Bab 17

36 4 5
                                    

Il Ryong tengah menunggu laporan dari team Tangun perihal situasi terkini di area perbatasan DMZ028. Presiden Chun sudah diberitahu terkait situasi di perbatasan, namun beliau menyerahkan otoritas untuk mengambil keputusan pada Il Ryong karena sang presiden sedang membawa cucunya pergi ke rumah sakit terdekat. Atau itulah yang Il Ryong dengar dari staff kepresidenan.

Il Ryong bahkan belum bertemu dengan Lee Jinhyuk lagi sejak dia pergi menjemputnya. Tapi saat ini, Il Ryong tidak mempunyai waktu untuk mengkhawatirkan hal lainnya.

Il Ryong mengusap wajah lelahnya, karena sudah hampir setengah jam dia belum mendapatkan kabar apapun dari Team Tangun. Sementara di layar besar di control room belum menunjukkan perubahan apapun.

Il Ryong mendesah pelan lalu melirik ponselnya. Ada beberapa notifikasi pesan dari Baek Woo yang belum sempat ia baca. Sudah hampir dua jam sejak pesan itu datang. Mungkin dia bisa membacanya lalu memberi balasan.

Keningnya mengernyit saat membaca pesan dari Baek Woo yang mengatakan kalau Siwon dalam perjalanan menuju penthousenya. Dibanding membalas pesan, mungkin Il Ryong harus mendengar penjelasan langsung dari tunangannya.

Il Ryong melirik ke arah meja control room dan masih belum ada perkembangan apapun. Jadi, dia bisa mencuri waktu untuk menelepon Baek Woo.

"Oh? Aku pikir kamu sibuk."

Itu adalah ucapan Baek Woo yang pertama Il Ryong dengar saat sambungan terhubung.

Il Ryong menyandarkan punggungnya di kursi, berusaha merilekskan diri. "Maaf, pagi ini cukup hectic. Tapi apa maksudmu kalau dia sedang dalam perjalanan menuju apart?"

Ah, ternyata tentara militer tidak bisa melacak keberadaan Siwon dan rekan senatornya, Jung Yunho. Pasalnya, beberapa kamera CCTV di area publik tidak berfungsi setelah kejadian padamnya listrik kemarin malam. Selain itu, sepertinya mereka berdua memilih jalan kecil menjauhi jalan besar untuk menghindari tentara militer yang berpatroli.

"Ya, begitulah. Subuh tadi, aku membaca pesan darinya kalau dia akan pergi ke penthouse. Sepertinya Siwon mempunyai rencana atau paling tidak, dia mengetahui sesuatu hal lainnya soal The Deity Project. Dan saat aku mengirimimu pesan, Siwon bilang dia tengah bersiap untuk menuju ke sini."

"Tapi dia belum sampai?"

"Belum. Sepertinya dia berusaha mencari cara untuk menghindari jalan besar. Dan lagi, semua pengungsi sudah kembali pulang dari shelter, bukan? Mungkin Siwon hanya berusaha tidak menarik perhatian. Akan kukabari lagi jika dia sudah sampai."

Il Ryong bergumam lalu bangun dari kursi ketika ia mendengar suara alarm berbunyi. Seorang staff menghampirinya dengan ekspresi wajah penuh kekhawatiran. Il Ryong mengangguk kecil dan memberi tanda untuk menunggu sebentar.

"Woo, nanti aku telepon lagi, ya."

*****

Seungwoo melirik sekilas pada Senator Jung Yunho yang memberi tanda salut pada barisan tentara militer yang lewat dan memperhatikan mobilnya. Ah, lebih karena dirinya dan senator Jung Yunho yang duduk di sampingnya memakai seragam militer.

Entah bagaimana Seungwoo bisa menuruti ide gila (calon mantan) atasannya. Toh, dia bisa mengantarkan Pak Choi dan semua orang di rumah itu pergi ke tujuan mereka tanpa harus menganti pakaian. Namun, suami dari Senator Jung sedikit memaksa dengan mengatakan kalau pakaian Seungwoo dengan sedikit noda darah itu akan menarik perhatian.

Ah, Seungwoo bahkan tidak sadar kalau pakaiannya terkena sedikit darah dari Jinhyuk.

Seungwoo kemudian memutar kemudi saat melewati perempatan dan dia bisa melihat gedung apartment tinggi di mana hanya orang-orang tertentu yang bisa tinggal di gedung tersebut. Terlebih karena harga setiap unitnya yang menurut Seungwoo sangat gila. Orang tuanya saja tidak berpikir untuk bisa membeli satu unit di sana.

The Great Deity - PART 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang