Gadis muda itu hanya tertunduk dengan wajah memerah.

"Kamu tahu, jika kamu ingin mencari suami kaya raya, menjadi jurnalis bukanlah cara yang tepat. Mau kudaftarkan pada layanan kencan buta? Itu akan jauh lebih baik dibandingkan kamu bersikap seperti ini di depan narasumber. Heck, entah dia yang memulai terlebih dahulu atau dirimu."

Gadis itu mengangkat kepalanya. "Senior Cho..."

"Aku tidak tahu apa yang harus ditulis dari rekaman murahan ini. Itu bahkan terdengar seperti sex-tape bagiku. Pikirkan baik-baik, Nona Kim. Memegang teguh pada integritas pekerjaanmu atau hanya menjadikan CB Network ini menjadi koneksimu mencari suami kaya raya."

Gadis yang dipanggil Nona Kim itu lalu bergegas keluar dari ruangan tersebut. Begitu gadis itu keluar dengan air mata sudah jatuh, ada banyak orang yang memperhatikannya. Tapi tidak ada satu dari mereka yang terlihat peduli.

Kyuhyun menghela nafas pendek lalu menghapus seluruh isi rekaman tersebut. Dia harus mencari narasumber baru untuk wawancara ini. Bahkan Kyuhyun akan memasukkan nama Bang Hyuk Shin ke dalam blacklist dari orang yang tidak akan pernah diwawancarainya.

"Kamu membuat satu lagi menangis."

Kyuhyun mengangkat kepalanya dan melihat Shim Changmin berdiri di depan ambang pintu ruangannya. Kyuhyun mendengus lalu kembali pada layar komputernya. Dia perlu narasumber baru, jadi tidak mempunyai waktu untuk menanggapi Shim Changmin.

"Jika dia melakukan pekerjaan dengan baik, itu merupakan tangis bahagia," ujar Kyuhyun dengan datar.

Changmin tersenyum tipis lalu berjalan masuk. Tak lupa, ia menutup pintu terlebih dahulu. Chief Editor CB Network tersebut duduk di satu kursi hadapan meja kerja Kyuhyun. Ia melihat ada banyak tumpukan draft berita.

The Great Deity - PART 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang